Selena Saphire Cessalie adalah seorang antagonis dan juga putri dari seorang Duke Alaric yang akan mati sebelum hari kedewasaannya.
Sedangkan Selina Quinsha adalah jiwa asing yang tiba-tiba terjebak di dalam raga Selena Saphire Cessalie. Nama mereka hampir mirip dan nasib mereka juga mirip, mati diusia muda.
Dengan sebuah sistem, Selina akan menyelesaikan beberapa misi untuk bisa bertahan hidup dari batas waktu yang sudah ditentukan oleh cerita aslinya.
Mampukah Selina menyelesaikan semua misi yang diberikan oleh sistem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertingkah Aneh
Duke Alaric terbangun lebih dulu, ia menunduk saat merasakan tangan kecil memeluknya. Lalu tatapannya tertuju pada Selena yang maish terlelap.
Duke Alaric mengusap wajahnya dengan kasar, ia tidak mengerti kenapa bisa tertidur di sini. Padahal niatnya hanya ingin beristirahat sejenak, karena hanya kamar yang di tempati Selena terasa lebih tenang.
“Sejak kematian Lania, baru kali ini aku bisa tidur,” Duke Alaric menyingkirkan tangan kecil Selena.
Anak perempuan itu membalikkan tubuhnya, melanjutkan tidurnya.
Duke Alaric memilih untuk turun dari tempat tidur, ia akan kembali ke kamarnya sebelum ada yang melihatnya tidur di kamar Selena. Ini masih gelap, jadi tidak ada yang bangun dan melihatnya keluar dari kamar Selena.
Duke Alaric memasuki kamarnya, ia mencoba untuk melanjutkan tidurnya. Nanti akan ada banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan, jadi dirinya membutuhkan istirahat lebih lama.
“Aku sudah tidak bisa tidur,” Duke Alaric memutuskan untuk membersihkan diri.
Sedangkan di kamar lain, Aland terbangun karena tidak bisa tidur. Ia memutuskan pergi ke kamar tamu, melihat keadaan adik bungsunya.
Meskipun Aland sangat membenci Selena, karena kelahiran Selena membuat ibunya tiada. Namun Aland tidak bisa membayangkan kalau Selena akan dibunuh di umurnya yang masih terlalu kecil.
“Selena?” Panggilnya saat memasuki kamar tamu.
Aland menatap Selena yang masih terlelap, anak laki-laki itu menaiki tempat tidur dan merebahkan tubuhnya di sebelah sang adik.
“Kenapa tempatnya terasa hangat? Apa sebelumnya ada yang tidur di sini?” Bingung Aland sambil memeluk adiknya yang tampak begitu lelap.
Sekarang Aland merasa lebih tenang dan bisa tidur, karena ia sudah melihat keadaan Selena yang masih utuh.
Beberapa saat kemudian, pintu kamar Selena kembali terbuka dan terlihat Ezekiel dengan wajah mengantuknya.
“Aku mendapatkan mimpi buruk lagi,” gumam Ezekiel yang kini merebahkan tubuhnya di sisi kiri Selena yang memang kosong.
Ezekiel melanjutkan tidurnya, dengan kepala yang menempel di bahu sang adik. Ketiganya tertidur begitu lelap, sampai tidak sadar kalau hari sudah mulai terang.
Mary yang membuka kamar Selena, dibuat terkejut saat melihat pemandangan yang tak biasa. Wanita itu menahan senyumannya, ia berjalan ke arah jendela untuk membuka tirai agar cahaya masuk ke dalam.
Aland terbangun lebih dulu, karena ia biasa dibangunkan oleh cahaya matahari pagi. Aland sedikit terkejut saat melihat Ezekiel juga tidur di sini.
“Ezekiel bangun!” Aland membangunkan adiknya yang memeluk Selena begitu erat.
Bukan Ezekiel yang terbangun, tetapi Selena yang merasa tidak bisa bernapas oleh pelukan kakak ketiganya.
“Kau baik-baik saja?” Tanya Aland sambil melepas paksa tangan Ezekiel yang masih memeluk Selena.
“Iya,” jawab Selena sambil mengusap matanya dengan pelan.
“Selamat pagi Kak Aland,” ucap Selena setelah kesadarannya terkumpul semua.
Aland menahan senyumannya, karena masih ada Mary dan Ezekiel yang baru bangun.
“Selamat pagi, Selena,” Ezekiel mencium pipi adiknya.
Aland melotot kesal saat melihat tindakan Ezekiel, tetapi ia tidak bisa marah.
“Kami tunggu di ruang makan!” Kata Aland sambil menyeret Ezekiel yang masih tidak mau keluar dari sana.
Selena membalasnya dengan senyumannya, lalu ia menatap Mary yang tersenyum kepadanya.
“Saya akan membantu Nona Selena untuk bersiap-siap!” Mary membantu Selena untuk turun dari tempat tidur.
Seperti kemarin, Selena dimandikan oleh Mary. Lalu anak perempuan itu memakai gaun berwarna hijau, rambutnya dikuncir menjadi dua dengan pita berwarna hijau juga.
“Nona Selena sangat menggemaskan,” puji Mary yang benar-benar menyukai penampilan Selena pagi.
“Terima kasih, Kak Mary.”
...***...
Ini adalah kedua kalinya Selena memasuki ruang makan di Mansion utama, tidak seperti tadi malam, pagi ini Duke Alaric juga berada di ruang makan.
“Selena, beri salam kepada Ayah!” Kata Cendric yang membuat Selena menatap ke arah Duke Alaric yang ternyata juga menatapnya dengan sangat tajam.
“Selamat pagi, Ayah… maksudku Tuan Duke!” Koreksi Selena yang baru ingat kalau Duke Alaric tidak senang dipanggil ayah olehnya, bahkan sampai Selena hampir mati… Duke Alaric tidak pernah mengizinkannya untuk memanggil ayah.
Duke Alaric tidak membalasnya, sehingga Aland menyuruh Selena untuk duduk di sebelahnya. Dengan bantuan Mary, anak perempuan itu akhirnya bisa duduk.
“Kita mulai sarapannya!” Kata Duke Alaric yang membuat suasana di ruang makan terasa semakin canggung.
Selena terlihat kesusahan untuk makan, karena mejanya lebih tinggi daripada tubuhnya. Anak perempuan itu ingin meminta bantuan Aland, tetapi suaranya seakan tertahan.
Selena tidak kuat dengan aura menyeramkan yang dikeluarkan oleh Duke Alaric.
[MISI PERTAMA UNTUK HARI INI]
Selena membulatkan matanya saat layar monitor tiba-tiba muncul, memberitahu kalau akan ada misi yang harus diselesaikannya.
[MISI: MEMBERIKAN BUNGA KEPADA ALAND]
[HADIAH: 15 POIN]
[HUKUMAN: PUSING SELAMA SATU HARI]
Anak perempuan itu merasa lega, karena misinya benar-benar mudah. Selena terlalu fokus dengan apa yang hanya bisa dilihat olehnya, sehingga ia tidak menyadari sepasang mata tajam yang terus memperhatikannya.
“Jika tidak suka dengan makanannya, kau bisa memakan yang lain!” Suara bernada dingin itu membuat semuanya terkejut.
Selena menatap ke arah Duke Alaric yang baru saja berbicara, ia tdak mengerti siapa yang dimaksud oleh ayahnya itu.
“Kau!” Kata Duke Alaric sambil menunjuk Selena dengan pisau di tangannya.
“A-aku menyukainya makanannya,” jawab Selena dengan suara yang terdengar bergetar.
“Mau Kakak bantu?” Tanya Aland yang hendak meraih Selena untuk dipindah ke pangkuannya seperti tadi malam.
Namun Aland kalah cepat dari ayahnya, Selena kini berada digendongan Duke Alaric dan anak perempuan itu kini duduk dipangkuan Duke Alaric.
Tentu saja ekspresi Selena tidak bias dikondisikan, anak perempuan itu terlihat hampir menangis, karena terkejut dan juga ketakutan.
“Makanlah!” Duke Alaric menyodorkan potongan danging miliknya.
Selena mendongak untuk menatap ayahnya, dengan ragu ia membuka mulutnya dan menerima suapan dari sang ayah. Selena memejamkan matanya, karena takut pisaunya menggores mulut kecilnya.
“Ayah kenapa memakai pisau?” Tanya Aland yang tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
“Dia harus terbiasa dengan benda-benda tajam,” hanya itu jawaban Duke Alaric yang kembali menyuapi putrinya menggunakan pisau, bukan garpu.
Cendric yang duduk berdekatan dengan Ezekiel, tidak bisa menahan suaranya. “Ayah terlihat aneh,”
Ezekiel yang memang tidak terlalu mengenal ayahnya, tentu saja terkejut mendengar gumaman kakak keduanya.
“Apa Ayah akan membunuh Selena sekarang?” Ezekiel bertanya kepada Cendric dengan suara kecilnya.
“Aku juga tidak tahu, kita lihat saja nanti,” jawab Cendric yang entah mengapa merasa tidak ingin Selena mati terlalu cepat.
“Tanganmu begitu kecil, apa kau tidak pernah makan?” Pertanyaan itu membuat Aland kembali membuka suara.
“Aku sudah mengatakan kepada Ayah kalau Kepala Pelayan tidak merawat Selena dengan benar, bahkan Selena diberi makanan basi.”
Duke Alaric menganggukkan kepalanya sambil berkata, “Ayah lupa.”
Bersambung.
si lulu bertranformasi menjadi manusia....😱