Aku Yang Kamu Nikahi,Dia Yang Kamu Perjuangkan.

Yuna diam membeku saat netranya tertuju pada sosok yang sangat dikenalnya yaitu Gavin sang suami yang sedang mengandeng tangan seila, mereka tampak begitu sangat bahagia.

" Jangan pernah menatapku seperti itu jika kita bertemu diluar." Yuna kembali mengingat ancaman Gavin dengan cepat ia mengalihkan pandangannya kearah lain.

Tapi tidak dengan pak Rudi,ia menatap Gavin dan seila dengan tatapan mata yang begitu tajam.

" Gavin." Teriaknya.

Gavin dan seila menoleh kesumber suara.

" Bapak."

Pak Rudi berdiri eksrim ditangannya terlepas begitu saja hingga jatuh berhambur dilantai, dengan langkah yang tergesa gesa ia berjalan kearah Gavin dan seila.

" Om ada disini." Ucap seila mengulurkan tangannya untuk mencium tangan pak Rudi,namun uluran tangan itu tidak mendapatkan sambutan dari pak Rudi.

Plakkkk

Satu tamparan mendarat di pipi Gavin.

Seila dan Yuna membelalakkan melihat pak Rudi menampar Gavin.

" Apa apaan ini pak.?"

" Kamu yang apa apaan,bisa bisanya kamu masih jalan dengan perempuan ini saat kamu sudah punya...."

" Bapak" teriak Yuna.

Yuna segera menarik tangan pak Rudi untuk menjauh dari Gavin dan juga seila,tentu saja ia merasa takut jika pak Rudi membocorkan semuanya didepan seila.

" Bapak ayo kita pulang,aku sudah capek aku ingin istirahat." Ucap Yuna terdengar nada memohon.

" Tidak Yuna, perempuan ini harus tahu yang sebenarnya.gavin tidak boleh terus terusan menjalin hubungan dengan perempuan lain sementara..."

" Sementara apa pak.." ucap seila.

" Sayang sepertinya kita harus pergi dari sini." Ucapnya segera menarik tangan seila agar segera menjauh dari pak Rudi dan Yuna.

Tatapan seila tidak lepas dari pak Rudi dan Yuna,ia penasaran dengan lanjutan kata kata pak Rudi yang mengantung seaakan ada rahasia besar yang disembunyikan Gavin darinya.

Pak Rudi mengempalkan tangan melihat Gavin dan seila pergi dan menjauh darinya.

" Nak kenapa kamu menghalangi bapak untuk mengatakan yang sebenarnya? Untuk mengatakan pada perempuan itu bahwa Gavin sudah punya istri yaitu kamu."

" Ini bukan waktunya pak,bapak sendiri yang menyuruh ku untuk mengambil hati gavin.kalau bapak membongkar hubungan ku dengan gavin yang ada Gavin akan semakin membenciku."

Helaian nafas pak Rudi terdengar berat.

" Maafkan anaknya bapak ya nak,jika ayah kamu masih hidup bapak tidak tahu harus mengatakan apa pada beliau."

" Jangan terlalu difikirkan pak,ayo kita pulang.sesering mungkin aku akan membawakan makanan yang lezat lezat untuk bapak."

"Terimakasih nak. Ucapnya mengusap puncuk kepala Yuna dengan lembut,membuat Yuna seketika mengerjapkan mata mengingat pak Rusli yang semasa hidupnya juga sering melakukan hal yang sama kepadanya.dengan adanya pak Rudi ia seperti mendapatkan pengganti ayahnya.

Sementara kini seila dan Gavin sedang duduk menikmati makan siang mereka disebuah cafe.

" Kenapa muka kamu masam begitu."

" Aku kefikiran bapak kamu,kita sudah lama pacaran tapi baru kali ini aku lihat bapak kamu semarah itu. Gavin kamu tidak menyembunyikan sesuatu dari aku kan.?"

Degghhhh

Gavin menelan air liurnya kasar.

" Kamu ini bicara apaan sih sayang manamungkin aku menyembunyikan sesuatu dari kamu,kamu kan tahu sifat aku seterbuka apa aku sama kamu."

" Terus kenapa bapak semarah itu sama kamu dan siapa perempuan itu?"

" Oh perempuan itu namanya Yuna dia sepupu aku,mungkin dia bikin masalah sehingga bapak semarah itu."

Dahi seila mengrenyit bingung.

" Sepupu? Kok kamu ngak pernah cerita kalau kamu punya sepupu?lalu kenapa bapak Mala menampar kamu jika kamu punya masalah"

" Aku tidak terlalu akrab dengannya.karna dia sering mengadu domba aku dengan bapak." Ucap Gavin berusaha terlihat santai agar bisa menutupi kebohongannya.

" Tapi...."

" Sudalah sayang tidak usah difikirkan mungkin bapak hanya salah paham kepadaku,aku janji sepulang dari sini aku akan menyelesaikan kesalahpahaman ini, sekarang kamu makan ya."

" Kita pulang aja ya rasanya hari ini aku sedang tidak mood."

" Baiklah tuan putri kita pulang sekarang.!"

Dibesman seila masih memasang muka masamnya,ia tidak terlalu puas dengan jawaban yang diberikan oleh gavin.entanlah tapi hatinya menolak puas dengan penjelasan yang diberikan oleh Gavin ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh laki aki yang dicintainya selama empat tahun ini.

Saat Gavin memasang helmnya dikepala seila Gavin mulai menyadari sesuatu.bahwa seila belum sepenuhnya percaya dengan penjelasannya.

" Kamu masih marah?."

Seila mengeleng.

" Terus kenapa muka kamu ditekuk seperti itu."

" Tidak apa apa,aku capek ingin segera pulang."

" Hey kamu meragukan ku?"

Cupp

Saat itu juga bibir seila dan bibir Gavin saling menempel,membuat seila membelalakkan mata.gavin termasuk pria yang jarang sekali menciumnya,mereka melakukan ciuman bibir seperti ini saat pertama kali jadian.dan sekarang Gavin melakukannya ditempat umum.

Gavin mengangut bibir seila semakin dalam dan bernafsu dan saat itu juga Yuna dan pak Rudi juga berada diarea besmen.

Melihat seila dan Gavin berciuman membuat Yuna reflek menarik pak Rudi yang belum sempat melihat itu segera berbalik dan pergi dari sana.

" Ada apa nak.?"

" Bapak temani aku ketoilet dulu! Aku ingin buang air kecil,aku baru pertama kesini jadi aku tidak tahu toiletnya dimana?"ucap Yuna berbohong berusaha mengalihkan pak Rudi agar dia tidak sampai melihat seila dan Gavin berciuman.

" Ya udah ayo nak bapak temanin."

Pipp pippp pipp

Suara klakson itu menghentikan pungutan bibir Gavin.

" Weh kalau mau mesum jangan ditempat umum!"

Teriak salah satu pengemudi mobil yang melihat Gavin dan seila.

Seila segera naik kemotor Gavin sambil memengani bibirnya,ciuman itu mampu menghapus kerisauan didalam hatinya hingga bibirnya melengkungkan sebuah senyuman.

Sedangkan didalam toilet Yuna menatap bayangan dirinya didalam cermin ia mengerjapkan mata ketika bayangan Gavin mencium seila dengan sangat bernafsu.terlintas didalam benaknya.

Ia mencuci wajahnya berharap melupakan hal itu, berharap ia tidak mengeluarkan air mata sedikit pun tapi semuanya percuma air mata pedih itu tetap menetes.

Klekkk

Suara pintu dibuka secara perlahan.

" Kamu sudah selesai nak."

" Sudah pak,aku lama ya." Ucapnya tersenyum lembut menyembunyikan kegundahan hatinya.

" Ngak lama kok nak."

" Ayo kita pulang sekarang pak.!"