NovelToon NovelToon
SATU MALAM YANG MENINGGALKAN TRAUMA

SATU MALAM YANG MENINGGALKAN TRAUMA

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:286
Nilai: 5
Nama Author: ScarletWrittes

Helen Hari merupakan seorang wanita yang masih berusia 19 tahun pada saat itu. Ia membantu keluarganya dengan bekerja hingga akhirnya dirinya dijual oleh pamannya sendiri. Helen sudah tidak memiliki orang tua karena keduanya telah meninggal dunia. Ia tinggal bersama paman dan bibinya, namun bibinya pun kemudian meninggal.

Ketika hendak dijual kepada seorang pria tua, Helen berhasil melawan dan melarikan diri. Namun tanpa sengaja, ia masuk ke sebuah ruangan yang salah — ruangan milik pria bernama Xavier Erlan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScarletWrittes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8

Xavier terdiam saja dan tidak berbicara apa-apa karena memang dirinya tidak mengharapkan kalau Helen berharap apa-apa kepadanya.

“Saya nggak pernah mau kok mengubah kamu jadi apa pun. Malah saya maunya kamu menjadi diri kamu sendiri aja dan jangan pernah berubah karena saya.”

Helen akhirnya memilih diam saja dan tidak mau berbicara banyak kepada bosnya, karena menurutnya, bosnya adalah orang gila yang baru ia kenal.

Sesampainya di rumah yang dibelikan oleh bosnya, Helen terkejut. Rumah itu sangat besar, cukup untuk ditinggali lima orang, tetapi hanya diberikan untuk dirinya seorang.

“Wow, Bapak kasih saya rumah sebesar ini untuk apa, Pak? Saya itu kan cuma tinggal sendiri. Kalau Bapak kasih saya rumah sebesar ini, saya mana bisa bersihin rumah ini sendirian? Yang ada saya malah encok nanti, Pak.”

Xavier hanya tertawa saja dan tidak berkata apa-apa. Ia merasa lucu kepada wanita itu, padahal dirinya sudah mempersiapkan segalanya untuk Helen.

“Lagian saya juga nggak mungkin lah nyuruh kamu bersih-bersih rumah sendirian. Ngapain juga? Tenang aja, ada orang yang bantu kamu bersihin kok. Kamu di sini cuma tinggal dan makan suka-suka kamu. Makanan juga 24 jam tersedia buat kamu, jadi kamu jangan pernah merasa kelaparan.”

Helen masih merasa bingung dengan pria tersebut. Menurutnya, pria ini benar-benar orang paling gila yang pernah diciptakan di dunia.

“Bapak lagi sakit ya, makanya bapak ngomong kayak gitu? Padahal saya udah bilang jangan repot-repot ngurusin saya, tapi kenapa Bapak malah makin repot ya?”

“Karena saya suka kalau repot buat kamu. Kalau untuk orang lain, saya nggak suka karena itu buang-buang waktu. Tapi kalau demi kamu, nggak pernah terasa membuang waktu sama sekali — malah waktu itu jadi berharga.”

Helen hanya bisa berharap kalau nanti mereka bermusuhan, rumah ini tidak akan ditarik kembali, karena kalau rumahnya ditarik, ia tidak bisa menjual rumah tersebut.

“Kalau seandainya Bapak marah sama saya, rumah ini bakal ditarik nggak? Kan atas nama Bapak.”

“Kata siapa? Rumah ini atas nama kamu. Emangnya saya nggak kasih tahu kamu ya? Oh ya, ini surat rumah, kunci utama, dan duplikatnya. Semua surat-surat rumahnya juga ada di sini, jadi kamu jangan pernah merasa takut atau gundah sama saya.”

Helen masih tidak menyangka kalau dirinya sudah memiliki rumah, walaupun memang dibelikan oleh bosnya. Tapi rumah ini pasti harganya mahal — dari postur dan desainnya saja sudah kelihatan kalau ini rumah mewah.

“Makasih ya, Pak, sekali lagi sudah dikasih rumah. Tapi saya bingung, kenapa Bapak harus beliin saya rumah sih?”

“Karena saya nggak suka kamu tinggal dengan pria lain. Kan saya udah bilang, kalau kamu tinggal sama pria lain saya nggak suka. Kalau tinggal sama wanita sih, mungkin saya bisa maklum.”

“Kan saya udah nggak ada keluarga, Pak. Gimana saya mau tinggal sama wanita? Saya cuma punya paman, dan saya nggak mau tinggal sama Mama saya sendiri.”

Xavier jadi bingung kenapa wanita itu tidak mau tinggal bersama pamannya. Ada apa dengan pamannya?

“Kalau kamu nggak mau tinggal sama paman kamu, ya sudah. Rumah ini buat kamu aja, jadi kamu nggak perlu tinggal sama paman kamu.”

“Bapak nggak tanya kenapa saya nggak mau tinggal sama paman saya?”

“Untuk apa saya tanya? Kalau itu hal pribadi, kamu nggak perlu ceritakan ke saya. Takutnya malah menyinggung perasaan kamu. Niatnya baik, tapi malah bisa menyakiti.”

Helen merasa senang karena ada orang yang bisa mengerti dirinya. Walaupun Bobby juga mengerti, tapi tidak seperti bosnya yang satu ini.

“Makasih ya, Pak, udah ngertiin saya. Padahal saya sering banget ngerepotin Bapak, tapi Bapak tetap aja mau direpotin.”

“Kan saya udah bilang, nggak usah merasa bersalah. Saya senang kok kalau kamu repotin saya. Maka dari itu, sering-sering aja repotin saya biar saya merasa berperan penting di hidup kamu.”

Helen melihat jam, waktu sudah malam.

“Pak, udah malam loh. Bapak nggak mau pulang?”

“Iya, ini saya mau pulang. Kamu lagi ngusir saya, ya? Padahal rumah ini saya yang beliin, tapi kamu malah ngusir pemiliknya. Emang kejahatan, eh maksudnya... ngusir yang beliin rumahnya.”

Helen jadi bingung. Sebenarnya pria ini ikhlas nggak sih beliin rumah? Rasanya ada maksud tersembunyi di balik kebaikannya.

“Kalau nanti saya udah kerja dan punya uang cukup, saya bakal bayar rumah ini ke Bapak. Tenang aja, Pak.”

“Siapa yang nyuruh kamu bayar? Kan saya nggak pernah minta kamu bayar. Ini saya kasih gratis, kok, sebagai hadiah karena kamu udah naik jabatan. Emangnya salah?”

“Hadiah naik jabatan kayak gini, Pak? Kalau nanti saya naik jabatan lagi, Bapak beliin saya apa? Helikopter?”

“Boleh. Kalau kamu bisa pakai helikopter, ya silakan. Kalau belum bisa, nanti saya ajarin. Saya bisa kok.”

Helen kaget mendengarnya. Ia semakin yakin kalau bosnya itu memang orang gila sesungguhnya.

“Niat hati saya cuma bercanda, Pak, tapi kenapa Bapak serius banget sih? Kayaknya saya selalu salah ngomong kalau sama Bapak.”

“Makanya, jangan mancing saya ngomong. Kalau kamu mancing, nanti malah keluar banyak kata-kata yang bikin kamu nggak bisa ngomong lagi.”

Helen hanya tersenyum mendengar perkataan bosnya. Tak lama kemudian, bosnya pun pamit pulang.

Helen menghela napas sambil melihat ke arah jendela. Ia melihat mobil bosnya sudah melaju menjauh dari rumah.

“Akhirnya dia pulang juga. Jadi gue nggak perlu ribet-ribet lagi ngurusin dia. Sumpah, capek banget ngurusin orang gila kayak gitu.”

Namun, meskipun begitu, Helen tetap tersenyum.

“Walau dia pria gila, tapi setidaknya dia udah ngasih rumah. Kadang bosnya baik juga ya... walaupun aku nggak pernah berharap banyak, tapi dia selalu ngasih hal yang nggak terduga.”

Hatinya berbicara seperti itu, tapi Helen hanya diam saja tanpa berkata apa-apa. Ia merasa bersyukur, lalu segera mandi dan tidur.

Sementara itu, Xavier yang baru sampai di rumahnya merasa sangat lelah karena hari ini begitu panjang. Dirinya baru kembali dari liburan, tapi tiba-tiba disuguhkan hal manis seperti Helen.

Xavier mencoba menelepon sekretarisnya, dan telepon itu diangkat.

“Halo, hari ini kamu yang buat Helen bertemu dengan saya, ya?”

“Ya, Pak, benar. Ada apa, Pak?”

“Gaji kamu naik sepuluh kali lipat, dan kamu libur dua minggu.”

Sekretarisnya yang mendengar itu tidak yakin, tapi ia tahu bosnya tidak pernah bercanda tentang hal seperti itu. Setelah mendengar kabar tersebut, sang sekretaris langsung memilih tempat liburan terbaik untuk keluarganya.

Xavier merasa sangat bahagia. Ia tidak ingin tidur karena rasanya ingin terus bersama Helen. Tapi ia tahu dirinya harus istirahat, karena besok pekerjaan menumpuk akibat liburan seminggu kemarin.

Ia memutuskan untuk tidur cukup agar bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Xavier juga sudah merencanakan sesuatu — waktu bermain bersama Helen nanti. Ia hanya berharap Helen juga akan suka.

Keesokan paginya, Xavier sampai di kantor dan mulai menyelesaikan pekerjaannya satu per satu. Meski tugas terus berdatangan, ia sesekali melihat foto Helen di ponselnya.

Melihat wajah Helen membuatnya semangat. Bagi Xavier, melihat foto wanita itu adalah sumber kekuatan dan alasan untuk terus bekerja keras dan menikmati hidupnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!