NovelToon NovelToon
Bucin Tolol

Bucin Tolol

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Konflik etika / Selingkuh / Cerai / Keluarga / Suami Tak Berguna
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Adaptasi dari kisah nyata sorang wanita yang begitu mencintai pasangannya. Menutupi segala keburukan pasangan dengan kebohongan. Dan tidak mau mendengar nasehat untuk kebaikan dirinya. Hingga cinta itu membuatnya buta. Menjerumuskan diri dan ketiga anak-anaknya dalam kehidupan yang menyengsarakan mereka.

Bersumber, dari salah satu sahabat yang memberi ijin dan menceritakan masalah kehidupannya sehingga novel ini tercipta untuk pembelajaran hidup bagi kaum wanita.

Simak kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8. Jemin Marah

Bab 8. Jemin Marah

POV Lola

Aku tahu Umi pasti marah. Tapi aku juga nggak mau kehilangan Jemin.

Aku mencoba menelepon Jemin sembari tetap mengendarai sepeda motor ku. Rasa ngeri terus menyelimuti hati ini karena jalan begitu sepi.

Ku harap Jemin masih ada di rumah. Akan ku lakukan apa saja agar dia nggak lagi marah padaku.

Begitu memasuki gang tempat tinggal ku, mata ini langsung tertuju pada arah rumah ku. Dari jauh aku mencoba melihat keberadaan Jemin. Tapi ternyata Jemin sudah pergi dari rumahku. Aku takut, hubungan kami akan retak setelah ini.

Bagaimana ini?! Sudah sampai rumah pun nggak tenang. Atau aku cari saja dia ke tempat-tempat tongkrongannya? Tapi aku takut, dan sekarang sudah dini hari. Besok aku juga harus bekerja di pagi hari. Atau aku bolos saja, dengan alasan sakit mumpung aku lagi sakit? Dengan begitu aku leluasa mencari Jemin dan meminta maaf padanya. Yah, seperti itu saja.

Walaupun tubuh ini rasanya sudah kehabisan tenaga karena rasa nggak nyaman kembali sakit, aku berusaha memasukan motor ke dalam rumah. Mengunci pintu dan mencoba memejamkan mata yang tinggal 4 jam lagi sebelum aku bersiap berangkat bekerja.

***

"Kamu sakit La?"

"Iya nih Yun."

"Kok masuk kerja?"

"Nanti kalau aku ijin, di kira mengada-ngada."

"Astagfirullah. Muka mu sampai pucat gitu. Mending ijin pulang deh La."

"Iya, rencananya begitu."

Berhasil! Untung saja aku masuk pagi ini, jadi Yuni bisa menguatkan alasan ku untuk ijin pulang lebih cepat.

Aku pun menghadap atasan ku. Dan mendapat ijin darinya untuk pulang awal. Bahkan kalau besok masih sakit pun, aku masih di kasih ijin nggak masuk kerja dulu.

Tapi aku juga sebenarnya ingin pulang untuk istirahat. Kepala ku benar-benar sakit, dan perut ini masih saja terasa mual. Apa karena aku memaksakan diri pulang malam tadi ya? Jadi masuk angin lagi.

Ku kuatkan badan ini untuk mencari Jemin. Hari ini ku tahu dia masuk sore. Jadi aku akan mencari ke rumahnya lebih dulu.

"Astaga! Hei...!! Kalau bawa motor pakai mata!! Sini kamu!!

"Maaf Bu..."

Tanpa sengaja aku menyenggol sedikit keranjang belanja ibu-ibu yang berjalan pulang dari pasar. Tanpa berhenti, aku berteriak minta maaf. Bodo amat kalau dia marah. Salah sendiri jalan rada ke tengah. Susah lewat kan jadinya. Emang jalan ini pulang bapak moyangnya apa?!

Tiba juga aku di rumah Jemin. Ku lihat motornya nggak ada di tempat biasa. Pintu rumah tertutup, sudah pasti nggak ada orang di dalam rumah. Suly pasti bekerja dan Lily pergi sekolah. Ibunya juga mungkin pergi menitipkan kue.

Ku coba menghubungi Jemin. Pesan-pesan ku tadi malam masih juga nggak di balas olehnya.

Panggilan tersambung, tapi nggak di angkat. Ku coba lagi, hasilnya pun sama. Sampai yang ke tiga kali, akhirnya di tolak.

Apa dia masih tidur ya? Apa aku sudah ganggu? Dia paling nggak suka tidurnya di ganggu. Duh, pasti tambah marah jadinya. Hatiku berdebar-debar, cemas dan takut.

Aku pun mencoba mencari di tempat tongkrongannya. Mengendarai motor ku kembali menuju rumah temannya. Semoga saja dia ada disana. Tubuh dan kepala sudah nggak kuat lagi rasanya.

"Triiing...! Triiing...!"

Handphone ku berdering. Aku segera minggir ke tepi untuk mengangkatnya. Siapa tahu itu dari Jemin.

Tapi harapan ku terhempas. Bukan Jemin yang aku harapkan, tapi sepupuku Airin yang menelpon ku. Pasti dia mau marah karena aku pulang mendadak tadi malam. Biar deh. Fokus dulu mencari Jemin. Tapi bikin alasan dulu biar dia nggak nelpon lagi.

Lola : Maaf Airin, aku lagi kerja. Nggak enak angkat telepon, lagi ada bos.

Ku masuk kembali handphone ku ke dalam saku celana panjang ku. Ku tunggu beberapa menit sambil mengendarai motorku. Tuh kan, nggak nelpon lagi. Mana berani dia ganggu kalau aku lagi kerja.

Setelah enam belas menit berkendara, tiba juga aku di rumah Bayu. Ku lihat ada motor Jemin di halaman teras rumah itu. Syukurlah..

"Assalamualaikum..."

"Tok... Tok... Tok!"

"Wa'alaikumsalam. Ada apa ya?"

Seorang wanita yang ku perkirakan berusia 30 tahunan membukakan pintu dan bertanya kepada ku. Ku rasa dia kakaknya Bayu.

"Maaf, Kak. Jemin ada?"

"Jemin? Oh... teman Bayu?"

"Iya Kak."

"Kamu siapa?"

"Aku pacarnya Kak."

Kemudian wanita itu langsung masuk dan nggak keluar lagi. Yang keluar adalah Jemin dengan muka khas bangun tidurnya.

"Ngapain kesini?! Ganggu!! Bikin malu aja!"

"Yang, maafin aku ya? Tadi malam aku benar-benar sakit. Ini aja masih sakit."

"Aaargh! Pergi saja sana! Tidur di tempat sepupu kesayangan mu sana!!"

"Jangan marah lagi ya please... Aku kesini mau jemput kamu. Kita sarapan yuk, di tempat langganan kita?"

"Nggak!!"

"Ayo lah Yang..."

"Nggak!!"

Bagaimana lagi aku harus membujuknya. Apalagi orang-orang di rumah Bayu mulai mengintip kami. Tetangga-tetangga sebelah pun mulai kepo dan sesekali melihat ke arah kami. Aku malu, tapi aku tetap harus bujuk Jemin.

"Please Yang, kamu mau apa?" Tanya ku mulai melemah.

Kami sama-sama saling diam beberapa saat. Kemudian Jemin memandang ke arah ku.

Deg, seram! Baru kali ini aku melihat Jemin memandangku seperti ini. Seperti tatapan nggak suka, dan muak. Tuhan... Tolong buat dugaan ku ini salah. Aku nggak mau Tuhan....aku nggak mau...

"Bagi aku duit. Aku perlu buat isi kuota."

"Eh, oh! O...oke Yang. Tapi kita sarapan dulu ya?"

"Terserah!"

Ini artinya kami baikan kan? Biasanya juga seperti ini. Syukurlah..., hubungan kami nggak sampai berakhir. Aku nggak sanggup bayangin kami pisah. Apalagi ada wanita lain yang menggantikan posisi aku di hatinya.

Jemin kembali masuk ke dalam rumah. Kemudian keluar lagi dengan jaket dan helm di tangannya.

"Antar motor ku dulu ke rumah."

"Iya, nggak apa-apa."

Aku beruntung. Jemin nggak marah lagi. Ah, lega rasanya. Kekhawatiran ku semalam suntuk, hilang seketika. Nggak apa aku harus keluar uang banyak hari ini. Yang penting kami baikan. Uang pun bisa di cari. Aku bisa meminjam lagi ke Airin akhir bulan nanti. Bulan-bulan sebelumnya kan juga begitu. Untuk apa aku khawatir.

Kami pun pulang ke rumah Jemin dengan motor masing-masing. Kemudian pergi lagi dengan motor ku.

Kami sarapan lontong sayur di tempat biasa. Meski Jemin terus makan tanpa menatap ku, tapi aku senang. Yang penting dia nggak menjauh dariku.

"Mana?" Tanya Jemin setelah kami duduk di atas motor dan bersiap pergi setelah aku membayar sarapan kami.

"Apa Yang?"

"Ck! Duit lah. Kamu lupa janjimu?!"

"Oh, nggak. Nggak lupa. Kamu butuh berapa Yang?"

"150."

Waduh! Kalau seratus lima puluh, bisa-bisa gaji ku yang tinggal nggak seberapa ini bisa habis hari ini juga.

"Kalau 50 boleh nggak Yang?"

"Kamu main-main sama aku?!4"

Kan, dia mulai emosi lagi. Nggak boleh. Kami baru saja rukun. Udah lah, yang penting dia nggak marah dulu. Bodo amat nggak ada uang.

"Se... Seratus aja ya Yang, uangku nggak banyak lagi. Gajian masih lama."

Aku memohon dengan tatapan memelas padanya. Karena sungguh, dompetku benar-benar sekarat.

Dari kemarin-kemarin, kami sering makan di luar. Bensin pun selalu aku yang mengisi. Jadi pegangan ku sudah nggak banyak lagi. Apalagi di tambah pengeluaran hari ini untuk membujuk Jemin.

"Sudah sini! Cepetan! Lama!!"

Ku berikan uang 100 ribu kepada Jemin. Syukurlah masih bisa nego turun 50. Masih bisa aku gunakan untuk pegangan bensin ku besok-besok.

Bersambung...

Jangan lupa dukung Author dengan like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

1
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
kurang baik apa umi&Airin ngurusin mu Lola JD harus nurut skrg
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
mahal mana sama paket data jemin?
💜Bening🍆
nah kan ujung2nya apa2 pasti ngerepotin keluarga... tp klo di nasehati n di ingetin keras kepala banget berasa bener sendiri.. berasa bisa sendiri gk butuh keluarga...
A͜͡ⁿᵘ Jesslyn Kim🐼
Emak2 jajan sambil ghibah🤣🤣
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
udh mulai curiga nih Airin sama keuangan lola
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
palagi kalo pedess puoolll
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
begitulah manusia, kalo pegang uang sering bablasnya
💜Bening🍆
ketemu sama temen.. ngumpul n bercanda memang kadang bisa membuat kita sejenak melupakan keruwetan pikiran😂😂😂
mayan buat iklan biar gk sepaneng kebawa pikiran yg lg ruwet🤭🤣
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
calon bakul bubur jajan bakso
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
heh mau kamu krja 24 jm tp gada pembeli juga percumaa, kalo modalnya sombong
A͜͡ⁿᵘ Jesslyn Kim🐼
di kira jualan itu mudah
💜Bening🍆
hidup itu gk semudah yg kamu bayangkan lola.. tp bkn berarti allah mempersulit hidup hambanya.. hanya saja jgn suka menyepelekan atw menggampangkan.. bertanggung jawab dgn baik.. taati tatanan yg ada dan bijaklah agar jln hidupmu terasa lbh nyaman
A͜͡ⁿᵘ Jesslyn Kim🐼
typo apa gimana ini Thor 🤭🤭
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
jangan sering² beli makanan diluar lol lebih baik masak sendiri biar hemat.
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
trs aja berbohong la nanti juga bakalan ketahuan kalau itu duit gadaian rumah.
A͜͡ⁿᵘ Jesslyn Kim🐼
Si Jemin tuh pasti yang ambil. lagian pada males semua 🙈
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
kalau uang nya habis pasti deh nginjem ke saudara kan dia blm bisa bekerja
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
baru sadar..? yg manis pas pacaran aja belum tentu tetep manis pas udah nikah. apalagi ini toxid
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
suami gak peka harusnya khawatir dong kalau Lola muntah malah diem aja
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
status suamik, tanpa peran maksudnya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!