Seorang wanita yang berjuang hidup sendiri. di tengah padat penduduk real estate. Dengan perut yang mulai mbuncit.
Semua itu berawal dari kecerobohannya. Dia harus di usir oleh kedua orang tuanya karena hamil.
Di usia yang masih muda Adinda Dermawan harus hidup serba susah. Mencari ayah dari anak yang ada dalam perutnya.
mau tau kisah selanjutnya..?
yukk.. ikuti kisahnya.
⚠️⚠️ Cerita ini mengandung keHALUan akud
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reva'$live, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekecewaan Reno pada Sahabatnya
Dinda mau kak. Dinda pingin banget makan itu tape." jawab Dinda Antusias
"Dinda.. jangan sayang nanti perutmu sakit lagi lo." ucap Sang mama memperingatkan.
"Nggak papa Ma. Dinda pingin makan ini." jawabnya
"Din.. " panggil sang papa
"Papaaa.. biarin ya pa. sekali ini aja." rengek Dinda
"Nggak usah Din. nanti perut mu bermasalah lagi loh." ucap Vita juga ikut mengingatkan.
Namun karena Dinda adalah anak yang manja. tak ada yang mampu melarangnya. Ahirnya Dinda pun mencicipi tape yang di bawa Vita.
Dinda begitu menikmarimya. sedangkan yang lain hanya menatap aneh. 'kenapa sekarang Dinda suka makan ya h asem asem? apa Dinda hamil yaa' batin Sang mama
Setelah habis Dinda segera ke dapur untuk mencuci tangannya. "Enak banget kak. besok bawain lagi yaa kak Vita." ujar Dinda
Sedangkan Vita hanya tersenyum dan melihat ke kedua orang Tua Dinda. Mana Dinda langsung memberi isyarat celengan kepala. begitu juga dengan sang papa.
"Dinda mau tidur dulu pa.. ma.. " pamitnya
lalu mencium pipi mama dan papanya. Dinda segera pergi ke kamarnya untuk merebahkan dirinya.
Dinda mengambil baju tidurnya dan segera berganti. Di depan Cermin Dinda baru menyadari jika gundukan dadanya sedikit lebih kencang dan membesar. lalu beralih ke pinggul dan perutnya.
"Kok.. perutku agak buncit yaa.. dan ini pantatku sedikit montok." Ucapnya lirih. Dinda pun mengelus elus perutnya. 'Kok aneh yaa.. padahal makanku biasa aja sihh.. dan bahkan sekarang lebih suka makan makanan yang asem daripada manis.' ucapnya pelan.
Setelah memakai pakaian tidurnya, Dinda segera keluar ke ruang yang biasa buat sang NGE GYM. disana sudah ada timbangan berat badan.
Dinda menyalakan lampunya dan dan segera mencari alat timbangan itu. Setelah ketemu Dinda langsung Berdiri di atasnya..
Aaaaaaa....... teriaknya. Dinda langsung terduduk di lantai. kaget berat badanya sekarang sudah memasuki 48 kg. padahal kemarin baru 42 tapi kenaikannya mbuat Dinda kaget.
Mama dan palanya segera pergi ke asal suara itu. di kamar Dinda tidak ada.
"Dinda.. kau kenapa sayang? " teriak sang mama
"Dinda di mana kamu? " teriak papanya.
Merekapun melihat ruangan GYM begitu terang.
Mama dan papa Dinda melihat di sana sudah ada Vita.
"Ada Vit? " tanya sang papa
"Ini om.. Dinda kaget melihat berat badanya." jawabnya
"Yaa ampun Dinda.. mama kira kenapa cuma nambah berat badan saja pakai teriak." protes sang mama
"Hitzz mama.. perut Dinda membuncit. dan tubuh Dinda mulai kelihatan berisi. Dinda nggak gendut" ucapnya
"Ya sudah.. besok kamu bisa nge gym sama mama di sini." bujuk sang mama
Dinda masih sesenggukan di lantai. "Sudah ayuk kembali ke kamar. dan segera istirahat." titah sang mama.
...°°°...
Di tempat yang beda
Di rumah sakit Rafel tengah menjenguk sang mama. karena sang kakak sedang ada tugas di kampus.
"Ma.. mama mau makan? " tanya Rafel
"Ti.. tidak nak. pa .. pa mu bagaimana? " tanya sang mana
"Papa sehat ma.. Mama tenang saja Kakak dan aku sering n jenguk papa kok." jawab Rafel
"Ke.. keluarga Mawan, bagaimana apa mereka tidak ada niat baik untuk membebaskan papa? " tanya sang mama
"Tidak ma.. kemarin kakak habis dari kantor om Mawan, tapi Om Mawan tidak akan mencabut tuntutannya ma. dan group om Mawan pun sepakat akan memberi pelajaran buat papa." jawabnya
"Dulu... papa mu dan Mawan itu begitu dekat. tapi sekarang..? " Ucapan Frustasi sang mama.
"Mama.. mama tenang saja. Rafel sudah membalas dendam untuk keluarga Om Mawan. mama nggak usah hawatir mam." hibur Rafel pada sang mama
" Balas Dendam? Balas Dendam apa? " tanya sang mama penasaran juga sedikit terkejut.
"Maaa.. Rafel udah hancurin putri om Mawan." jawabnya
"Anak om Mawan yang Dinda itu. sekolah satu sekolah sama kamu?" tanya sang mama. Rafel mengangguk bangga
"Mama tidak pernah ngajarin kamu untuk menjadi orang jahat nak. kenapa kamu lakukan itu pada gadis yang sangat baik itu.? " tanya sang mama tidak suka dengan laporan sang putra
"Karena mereka sudah membuat keluarga kita terpisah ma." jawabnya
"Apa kau Rafel.. siapa yang nolongi mama. dan membawa mama kesini. dia itu Dinda anak Mawan." jawabnya kecewa
"Mama.. " ucap Rafel
"Keterlaluan kamu Fel. kamu memperalat aku untuk membalas dendam. untuk kehancuran wanita yang sangat aku cintai. kamu ituu..." ucap Reno yang tiba tiba sudah di belakang Rafel bersama Raka.
"Ren.. sejak kapan kau ada di sini." tanya Rafel
"Aku dengar semua apa yang kamu ucap tadi. Fel.. kau keterlualan." teriak Reno. lalu menarik tangan Rafel keluar kamar.
"Nak Reno.. hentikan nak. maafin Rafel nak.." teriak Mama Rafel
"Tante.. tante tenang saja tidak akan terjadi sesuatu pada mereka." ucap Raka
"Nak Raka.. tolong bawa tante ke mereka nak." pintanya.
"Iya tante." jawabnya. lalu segera menghilang kursi rodanya.
Di luar.
Reno begitu marah pada Rafel.
Bughhh.... bughhh...
"Kau keterlaluan Fel. aku sngat menghargai persahabatan ini. tapi kamu ternyata punya rencana buruk pada keluarga wanita yang aku cintai.. bughhh" pukulan Reno kembali mengenai wajah Rafel.
Rafel sudah babak belur karena pukulan Emosi Reno.
" Hentikan nak Reno.. hentikan.. maafin Rafel nak." teriak sang mama.
"Tante.. anak tante sudah menghancurkan hidup wanita yang sangat saya cintai tan. tante bilang saya untuk menghentikan? " tanyanya
"Nakk.. tante tau kau pasti sangat kecewa. begitu juga dengan tante. tante juga kecewa nak." jawabnya
Aarrgghhhh... teriak Reno. lalu menatap wajah Rafel kembali. lalu segera pergi meninggalkan Rafel dan juga Raka yang masih mendorong kursi roda tante Nilam.
Bughhh... pukulan kembali Reno darat di perut Rafel.
Aduhh.. rintih Rafel.
"Mama juga kecewa sama kamu Fel. mana tidak ingin ketemu kamu. sebelum kamu membawa Dinda kesini dan menunjukkan kata minta maafmu pada Dinda." ancam nya. lalu segera kembali ke kamarnya sendiri.
Sedangkan Raka lebih memilih mengejar Reno sahabatnya.
...°°°...
Pagi begitu indah
Dinda sudah bangun dan sudah mandi. kini Dinda sudah berpakaian rapi untuk pergi kesekolah.
Di bawah sudah ada mama dan Vita. Seperti biasa Vita akan membantu Mama Dinda menyiapkan sarapan.
"Mamaaa... " panggil Dinda
"Pagii sayang.. sudah cantik banget kamu? " tanyanya
"Iya dong.. Dinda kan anak mama. sudah tentu cantik kayak mama" jawabnya
Dinda pun segera duduk di kursi dan segera meraih susu putih yang mana siapkan.
Sedangkan Vita, Vita kembali kedapur untuk mengambil bekal buat Dinda
"Hoo.." Merasa mual kembali Dinda segera lari kedapur. Dinda berusaha mengeluarkan isi perutnya namun tidak ada yang keluar. hanya cairan kuning yang amat pahit
"Sayang.. kau kenapa? " tanya sang mama panik.
"Nggak tau ma.. Dinda mual banget maa.." jawabnya.
Dinda kembali mual dan dinda melihat semuanya terasa gelap.
...Bersambung...
kok arsha ga ada crt nya lg sekolah