Bella Cintia?" Gumam Eric. Dia seolah tidak asing dengan nama itu. Bahkan ketika menyebutnya namanya saja membuat hati Eric berdesir menghangat.
"Kenapa harus designer ini?" Tanya Eric.
"Karena hanya dia yang cocok untuk mode produk kita pak."
"Apalagi yang kau ketahui tentang designer ini?" Tanya Eric kembali.
"Dia adalah salah satu designer terkenal di dunia. Dia sering berpindah dari negara satu ke negara lain. Karena dia memiliki cabang butiknya hampir di setiap negara yang dia tinggali. Namanya Bell's Boutique. Tapi untuk rumah mode utama nya, dia hanya memilikinya di negara ini. Nama rumah mode itu adalah Bellaric."
Eric terkesiap kala manager produksi itu menyebutkan kata Bellaric.
"Bellaric?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LidyaMin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kita ini Apa?
"Lo suka sama Bella?" Tanya David penasaran.
Eric mengangkat kedua bahunya "Entahlah. Gue gak ada pikiran ke situ. Gue cuma mau damai aja sama Bella." Padahal di dalam hati ada sesuatu yang beda yang Eric rasakan setiap kali dekat dengan Bella.
"Kita ke kelas aja kuy." Ajak Eric yang sudah mendahului mereka.
Sudah jauh Eric melangkah, tapi mereka masih tetap di tempat tidak bergerak sedikitpun. Mereka memperhatikan Eric dari jauh. David menggelengkan kepalanya lalu mengusap dagunya.
"Gue yakin ada sesuatu di antara dia sama Bella."
"Perasaan gue juga gitu." Kata Ardi menyetujui perkataan David.
"Kita harus selidiki ini. Karena gue gak yakin kalau Eric mau cerita ke kita." Ujar Daniel menimpali.
Sampai di kelas Eric memberikan senyum manis pada Bella saat tatapan mata mereka saling bertemu. Eric duduk di bangkunya dan mengambil ponsel di saku celananya. Dia mengirim pesan pada Bella.
To : Singa Betina🦁
Nanti malam gue jemput lo
Bella melihat Eric sekilas lalu membalas pesannya.
To : Upil Anoa
Mau ngapain lo jemput gue? Gue malas kemana-mana.
Eric kembali melihat Bella lalu mengerucutkan bibirnya.
To : Singa Betina🦁
Gue gak mau tau. Lo siap-siap aja nanti malam gue jemput
Bella melirik Eric lagi dan menggembungkan pipinya.
To : Upil Anoa
Gak. Gue mager nanti malam.
Eric berdecih sebal dan Bella sempat melihatnya. Dia hanya tersenyum tipis menanggapinya.
To : Singa Betina🦁
Pokoknya gue tetap datang nanti malam.
Bella mencebik ke arah Eric. Tapi Eric malah tersenyum senang.
To: Upil Anoa
Dasar tukang paksa
Eric terkekeh membacanya lalu menyimpan ponselnya saat ketiga sahabatnya sudah masuk kelas.
***
Seperti yang di janjikan tadi, Eric datang ke rumah Bella dan sedang menunggu Bella di ruang tamu bersama mamahnya Bella.
"Tante, Eric minta ijin mau ajak Bella keluar boleh?" Tanya dengan sopan pada mamah Bella.
"Tentu saja boleh. Asal jangan terlalu malam. Tante percayakan Bella sama kamu ya." Ujar mamah Eric seraya tersenyum.
"Makasih tante."
Tidak lama Bella datang lalu duduk di sebelah mamahnya.
"Gue kan tadi sudah bilang kalau mager." Cebik Bella sambil cemberut.
"Sudah sana pergi saja. Kasian Eric sudah lama nunggu." Ujar mamah Bella.
"Males banget mah." Bella mengerucutkan bibirnya membuat Eric semakin gemas. Andai gak ada mamah Bella, mungkin bibir itu sudah Eric kecup.
"Eric sudah lama nunggu sayang. Nanti malah makin malam pulangnya kalau gak berangkat sekarang." Ucap mamah Bella sambil mengelus lembut rambut Bella.
"Tante kami pergi dulu." Pamit Eric pada mamah Bella.
Eric menarik tangan Bella lalu membawanya pergi. Dia membuka pintu mobil untuk Bella. Mamah Bella berdiri di depan pintu memperhatikan mereka sambil tersenyum.
.
.
.
"Kita mau kemana sih?" Tanya Bella yang penasaran dengan ajakan Eric malam ini.
Padahal dia lebih suka di rumah, bertapa di dalam kamarnya. Membaca buku sambil mendengarkan musik kesukaannya.
"Gue mau ajak lo nonton. Tapi kita ke toko buku bentar ada yang mau gue beli." Ujar Eric sambil tersenyum lebar.
Sejak keluar dari mobil sampai di dalam mall, Eric tidak pernah melepaskan genggaman tangannya dengan Bella. Jantung Bella tidak karuan. Dia tidak tahu persahabatan seperti apa yang sedang mereka jalani saat ini. Bella hendak melepaskan genggaman tangannya tapi selalu di tahan Eric.
"Nanti kamu hilang." Ujar Eric beralasan.
Eric dan Bella masuk ke salah satu toko buku. Eric mengajak Bella berkeliling untuk mencari buku yang dia cari. Akhirnya apa yang dia cari ketemu juga. Saat dia ingin membayarnya ke kasir, Eric tidak menemukan Bella di sampingnya. Eric mengedarkan matanya ke seluruh penjuru toko, hingga akhirnya dia menemukan Bella yang sedang berdiri di deretan novel. Eric menghampiri Bella.
"Kamu mau?" Bella menoleh ke samping kirinya. Ternyata sudah ada Eric yang berdiri sambil memegang buku.
Bella mengangguk tapi kemudian novel yang sudah di pegang tadi kembalikan ke tempat semula.
"Lain kali saja aku akan kembali ke sini untuk membelinya." Ucap Bella
"Kenapa harus lain kali. Mumpung kita di sini kenapa gak di beli." Ujar Eric pada Bella.
Bella menggelengkan kepalanya "Ada hal yang lain yang lebih penting dari novel ini yang harus gue beli." Kata Bella lalu berjalan mendahului Eric.
Tanpa mempedulikan apa yang Bella ucapkan tadi, Eric mengambil novel yang sempat di pegang Bella tadi dan membawanya ke kasir.
Selesai melakukan pembayaran, Eric menghampiri Bella yang sudah menunggunya di depan toko buku. Eric menggandeng tangan Bella lagi untuk melanjutkan rencana yang kedua. Yaitu nonton berdua.
Sampai di depan XXI Eric membeli 2 tiket film action romance. Kemudian membeli popcorn dan minuman. Sambil menunggu waktu untuk menonton film, Eric dan Bella memilih untuk duduk di tempat yang sudah di sediakan.
"Kenapa sih harus ngajak gue nonton segala?" Tanya Bella sambil memperhatikan wajah Eric yang mulus tanpa ada jerawat sedikitpun.
"Karena gue kangen sama lo." Ucap Eric santai dan memalingkan wajahnya pada Bella.
Bella menundukkan wajahnya. Dia yakin wajahnya pasti sedang memerah saat ini.
Lo bisa gak sih gak bikin gue terus baper kek gini. Kalau gini mah sahabat rasa pacarnya namanya. Batin Bella.
"Film sudah mulai. Kita masuk." Ujar Eric lalu membantu Bella membawa makanan dan merangkul Bella masuk ke dalam bioskop.
Hanya berkisar 30 menit, Eric dan Bella keluar dari bioskop. Eric menggandeng tangan Bella sampai keluar mall dan menuju parkiran.
"Kenapa gak selesai nontonnya?" Tanya Bella yang bingung tiba-tiba saja Eric mengajaknya keluar dari sana bahkan setengah dari film itu pun belum di tonton.
"Gue mau ajak lo ke tempat lain. Kalau masih nonton ntar kemalaman. Gue gak enak sama nyokap lo." Ucap Eric sambil melajukan mobilnya.
Bella kemudian mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Dia menikmati perjalanannya dari balik kaca mobil. Suasana malam begitu ramai. Lampu warna warni bisa di lihat di sepanjang jalan.
Mobil Eric berhenti di suatu tempat yang tidak Bella ketahui.
"Kita makan dulu." Ucap Eric lalu merangkul Bella.
"Ini dimana?" Tanya Bella.
"Segarra Ancol. Gue sama Daniel, David, dan Ardi sering nongkrong di sini sehabis latihan basket." Kata Eric.
Mata Bella terbelalak karena matanya di suguhkan tempat dengan pemandangan pantai. Walaupun rasanya dingin karena angin malam. Terlebih tempat duduk yang mereka ambil berhadapan langsung dengan laut. Suasananya sangat romantis sekali pikir Bella.
"Kamu suka?" Tanya Eric sambil menatap lembut Bella. Tangannya juga ikut merapikan rambut Bella yang telah tertiup angin.
"Suka banget." Ucap Bella dengan semangat.
Sesaat kemudian Bella menatap Eric dalam penuh arti. Dia berusaha untuk menetralkan jantungnya yang mulai berdebar.
"Gue boleh tanya sesuatu gak sama elo?" Tanya Bella dengan pelan.
"Tanya aja." Jawab Eric sambil merangkul pundak Bella.
"Kita ini apa?"