Perjalanan hidup Tania yang menikah dengan seorang putra dari keluarga kaya raya karena sebagai penebusan rasa bersalah.
Bukan menjadi enak hidupnya semakin tersiksa dengan mertua nya yang tidak pernah menerimanya karena dirinya berasal dari keluarga miskin
Bagaimanakah kisah selanjutnya apakah Tania akan bertahan? Atau justru memilih menyerah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Huh akhirnya selesai juga" ucap Tania sambil duduk di kursi meja makan
Dirinya baru saja selesai menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah. Dan terakhir dirinya juga memasak untuk makan malam
Tap.. tap... tap...
Suara high heels Adelia berbunyi nyaring yang bersentuhan dengan lantai marmer di rumah mewah itu. Wanita paruh baya itu berkacak pinggang sambil mengamati seluruh hasil masakan Tania
"Makanan apaan ini!! Makanan sampah" ejek Adelia
"Pelayan" teriak Adelia
Beberapa orang pelayan datang mendekat ke arah wanita angkuh itu
"Buang semua makanan ini bisa bisa keluargaku keracunan makan makanan hasil masakan kamu" ucap Adelia ketus
Para pelayan tadi mematuhi perintah sang nyonya besar. Mereka mengambil makanan hasil masakan Tania dan membuangnya ke dalam sampah
Tania hanya diam melihat hasil kerja kerasnya di buang begitu saja. Sakit hati? Tentu saja jangan tanyakan itu lagi. Tania berharap dengan dia memasakkan makanan itu dia bisa sedikit mengambil hati mertuanya
"Masuk ke kamar kamu dan ganti pakaian kamu jangan terlihat mengenaskan di depan Reno saya gamau ya kalau Reno tau apa yang terjadi di rumah ini selama dia di kantor" ucap Adelia dengan nada tinggi
"Iya nyonya"
"Inget kalau ada Reno panggil saya mama" ucap Adelia dan melengos pergi begitu saja
Tania bersandar pada sandaran kursi. Wanita itu mendongakkan kepalanya. Jangan sampai air mata itu lolos lagi dari matanya
"Sabar Tania" gumamnya menyemangati dirinya sendiri
Tania masuk ke dalam kamarnya untuk mandi dan mengganti pakaian. Tak lupa dirinya memoles sedikit make up di wajahnya. Alat make up yang ia bawa dari rumahnya sendiri
Selama dirinya berada di rumah mewah itu belum ada satupun barang yang di berikan dari keluarga itu untuk dirinya. Jangankan mendapatkan itu semua di perlakukan dengan baik saja dia sudah sangat bersyukur
Tak berselang lama Reno datang dari kantor dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Pria itu meletakkan tas kerjanya di atas meja sambil memandang ke arah Tania yang sibuk di meja riasnya
Reno berjalan mendekati Tania dan memegang kedua pundak wanita cantik itu membuat Tania sedikit terkejut
"Astaga mas" ucap Tania yang terkejut tiba tiba suaminya sudah berada di belakangnya
"Mas Reno kapan dateng" tanya Tania
"Tania" panggil Reno lembut
"Kenapa? Lagi mikirin apa sampe gak tau kalau aku dateng" tanya Reno lembut
"Maaf mas" ucap Tania merasa tak enak hati dan berbalik badan menghadap Reno
Reno menarik kursi untuk duduk di depan Tania. Pria itu menggenggam kedua tangan istrinya erat
"Ada apa? Kamu ada masalah" tanya Reno
Tania hanya menggelengkan kepalanya. Bukankah dirinya tidak boleh mengatakan pada Reno jika tidak bisa bisa nyawa kedua orang tuanya akan terancam karena ucapannya
"Bener?" tanya Reno memastikan dan lagi lagi Tania hanya mengangguk
"Mm bentar aku siapin air hangat dulu" ucap Tania dan masuk ke dalam kamar mandi
Reno bersandar pada kursi itu sambil memijat pangkal hidungnya. Perusahaan mengalami beberapa masalah membuat dirinya harus di pusingkan untuk mencari solusi dari masalah masalah itu
"Mas" panggil Tania namun ternyata Reno telah tertidur sambil bersandar pada kursi
Tania akhirnya berinisiatif untuk memindahkan tubuh Reno agar pria itu merasa nyaman tidurnya. Meski sedikit kesusahan namun Tania benar benar berusaha karena tubuh Reno yang cukup berat di bandingkan dengan tubuhnya yang kecil
"Huh astaga berat banget" keluh Tania sambil menyelimuti tubuh Reno