Lupa ingatan?
Mana mungkin aku mau menerima jika ke dua orang tua ku menyuruh ku untuk menerima kekasih ku sendiri jadi adik angkat ku sekarang.
Baru kemarin diri nya melamar gadis yang akan menjadi adik angkat nya.
" Aku menolak, aku tidak mau jika dia menjadi adik ku" Tolak Wafa menahan kesal.
Halo semua nya, minta dukungan nya ya...biar semangat nulis nya. Thank you.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syari Ba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidur di kamar Wafa
" Liam,,,nurut sama Mami,,," Ucap Nisa.
" Tapi Mami, Liam rindu Papi...." Jawab Liam.
Wafa menutup laptop nya. Di bereskan nya berkas - berkas dan laptop milik nya.
" Baiklah ayo kita tidur sekarang" Ucap Wafa menggendong tubuh Liam.
Nisa berjalan mengikuti Wafa dan Liam dari belakang.
Liam turun dari gendong Wafa lalu Liam meletakkan laptop dan berkas berkas nya di meja samping ranjang.
" Berbaring lah, Mami selimuti" Ucap Nisa dan Liam pun menurut.
Setelah selesai menyelimuti tubuh Liam, Nisa pamit akan kembali ke kamar nya.
" Mami mau pergi ke mana?" Tanya Liam.
" Mami mau tidur di kamar Mami sendiri, Papi kan sudah ada di samping mu" Ucap Nisa.
" Nggak boleh pergi, Mami juga tidur di sini saja temenin Liam juga" Pinta Liam.
Rengekan Liam membuat Nisa tidak bisa menolak. Apalagi Wafa mengangguk kan kepala nya tidak mempermasalah kan nya.
" Tidur lah di sini dulu, nanti setelah Liam tidur, kamu bisa kembali ke kamar mu" Lirih Wafa agar Liam tidak mendengar nya.
Akhir nya Nisa ikut membaringkan tubuh nya di ranjang milik Wafa.
" Tidur lah sekarang,,,kami kan sudah ada di sini" Ucap Nisa tersenyum.
Tangan Nisa terus mengelus pelan dahi Liam, sampai anak itu tertidur. Tapi mata nya sendiri malah terasa berat karena mengantuk sekali. Mata Nisa ikut terpejam. Nisa ikut tertidur di samping Liam.
Liam menoleh ke arah Putra nya yang sudah tertidur. Begitupun dengan Nisa. Wafa tak berniat membangun kan Nisa. Bibir nya hanya menampakkan senyum sekilas lalu bangun dan duduk di atas ranjang dengan kaki ia selonjor kan.
Wafa melanjut kan pekerjaan nya kembali, yang dari tadi ada saja penunda nya.
Waktu terus berjalan. Jam terus berganti. Sampai pukul 4 Pagi, pekerjaan Wafa baru selesai.
Wafa mengetik kata terakhir di laptop nya lalu menutup laptop nya. Semua nya sudah beres. Semua nya pun juga sudah di bereskan. Wafa menoleh melihat ke arah dua orang di samping yang tertidur nyenyak dengan posisi berpelukan.
Wafa tersenyum melihat nya.
Tangan nya terulur menyingkir kan anak rambut yang menutupi wajah cantik Nisa.
Wafa ikut membaringkan tubuh nya, lalu tangan nya memeluk Nisa dengan Liam di tengah - tengah mereka.
tidak butuh waktu lama, Wafa sudah tertidur pulas karena saking ngantuk nya. Tentu saja capek seharian ini, tubuh nya tidak mendapat kan istirahat sedikit pun.
Pukul enam pagi, Nisa mengerjapkan mata, bangun dari tidur nya.
Dengan posisi menyamping, Nisa melihat dua orang yang masih terlelap.
Nisa merasakan berat di perut nya. Seperti ada sesuatu di sana. Ternyata tangan Wafa lah yang memeluk diri nya.
Dengan perlahan Nisa menyingkirkan tangan besar milik Wafa, agar Wafa tidak terbangun. Tapi Wafa tetap terbangun meskipun tadi baru tidur sebentar.
Wafa malah mengeratkan pelukan nya, membuat Nisa terkejut.
" Kak Wafa, kamu bangun?" Ucap Nisa melihat ke arah wajah Wafa dengan mata masih terpejam.
" Tidak aku masih berbaring" Jawab Wafa.
Wafa melepas kan pelukan nya lalu memindah kan Liam yang tadi nya di tengah agar berada di samping. Kini tidak ada penghalang antara Nisa dan diri nya.
Wafa lagi - lagi memeluk tubuh Nisa saat hendak bangun.
" Kak Wafa..." Rengek Nisa yang malah di peluk erat oleh Wafa. Bahkan wajah nya pun sampai tenggelam di dada bidang Wafa.
" Apa?" Ucap Wafa memejamkan mata nya kembali.
" lepasin Nisa Kak, aku mau bangun" Ucap Nisa.
" Nggak mau, aku mau nya kaya gini,,,salah siapa malah hilang ingatan,,,aku jadi terhalang tidak bisa memeluk mu tiap hari" Ucap Wafa. Yang di maksud Wafa karena Nisa hilang ingatan, maka nya diri nya jadi susah mau menikahi nya. Apalagi nanti kalau tidak berhasil mengembalikan ingatan Nisa. Yang ada diri nya sampai kapan pun tidak akan bisa memiliki Nisa.
" Maka nya, cepat lah Kak Wafa bantu kembalikan ingatan ku,,,Maka secepat nya aku akan menjadi milik kakak juga" Ucap Nisa.
Wafa tersenyum mendengar nya.
" Baiklah, nanti bersiap - siap lah,,,siang nanti aku akan mengajak mu pergi" Ucap Wafa dengan mata masih terpejam.
" Siang Kak?,,,tapi kayak nya nggak bisa" Ucap Nisa.
" Kenapa?" Tanya Wafa membuat nya langsung membuka mata.
" Soal nya kata Mama nanti akan ada guru privat yang mengajar ku" Jawab Nisa.
" Guru privat?"
" Iya" Jawab Nisa.
" Nanti aku yang akan bicara sama Mama" Ucap Wafa.
Nisa meminta untuk di lepaskan pelukan nya karena matahari sudah semakin ke atas. Akhirnya Wafa melepaskan pelukan nya juga. Meskipun tak rela mau melepaskan pelukan pada Nisa, tap Wafa tetap melepaskan nya. Takut tidak bisa memeluk gadis ini seperti tadi.
Turunlah Nisa dari ranjang Wafa. Nisa menggulung rambut nya, agar tidak terlalu berantakan karena baru bangun tidur. Sebelum keluar dari kamar Wafa, Nisa teringat jika ada gelas di balkon.
Nisa mengambil nya terlebih dahulu sebelum pergi.
Nisa berjalan masuk ke kamar setelah mengambil gelas. Nisa melihat meja di samping ranjang yang semalam untuk meletakkan berkas - berkas Wafa, kini berantakan.
Perasaan semalam rapi, apa semalam Kak Wafa melanjut kan pekerjaan nya setelah Liam tidur dan aku malah ikut ketiduran dan tidak kembali kamar ku sendiri semalam.
Nisa beralih memandang wajah Wafa, yang seperti nya kini benar - benar sudah terlelap tidur nya. Jadi seperti nya Wafa memang lembur kerja semalam.
Nisa melanjut kan berjalan keluar dari kamar Wafa menuju kamar nya di samping.
Di letak kan nya nampan berisi gelas di meja sebelah kamar. Nisa nanti akan membawa nya ke bawah setelah diri nya selesai membersihkan diri.
Di lantai bawah.....
Papa Arga dan Vani sudah duduk di ruang makan. Sedangkan Mama Zahra sedang mengambil sisa makanan yang belum tersaji semua di meja makan.
" Apa anak - anak di atas belum turun juga,,,?,apa mereka bertiga belum bangun ya?" Ucap Mama Zahra meletakkan makanan terakhir.
" Nggak tau Mah, dari tadi memang belum turun" Jawab Papa Arga.
" Biar Vani aja yang lihat ke atas" Ucap Vani pergi ke lantai atas.
Nisa sudah wangi dan cantik. Baru saja Nisa membuka gorden - gorden kamar.
Nisa keluar dari kamar nya untuk kembali ke kamar Wafa. Waktu sudah hampir menunjuk kan pukul tujuh,,pasti yang ada di lantai satu sudah menunggu mereka untuk sarapan.
" Kak,,,aku masuk ya" Ucap Nisa masuk ke dalam. Karena semalam Wafa sudah mengijinkan diri nya masuk saja ke kamar Wafa jika menginginkan nya, Jadi Nisa berani masuk.