Tiga tahun menikah dengan Suami yang bernama Imran laki-laki yang dijodohkan karena sebuah perjanjian kedua Kakek mereka tidak mampu membuat kehidupan Azalea bahagia bahkan berani menggugat cerai Imran karena Imran lebih memilih kekasihnya yang bernama Nathasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8
Imran menyiapkan sebuah rumah buat Azalea,dia ingin memberikan secara langsung dan mengajak Azalea kembali kekota,setelah satu bulan Imran meninggalkan Azalea kini dia kembali bahkan kali ini persiapannya lebih matang karena kondisi tubuhnya yang sudah pulih sepenuhnya.
Natasha hanya bisa uring-uringan karena uang bulanan dijatah,semua kartu kredit diblokir oleh Imran,sebelum Imran pergi Natasha sempat menemuinya dikantor dan mereka sedikit berselisih.
"Mas,mengapa kamu blokir kartu kreditku?"tanya Natasha
"Kartu kreditmu?sejak kapan kamu mau membayarnya?"tanya Imran
"Ya kamu yang harus bayar."jawab Natasha
"Aku sudah tutup kartunya,dan uang bulanan sudah kutransfer."kata Imran
"Mengapa kamu jadi perhitungan sekarang?ah jangan-jangan kamu diam-diam bertemu lagi dengan Lea?!"tanya Natasha
"Kalau iya kenapa?kamu mau apa?mau marah?silahkan!"tanya Imran
"Mas!kamu!"kata Natasha sambil menunjuk kearahnya
Imran menyingkirkan jari telunjuk Natasha dengan menampiknya,matanya tidak lepas menatap Natasha namun kali ini pandangannya cukup dingin hingga membuat Natasha mundur dan berbalik meninggalkannya.
Imran pergi dengan menyetir sendiri kali ini,karena dia sudah memutuskan untuk membawa pulang Azalea kerumah barunya,dia ingin membuat Azalea nyaman karena setelah Kakek meninggal hanya ada Papa yang membelanya.
Mobil berhenti tepat didepan rumah,setelah beberapa jam menempuh perjalanan membuat Imran merasa lelah,dia langsung mengetuk pintu dan Bibi pembantu yang membukanya.
"Eh,Mas datang?"tanya Bibi
"Maaf Bi,Lea ada?"tanya Imran
"Mbak Lea masih bekerja jadi baru bisa keluar satu jam lagi."jawab Bibi
"Lea kerja apa Bi?"tanya Imran
Bibi hanya tersenyum dia mempersilahkan Imran masuk dan membuatkan minum untuknya,karena merasa gerah Imran masuk kedalam kamar dan melihat Azalea tertidur dimeja kerjanya.
"Lea,kamu tidur?"tanya Imran
"Hem."jawab Lea
Lea hanya mengeliat,dia tidak bangun karena merasa sangat lelah dan mengantuk.Imran menggendong tubuh Azalea dan memindahkan keatas ranjang,mengatur suhu dan menyelimutinya.
"Tidurlah."kata Imran
Imran meninggalkan Azalea,dia masuk kedalam kamar mandi karena merasa gerah setelah lelah menyetir,dia mengguyur tubuhnya dengan air hingga seluruh tubuhnya merasa segar.
Azalea membuka matanya,saat tersadar dia buru-buru bangun dan duduk,dia mengingat tadi masih bekerja namun mèngapa terbangun bisa berada diatas ranjang.Azalea berdiri,dia terburu-buru karena ingin menghilangkan rasa kantuknya
"Duuuuukkkk."kapalanya terbentur benda keras,Azalea hanya melongo melihat handuk Imran terlepas dari pinggangnya,dia buru-buru memalingkan muka dan juga tubuhnya.
"Kamu ngapain sih kesini,telanjang lagi?!"tanya Azalea
"Kenapa?aku kekamar istriku sendiri gak ada yang melarangkan?coba siapa yang berani melarangku kesini?"tanya Imran.
"Tahu ah,bikin kaget aja."kata Azalea sambil menahan malu.
Imran menahan tangan Azalea,dia meraih tubuh dan membawa kehadapannya.
"Mau kemana kamu?"tanya Imran
"Aku mau mandi."jawab Azalea sambil berusaha meronta
"Nanti saja,sekarang kamu harus bertanggung jawab."kata Imran
"Apaan sih,gak mau ah."kata Azalea
Melihat Azalea yang keluar begitu saja tanpa memakai hijab membuat Imran tersenyum,setidaknya saat ini Azalea sudah bisa membuka hatinya meski masih malu dan selalu menolaknya.
Azalea duduk dikursi meja makan dengan membawa air minum,dia sendiri lupa keluar tanpa memakai hijab saat Bibi menegurnya.
"Mbak,udah lepas hijab ya?"tanya Bibi
"Ah,tadi buru-buru Bi."jawab Azalea
"Ya sudah gak papa,lagian hanya ada Bibi sama Mas Imran disini."kata Bibi
Bibi menepuk bahu Azalea lalu meninggalkannya sendiri,dia keluar karena harus merawat tanaman,Bibi juga sedang menunggu abang tukang sayur lewat.
Imran membawa minumannya dan duduk didepan Azalea,dia menatap wajah istri sahnya yang terlihat tanpa make up dan hijab,rambut sebahu terurai dengan indah dan sedikit bergelombang menambah kesan manis diwajahnya.
"Lea,besok ikut aku ya."kata Imran
"Kemana?"tanya Lea dengan memasang wajah datar
"Pulang kerumah."jawab Imran
Tidak ada jawaban dari Azalea,dia tetap terlihat tenang dan tersenyum meski dipaksakan,perasaan layu dalam hatinya tiba-tiba berbunga meski dengan susah payah Azalea menahannya.Tangannya sedikit bergetar saat Azalea mengaduk minuman dengan sendok.
"Kamu sakit?"tanya Imran
"Enggak."jawab Azalea
Azalea menghindari tatapan Imran,baginya mata Imran adalah maut dan bisa menusuknya.Azalea beranjak namun karena grogi dia tersandung kaki kursi dan hampir terjerembab,namun Imran menahan dengan lengannya.
"Kamu gak papa?"tanya Imran
"Aku baik."jawab Azalea
Bibi yang melihat interaksi keduanya berbalik kembali keluar meski ditangannya sudah membawa barang belanjaan,dia memetik beberapa sayur sebagai alasan.
Azalea meninggalkan Imran namun bajunya tersangkut pada kaki kursi,dia kembali hampir terjatuh dan lagi-lagi Imran menahannya,namun kali ini Imran membawanya kedalam pelukan.Azalea tidak menolak lagi,bagi Imran itu sudah cukup.
"Ah,aku lapar."kata Azalea
"Sorry."kata Imran
Imran melepas pelukan,dia meraih minuman dan membawa kedalam kamar mengikuti Azalea.
"Katanya lapar,terus ngapain malah kesini?"tanya Imran
"Katanya besok mau mengajakku pulang."jawab Azalea sambil menyiapkan kopor
"Kamu bersedia?"tanya Imran
Azalea hanya mengangguk meski masih memasang wajah datar,dia ingin memberikan Imran satu kesempatan lagi untuk memperbaiki hubungannya,Azalea masih memikirkan Papa mertuanya dan juga usaha Maher yang entah berapa ratus kali membujuknya agar kembali dengan Imran karena Imran sudah berubah.
Imran memeluk erat Azalea lalu membenarkan anak rambut yang berantakan menutup wajahnya,mengelus wajah dan lehernya lalu menciumnya perlahan.
"Terimakasih karena sudah memberiku satu kesempatan."kata Imran
Dirumah Papa dan Mama sedikit berselisih karena Amalia tidak mau makan,Mbak yang biasanya membantu keluar karena sering kena omelan Natasha.Akhir-akhir ini Amalia sedikit menguras kesabaran Natasha,dia sering menangis karena Imran tidak menemuinya lagi.
"Apa Mama bilang,tahan Papa setiap kali mau pulang."kata Natasha
"Tapi Papa bilang mau kerja Ma."kata Amalia
"Kamu denger ya,Papa kamu itu bohong,dia punya istri lagi dan kamu punya Ibu tiri,mau kamu punya Ibu tiri?"tanya Natasha
Amalia menangis saat Natasha bilang dia punya ibu tiri,baginya memiliki Ibu tiri sangat menakutkan karena Natasha selalu bercerita tentang karakter ibu tiri yang jahat dan kejam.
Natasha membawa pulang Amalia karena Imran tidak ada dirumah dan ponselnya juga tidak bisa dihubungi,meski Mama mertuanya masih memberi suport kepada Natasha namun akhir-akhir ini sepertinya Mama mulai kehilangan kepercayaan kepada Natasha.
"Ayo pulang."ajak Natasha
"Gak mau Ma,nanti aku tidur sendiri."kata Amalia
Mama Imran mendengar Amalia berteriak jika dia takut tidur sendiri,dia menahan Amalia dengan menarik tangannya.
"Tasha,apa-apaan sih kamu?"tanya Mama Imran
"Aku cuma mau bawa Amalia pulang Ma."jawab Natasha