Jendral Perang

Masalah Herman

Viky dan Herman membawa mobil BMW S.24 pergi meninggalkan Showroom.

Lili yang melihat itu bernapas lega, dia takut pelayanan nya kurang baik dan menyingung pemegang Kartu Red Diamond.

Lili berbalik menatap Sari, wajahnya berubah sangat cepat, yang awala nya berseri-seri sekarang wajahnya memerah, dia sangat marah seperti dua orang yang berbeda.

Sari yang melihat itu, wajahnya langsung berubah putih pucat, ketakutan akan kemarahan Lili.

"Sari… Kamu cepat… cepat kemas barang-barang kamu… mulai hari ini kamu tidak usah datang lagi kesini" Teriak Lili yang sedang marah.

Semua orang yang berada di showroom terdiam, mereka baru pertama kali melihat manajer Lili yang begitu marah.

Lili melirik ke arah pria paruh baya dan pasangannya "Untuk kalian… berdoa lah supaya masalah ini tidak di perpanjang… jika di masa depan kalian bertemu kembali dengan Tuan Viky… segera lah minta maaf kepada dia… dan jangan sampai menyingung nya"

"Kejadian ini tidak boleh bocor keluar… jika sampai bocor kalian semua akan tau akibatnya" Ucap Lili kepada semua orang yang berada di showroom.

Lili meninggalkan Loby dan kembali keruangan nya suasana pun menjadi hening, tidak ada yang berani berkata apa pun.

Setelah Lili memasuki ruangannya.

Bruk…

Sari menjatuhkan tubuhnya ke lantai, isak tangis nya memecah keheningan, rasa menyesal yang sangat dalam menyelimutinya.

Alesa yang masih terdiam mematung, dia tidak percaya dengan apa yang terjadi, ini adalah pertama kalinya dia menjual mobil, dan bukan cuma 1 tapi 2 sekaligus, mobil yang dia jual adalah mobil termahal di sini, Untuk komisi dia, tidak kurang dari 400juta, karena harga mobil di bayar penuh 2 Miliar 200juta tanpa diskon. Bagi Alesa mendapat bonus sebesar itu mungkin bisa hidup tanpa bekerja selama 2-3 tahun.

……Kembali ke Herman dan Viky…

Di dalam mobil raut wajah Herman sangat rumit, dia bingung mobil ini mau di kemana kan dan mau di apakan, pasalnya kalau di bawa ke rumah pasti lah terjadi perang dunia.

Istrinya pasti tidak akan mempercayai penjelasannya, siapa juga yang akan percaya jika mobil dengan harga 2 Miliar lebih di berikan kepadanya secara cuma-cuma.

Herman menelpon Viky, setelah dia sadar dari keterkejutannya. dan hendak mengembalikan mobil itu, bagaimana pun di sadar akan posisinya. Mobil semewah dan semahal ini, jika itu… Herman masih lah yang dulu, dia tidak akan mampu membeli mobil ini.

"Viky… tetang mobil ini aku tidak bisa menerimanya" Ucap Herman setelah telpon tersambung.

Viky yang mendengar itu heran,

"Kenapa…?" Tanyanya.

"Kalau aku membawa mobil ini pulang ke rumah, pasti lah terjadi perang dunia dan aku bisa saja di usir dari rumah" nada Herman sangat lemas di telpon.

"Kalau kamu tidak mau… yah jual lagi saja mobilnya" dengan gampangnya Viky berkata.

"Kamu pikir menjual mobil semahal ini gampang…?" Kesal Herman dengan jawaban dari Viky.

"Kalau tidak bisa di jual yah pakai saja sama kamu… gampang… kan!" Ucap Viky yang tidak menghiraukan masalah Herman.

"Baiklah… tapi ingat saja… kamu tidak akan bisa lagi bertemu dengan Rere anakku…" Ancam Herman kepada Viky

"Kenapa bisa jadi seperti itu…? apa hubungannya mobil dengan Rere" Lemas Viky dengan ancaman dari Herman.

"Percuma aku menjelaskan panjang lebar kepada kamu… karena akhirnya kamu masih tidak akan mengerti" Herman semakin kesal kepada Viky.

"Ok… Ok…Ok… kamu bisa jelaskan kepada istri kamu bahwa mobil itu adalah mobil yang di kirim dari Octa Grup untuk Rere… Jika dia mau bekerja di Octa Grup, dia bisa memakai mobil tersebut, tapi jika tidak mobil itu bisa di kembalikan" Viky memberi solusi atas masalah Herman.

"Hemmm…… bisa saja sih… tapi jika Rere menolak bekerja di Octa Grup dan ingin mengembalikan mobil ini bagaimana…" Tanya Herman.

"Itu urusan nanti… kamu coba lah dulu saran ku" Viky mematikan telponnya.

"Apa hubungannya antara mobil ini, Rere, Octa Grup dan Viky" Gumam Herman yang bingung.

"Tapi biarlah… nanti aku bisa tanyakan kepada Rere atau Viky, yang terpenting sekarang adalah bagaimana caranya menjelaskan kepada istriku" Herman pun mengendarai mobil menuju kerumahnya.

Dengan sedikit enggan Herman pun… mau tidak mau harus mengikuti saran dari Viky, karena tidak ada jalan lain.

(Untuk mobil taksi Herman, sebelum pergi Viky memerintahkan Deky untuk mengirim anak buahnya mengambil mobil taksi dan mengantarkannya ke perusahaan taksi, dimana Herman bekerja).

Herman tiba di rumahnya, di dalam rumah Istrinya Novi sedang memasak di dapur, Herman memasuki rumah dengan perlahan-lahan seperti maling.

"Ayah… apa yang ayah lakukan…?" Rere yang melihat kelakuan Herman yang seperti itu, terlihat aneh kerena tidak seperti biasanya.

Herman sangat kaget karena dia tidak sadar bahwa Rere sedang berada di kursi tamu.

"Ssuuttt" Herman meletakan telunjuknya di bibirnya.

Herman duduk di kursi di samping Rere,

"Nak… Sebenarnya ada perjanjian apa antar kamu dan Viky…?" Tanya Herman dengan pelan kepada Rere.

"Tidak ada…" Rere heran kenapa Ayahnya bertanya seperti itu.

Kemudian Herman mengeluarkan kunci mobil dan menaruhnya di meja.

"Tadi Ayah di telpon oleh Viky… untuk mengambil mobil ini dan menyerahkannya kepada kamu" Herman berbohong sedikit demi kebaikan.

"Katanya… jika kamu mau bekerja di Octa Grup, kamu bisa menggunakan mobil ini untuk bekerja, tapi jika tidak… kamu harus mengembalikan mobil ini sendiri kepada Viku" Lanjut Herman menjelaskan.

Rere terdiam sesaat setelah mendengar ucapan dari Herman, Wajahnya memerah mengingat kejadian dia dengan Viky.

"Apa Ayah suka dengan mobil yang di berikan oleh Viky…? Tanya Rere.

"Suka… bahkan sangat suka…" Wajah Herman berubah berseri-seri.

"Kalau Ayah suka dengan mobilnya… Ayah bisa pergunakan mobil itu, untuk nanti aku berangkat bekerja bisa naik bus" Ucap Rere.

"Tapi Nak… apa kamu tahu mobil apa yang di berikan Viky untuk kamu…? Herman bukan tidak mau akan mobil itu tapi mobil tersebut adalah pemberian Viky untuk Rere.

"Terserahlah… mobil apa pun itu… jika Ayah suka ambillah untuk Ayah…" Rere meyakinkan kembali akan keputusannya.

"Bagaimana dengan ibumu" Lemas Herman ketika sudah mengungkit masalah Novi.

"Urusan ibu nanti aku yang menjelaskan semuanya kepada ibu" Ucap Rere.

"Yah kamu taukan bagaimana sifat ibu kamu itu… Jika ayah yang berbicara akan sangat sulit untuk dia mengerti… bahkan bisa marah kepada Ayah… jika dia marah seperti……" Herman mengentikan kata-katanya karena melihat Novi yang berjalan dari dapur.

"Seperi apa… kenapa kamu tidak melanjutkannya…" Bentak Novi dengan nada tinggi, terlihat wajahnya kesal dengan mata melotot ke arah Herman.

Herman dan Rere langsung terdiam………

...****************...

Terima kasih sudah membaca :

...✨Jendral Perang✨...

Jika ada Saran dan Kritikan silahkan tulis di

kolom komentar.

❗Dukung terus novel Jendral Perang dengan cara :

...Like👍...

...Komen💬...

...Vote🎟️...

...Hadiah🎁...

...Dan Klik Favorit ❤️ Biar Tidak Ketinggalan Update...

...Terima kasih🙏...

...R"Azk 🥇...