Ragil yang sedang menyamar menjadi seorang duda dan laki-laki yang buta harus dipertemukan dengan seorang gadis yang menyebalkan baginya dan hampir saja membuat gagal rencananya.
"Sekali lagi kamu mengganggu saya. Saya akan m3m6unuhmu!" Ragil.
"Ayo kita menikah, Om duda!" Adele.
Ragil merasa geram karena Adele seperti tidak takut dengan dirinya.
Apakah Ragil akan berhasil dengan semua rencananya atau justru berakhir takhluk dengan gadis lugu seperti Adele yang sifatnya seperti anak kecil.
Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria_azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KELUARGA UNTUK RAGIL
Walau Adele dan keluarganya sudah termasuk orang kaya, tapi sikap Adele masih sangat polos sekali ketika melihat mobil mewah.
Adele memperhatikan mobil milik Ragil. "Om. Mobilnya bagus," ucapnya.
"Hmm ... " jawab cuek dari Ragil sambil terus pura-pura buta, padahal dia bisa memperhatikan Adele dari balik kaca mata hitamnya.
"Om-om."
"Om buta ya?" tanya polos dari Adele.
"Kamu mau menghina saya ya!" tegas Ragil.
Adele langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak. Adele cuma merasa kasihan sama Om."
"Pasti dunia Om Galak gelap." Ucap Adele membuat Ragil terdiam.
"Om punya keluarga?" tanya Adele lagi.
"Nggak," jawabnya singkat.
"Ayah, mama? Saudara?" tanya Adele seperti mengintrogasi dengan ekspresi polos seperti anak kecil.
"Kamu terlalu banyak bertanya kepada saya!" kata Ragil.
"Kata mama ... "
"Dunia kita akan berwarna indah jika ada keluarga yang selalu melindungi dan memberikan rumah yang nyaman untuk kita tinggali," kata Adele lagi membuat Ragil speechless.
"Adele sedih papa meninggal. Tapi mama bilang sama Adele. Setidaknya Adele masih punya mama dan kakak yang bisa menggantikan peran papa," cerita lucu dari Adele.
"Orang tua saya sudah meninggal sejak enam tahun yang lalu," jujur Ragil dengan tiba-tiba.
"Oh kasihannya ... " Adele tanpa sadar menyentuh tangan Ragil.
Ragil terkejut. "Adele mau ko' jadi temannya Om."
"Semua satpam di kompleks juga temannya Adele."
"Mereka baik. Para bibi juga temannya Adele. Mamang tukang sayur juga," kata Adele.
"Kalau Om kesepian panggil Adele saja. Pasti Adele akan datang," Adele tersenyum sangat lebar dan manis sekali.
Adele tidak tahu jika senyuman manisnya itu membuat Ragil terpesona di balik kaca mata hitamnya.
Ragil segera menarik tangannya yang digenggam oleh Adele sambil menetralkan detak jantungnya yang berdetak kencang.
"Ada apa dengan jantungku?" batin Ragil sambil berpaling muka kearah jendela mobilnya.
Baru saja menoleh kearah jendela mobil, Ragil melihat Clara berdiri di samping sebuah mobil mewah.
"Clara."
"Pasti dia menungguku," batin Ragil lagi.
"Ah, biarkan saja. Masih ada hari esok," gumamnya.
"Om ... " panggil Adele membuat lamunan Ragil teralihkan kearahnya.
"Apa?" tanyanya jutek.
"Apakah Om Galak buta sejak lahir?" tanya Adele.
Ragil menggelengkan kepalanya. "Tidak. Saya buta sejak tiga tahun yang lalu karena kecelakaan mobil," jawab Ragil.
"Sejak kapan tuan Ragil begitu lembut dan mau menjawab semua pertanyaan receh dari seorang perempuan?" batin Arfan.
"Kasihan sekali." Ujar Adele.
"Sudahlah. Kamu tidak perlu mengasihani saya. Nyatanya saya masih bisa makan sampai sekarang," kata Ragil.
"Om buta. Om nggak punya orang tua dan keluarga. Pasti dunia Om penuh dengan kegelapan dan kesepian," ucap Adele membuat Ragil terdiam dan membayangkan dirinya yang memang seperti itu.
Atensi Adele teralihkan kearah ponselnya yang berdering. Setelah dilihat ternyata dari pak Riyan.
"Halo, Pak Riyan."
"Non Adele di mana?" tanya khawatir dari pak Riyan.
"Adele sudah pulang, Pak."
"Pak Riyan tenang saja ya. Nanti Adele pulang dengan selamat ko'. Adele sama teman Adele," jawab Adele.
"Oh syukurlah. Kalau begitu Bapak benerin mobilnya dulu lalu menyusul pulang," kata pak Riyan.
"Iya, Pak Riyan," jawab Adele lagi lalu sambungan teleponnya terputus.
"Siapa pak Riyan?" tanya Ragil.
"Dia sopir pribadi Adele yang disuruh sama kak Anton," jawab Adele.
Ragil hanya mengangguk pelan dan memilih cuek tidak peduli dengan Adele.
Adele terlihat menguap, tapi dia tidak mau tertidur. Akhirnya yang Adele lakukan adalah memperhatikan jalanan yang dilaluinya dan melihat penjual gula-gula kapas.
Mata Adele berbinar senang. "Stop!" ujarnya dengan tiba-tiba.
"Adele! Apa yang kamu lakukan hah!" marah Ragil karena Adele menghentikan mobil secara mendadak.
"Ada apa, Adele?" tanya Arfan yang ikut terkejut.
"Adele mau beli itu. Tunggu sebentar," jawab Adele lalu ke luar dari dalam mobil untuk membeli gula-gula kapas.
Setelah membelinya Adele masuk kembali ke dalam mobil dan memberikan gula-gula kapas tadi kepada Ragil.
"Apa ini?" tanya Ragil yang pura-pura tidak tahu.
"Buka mulutnya, Om." Kata Adele.
"Dia mau apa sih?" batin Ragil.
"Ayo, aaa ... " ucap Adele.
Ragil menurut dan sedikit membuka mulutnya setelahnya Adele menyuapi Ragil dengan gula-gula kapas yang dibelinya.
"Manis 'kan?" ucap Adele.
"Apa yang tadi kamu suapkan kepada saya?" tanya Ragil.
"Saya tidak suka. Nggak enak!" ucap Ragil.
"Iya sudah kalau tidak enak. Adele makan sendiri saja," jawab Adele lalu menikmati sendiri gula-gula kapasnya.
Tangan Adele lengket, karena tidak ada tissue atau air untuk cuci tangan, Adele langsung mengusapkannya ke bajunya.
"Dia jorok sekali," batin Ragil yang terus memperhatikannya.
"Om. Nanti malam makan di rumah ya, Adele mau mengenalkan Om sama mama, kak Anton sama kak Candra. Biar Om nggak kesepian lagi," ujar tiba-tiba dari Adele.
"Ha ... " Ragil terkejut sebab baru pertama kali ada orang yang ingin memberikan keluarga kepadanya.
Bersambung ....
😁🤭🤭
ngk salah kamu dika
kurang sadis dek🤣🤣