Dinda Khoirunisa adalah gadis sederhana dan hidup di Panti Asuhan. Keberuntungan berpihak padanya. Atasan ditempatnya bekerja mengangkatnya menjadi adik angkatnya. Hingga nasib mempertemukan Dinda dengan Kades setempat.
" Kalau gitu kamu juga bisa panggil saya Dimas saja ya... Biar lebih akrab... " ucap Dimas.
" Kalau saya manggil Anda dengan nama saja kayaknya kesannya kurang sopan... Saya panggil Mas Dimas saja gimana...? Oya kenapa Bapak... Maksud saya kenapa Mas malam-malam berhenti dipinggir jalan seperti ini...." ucap Dinda.
Akankah Dinda bisa membuat hati sang Kepala Desa menjadi hangat..?
Akankah cinta Sang Kades berlabuh kepada Dinda..?
Yuk simak kisahnya... Dan jangan lupa minta dukungannya ya... Terimakasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kisworowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
" Maaf ya Pak... Dinda akan mulai ngeriki leher Bapak... " ucap Dinda hati-hati.
" Iya Din... Silahkan..." ucap Pak Galuh pasrah.
Dinda sebenarnya merasa sangat canggung dimintai tolong atasannya untuk mengeriki atasannya. Tapi apa boleh buat Dinda akan mematuhi perintah atasannya. Dinda dengan pelan melakukan tugasnya. Sedangkan Pak Galuh membuka obrolannya.
" Maaf ya Din... Bolehkah saya bertanya tentang kepribadianmu...?" tanya Pak Galuh spontan.
" Maksud Bapak gimana...?" tanya Dinda balik.
" Maksudnya... Bolehkah saya bertanya agak pribadi tentang kamu Din...?" ucap Pak Galuh seraya menahan sakit.
" Boleh saja... Bapak ingin tanya apa tentang Dinda... ?" ucap Dinda ramah.
" Apakah kamu sudah punya kekasih Din..?" tanya Galuh to the point.
" Belum Pak... Karena Dinda belum kepikiran untuk kearah situ.. Dinda masih ingin membahagiakan anak-anak Panti dan Ibu... " ucap Dinda seraya membenarkan posisinya.
" Tapi maaf ya Pak... Kalau Bapak sendiri sudah berkeluarga...?" tanya Dinda penasaran.
" Saya ini masih single Din.. Belum berkeluarga.. Masih ingin meniti karier lagi..." ucap Galuh santai.
" Lalu Bapak sudah punya kekasih...?" tanya Dinda lagi.
" Itu juga belum punya Din... Masih pengen sendiri.. Menikmati masa muda...Hehehe..." ucap Galuh seraya tertawa.
" Owww... Saya pikir Pak Galuh ini sudah berkeluarga... Oya Pak.. Alhamdulilah ini sudah selesai... Sebentar Dinda urut pakai minyak di titik angin ya... Biar cepat enakan..." ucap Dinda ramah.
" Iya Din... Saya pasrah saja... Karena memang saya nggak enak badan pusing banget kepalanya..." ucap Galuh lemas.
" Maaf ya Pak... Saya akan mulai memijit di titik angin... Jadi bisakah Bapak membuka kancing bajunya sedikit paling enggak sampai dada... Biar tangan saya bisa masuk di punggung belakang Bapak maksud Dinda singkap kanan dan kiri Bapak gitu..." ucap Dinda hati-hati.
" Baiklah Din... Silahkan..." ucap Galuh yang sudah membuka kancing kemejanya sesuai perintah Dinda.
Dinda pun mulai memijitnya.
" Kamu kok tahu kalau bagian situ sakit Din... Dan kamu kok bisa pijat seperti itu... Apa kamu ikut kursus pijat..." tanya Pak Galuh.
" Dinda nggak ikut kursus apa-apa Pak.. Apalagi pijat... Dinda kalau masuk angin Ibu Panti selalu memijat Dinda seperti ini... Jadi Dinda bisa tahu Pak..." ucap Dinda jujur.
" Pijatan kamu terasa enak sekali Din... Pas dibagian yang sakit..." ucap Pak Galuh lagi.
" Bapak bisa saja... Sekarang sudah selesai Pak... Silahkan Bapak rapikan kemejanya dulu.. Dinda akan menaruh minyak dan koinnya di kotak obat..." ucap Dinda seraya berjalan ke arah kotak obat.
" Iya Din... Terimakasih..." ucap Pak Galuh seraya membenarkan kancing bajunya dan kembali duduk di meja kebesarannya.
" Pak Galuh kalau begitu, Dinda permisi kembali keruang kerja ..." ucap Dinda seraya tersenyum.
" Baiklah... Sekali lagi maaf dan terimakasih ya Din... Oya sebagai ucapan terimakasih dari saya.. Nanti makan bareng diluar ya Din... " ucap Pak Galuh tersenyum.
" Nggak usah Pak... Saya nggak enak dengan karyawan yang lain... Saya makan disini saja.." ucap Dinda nggak enak hati.
" Pokoknya kamu harus mau.. Nanti saya keruanganmu.. Kita keluar bareng... Oke..." ucap Galuh seraya menatap Dinda intens.
" Baik Pak... Terimakasih sebelumnya.. Saya permisi dulu... Mari Pak..." ucap Dinda menunduk.
" Sama-sama... Silahkan Din... Lanjutkan kerjaannya..." ucap Galuh tersenyum.
" Dinda... Dinda... Ternyata kamu wanita yang polos... Baik hati sederhana dan perhatian juga... Perfect ..." gumam Galuh seraya menatap kepergian Dinda.
Pak kades kalah ro dinda...
🤦🤦
🤔🤔🤔