Queen Li tumbuh dalam kekacauan—dikejar rentenir, hidup dari perkelahian, dan dikenal sebagai gadis barbar yang tidak takut siapa pun. Tapi di balik keberaniannya, tersimpan rahasia masa kecil yang bisa menghancurkan segalanya.
Jason Shu, CEO dingin yang menyelesaikan masalah dengan kekerasan, diam-diam telah mengawasinya sejak lama. Ia satu-satunya yang tahu sisi rapuh Queen… dan lelaki yang paling ingin memilikinya.
Ketika rahasia itu terungkap, hidup Queen terancam.
Dan hanya Jason yang berdiri di sisinya—siap menghancurkan dunia demi gadis barbar tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Zoanna kembali ke rumahnya dengan kaki dan tangan bergetar. Ia hampir tak bisa memasukkan kunci ke lubang pintu—matanya masih merah, sembab karena menangis sejak berada di tangan Jason. Begitu pintu terbuka, rumah terasa lebih sunyi dari biasanya. Ia melangkah pelan dan jatuh terduduk di sofa, seolah seluruh tenaganya tersisa hanya untuk bernapas.
Dari dapur, Queen keluar sambil menyeruput mi instan. Aroma kuah panas memenuhi ruangan, kontras dengan hawa dingin yang menyelimuti tubuh Zoanna.
“Ternyata jarimu masih utuh. Aku kira sudah hilang,” sindir Queen tanpa menoleh, suaranya datar seperti sedang mengomentari cuaca.
Zoanna menatap putrinya dengan mata berkaca. “Anak durhaka… ibumu hampir mati, kau malah santai saja,” suaranya pecah, penuh getir.
Queen mengangkat bahu, duduk di kursi seberang, masih memegang mangkuk. “Lalu apa yang harus aku lakukan? Memohon dan berlutut di depan mereka?” Ia menatap ibunya tajam. “Aku tidak sebodoh itu, Ma.”
Zoanna mengusap wajahnya yang basah. “Aku mengira kau bisa menghubungi Kapten Yu… agar mereka ditangkap.”
Queen mendecak pelan. “Ma, kita yang berutang pada mereka. Polisi bisa apa? Mereka tidak melanggar undang-undang.”
“Mereka menculik kita, itu sudah salah!” suara Zoanna meninggi, meski tubuhnya gemetar.
“Tapi kita tidak dikurung sama sekali. Mereka datang karena bukti utangmu.” Queen menyandarkan tubuhnya, menatap ibunya lama. “Dan Ma, kau tidak lihat siapa Jason Shu itu? Orang berkuasa, kaya, dan jelas tidak bisa disentuh. Kamu pikir siapa yang berani?”
Zoanna menelan ludah, terasa pahit. “Mama harus melunasi utang itu dalam seminggu. Kalau tidak… sepuluh jariku akan diambil.”
Queen meniup mi panasnya seakan hal itu bukan ancaman serius. “Kita tidak punya uang sebanyak itu. Jadi… berikan saja jarimu.”
“Queen!” Zoanna memekik, nyaris terisak lagi. “Jacky… dia telah menipuku selama ini. Bermain wanita di luar sana. Menghabiskan uang yang Mama pinjam untuk dia. Kenapa dia begitu tega?”
Queen meletakkan mangkuknya, matanya menatap ibunya dengan campuran kesal dan kasihan yang tertahan. “Ma, sadar. Cermin dulu. Usianya baru berapa? Mana ada pria muda yang mau menghabiskan hidupnya dengan wanita yang bisa jadi ibunya. Jangan bermimpi. Bahkan Kapten Yu saja menolakmu ... masa Jacky bisa suka padamu?”
“Kau selalu bicara sembarangan!” Zoanna memukul lututnya frustrasi. “Cepat pikirkan cara supaya Mama bisa menceraikan dia.”
Queen menarik napas dalam. “Gugatan cerai. Dia sudah menipu uangmu. Serahkan semua bukti transfer ke rekeningnya. Itu bisa jadi dasar penipuan dan kita bisa menang.”
Zoanna menatap putrinya ragu-ragu. “Apa bisa? Dan uang kita… apa bisa kembali? Dia sudah pakai untuk wanita-wanita itu…”
“Kalau kasusnya dibawa ke pengadilan, walau dia tidak punya uang, dia tetap wajib bayar. Kalau tidak, dia masuk penjara.” Queen mencondongkan tubuh. “Dan uang itu bukan cuma dinikmati dia sendiri. Teman-temannya juga sama. Kita bisa libatkan mereka. Kalau mereka menolak…” Queen tersenyum tipis, hampir seperti ancaman. “Aku bisa menghadapinya.”
Zoanna terbelalak. “Queen… bagaimana kau tahu teman-temannya ikut pakai menikmati itu?”
Queen berdiri, mengambil ponselnya dari meja. “Tidak perlu banyak tanya. Kirim saja bukti transfer uangnya ke nomorku.”
Tiba-tiba ponsel Queen bergetar. Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal. Nada notifikasi yang singkat itu membuatnya spontan mengernyit. Ia mengambil ponsel dan membuka layar pesan.
“Besok aku akan datang menjemputmu.”
Queen memicingkan mata. "Menjemputku?
Ia mengetuk profil pengirim, dan begitu foto tampil, rasa dingin merayap dari tengkuknya.
Foto itu jelas.
Jason Shu.
Queen menghela napas panjang. “Kenapa dia menjemputku? Mau ke mana?” gumamnya, lebih seperti bicara pada diri sendiri.
Zoanna yang sejak tadi masih duduk di sofa mengusap matanya. “Queen… apakah kau sadar kalau Jason Shu itu pria penuh misteri?” ucapnya pelan, seolah membicarakan sesuatu yang ia sendiri takut untuk sebutkan. “Ada ucapannya… dan sampai sekarang Mama masih penasaran.”
Queen menatap ibunya. “Ucapan apa?”
Zoanna menggigit bibirnya, suaranya melemah. “Waktu Mama ditahan… dia bilang kalau tanpa dia, Mama pasti sudah dibunuh.”
Queen terdiam. Raut wajahnya berubah serius, tak ada lagi gurauan atau sikap ketus yang tadi ia lemparkan.
Perlahan ia menurunkan ponsel dan menatap ibunya tajam.
“Dia? Siapa yang dia maksudkan dengan dia?" tanyanya, rasa penasaran dan kewaspadaan mulai muncul.
"Tatapannya sangat menakutkan," ucap Zoanna.
"Apakah Mama menyinggung Jason Shu sebelumnya, kalau tidak kenapa dia ingin membunuhmu?" tanya Queen.
"Mama tidak kenal dengannya sama sekali, bagaimana menyinggungnya," jawab Zoanna.
"Dia muncul tiba-tiba, dan menjadi pertanyaan adalah kenapa surat utang bisa ada di tangannya? Padahal uang itu pinjam dengan orang lain?" gumam Queen.
hai teman teman .... ayo ramaikan karya ini dgn follow tiap hari dan juga like, komen dan jangan ketinggalan beri hadiah yaaaaaaa
sungguh, kalian gak bakalan menyesal, membaca karya ini.
bagus banget👍👍👍👍
top markotop pokoknya
hapus donh🤭🤭
kau jangan pernah meragukan dia, queen
👍👍👌 Jason lindungi terus Queen jangan biarkan orang2 jahat mengincar Queen
.
ayoooooo tambah up nya.
jangan bikin reader setiamu ini penasaran menunggu kelanjutan ceritanya
ayo thor, up yg banyak dan kalau bisa up nya pagi, siang, sore dan malam😅❤️❤️❤️❤️❤️❤️💪💪💪💪💪🙏🙏🙏🙏🙏
kereeeeennn.......💪
di tunggu update nya....💪