"Ternyata, orang yang aku kira menyayangi ku, adalah orang yang mengharapkan kematian ku, " ujar jiwa Ciara lurus di atas salju yang dingin.
"Tuhan... jika aku di beri kesempatan untuk hidup kembali, aku mohon Tuhan, ijinkan aku untuk membalas semua rasa sakit ini.. " ujar Ciara kembali.
Cetasss..
Jleederrr..
jleedeerrr..
"Aku tau Tuhan, kau mendengar semua ucapan ku, ".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-8. Senjata Yang Berbalik Arah
"Selir Agung, saya mendapatkan surat dari markas besar, " ujar Naya pelayan setiap Selir Agung.
Selir Agung menerima surat itu, lalu dia membacanya, seketika wajah nya berubah merah padam, setelah Selir Agung membaca surat itu.
Prankk
Praankk
Praankkk
"Kurang ajar, sialan, siapa yang sudah merani menyerang markas rahasia kita? berani-beraninya mereka meracuni prajurit rahasia ku, " ujar Selir Agung murka membaca laporan di surat tersebut.
"Maaf Selir Agung, menurut pemeriksaan tabib kita, racun itu adalah racun dari markas kita sendiri, " ujar Naya.
"Maksud nya apa Naya?" tanya Selir Agung.
"Mereka keracunan racun yang Selir Agung selalu berikan pada Pangeran Jordan, racun ini tidak beredar di luaran Selir Agung, " jawab Naya.
"Kalau tak beredar di luaran, berarti yang meracuni para prajurit itu adalah orang dalam?" tanya Selir Agung.
"Belum bisa di pastikan Selir, karna masalah ini masih dalam penyelidikan, " jawab Naya.
"Kirim surat pada Jendral, karangan padanya penyelidikan ini harus di lakukan dengan benar, kalau ada yang berkhianat, maka langsung habisi saja, " ujar Selir Agung.
"Baik Selir Agung, " ujar Naya langsung melaksanakan perintah Selir Agung.
"Awas saja, jika aku temukan pengkhianat itu, maka aku sendiri yang akan menghabisi nya, akan ku kuliti seluruh kulit nya hingga tak tersisa, dan siapapun orang di balik mereka, maka akan aku hancurkan seluruh keluarganya, " monolog Selir Agung penuh perencanaan yang kejam dalam benak nya.
………………………………
"Sayang kau dari mana saja?" tanya Mariana pada Tuan Abra.
"Kau ini.. kau tau sendiri begitu banyak tugas negara yang harus aku kerjakan, jadi aku pasti bekerja mengurus urusan negara, " jawab Abra.
"Lalu kapan kau akan ada waktu untuk ku, apa kau tak merindukan ku? kau begitu jarang menyentuh ku, kau hanya melakukan nya di saat kau sedang mabuk saja, " ujar Mariana mengusap pedang pusaka Abra.
"Hentikan Mariana, aku lelah, " ujar Abra menahan gerakan tangan Mariana.
"Kenapa Suami ku? apa kau sudah bosan padaku?" tanya Mariana kecewa akan penolak Abra.
"Bukan begitu Mariana, aku hanya merasa lelah, kau tau sendiri buka? pekerjaan di istana tak ada habisnya, aku sebagai Jendral begitu sangat banyak tugas yang harus di bereskan, " ujar Abra.
"Kalau begitu biar aku yang bekerja, kau hanya perlu menikmati saja, " ujar Mariana tangan nya kembali nakal.
"Oohh Mariana.. aku.. aku tak bisa, " ujar Abra menolak namun tetap menikmati permainan Mariana di pedang pusaka nya.
"Mulut mu menolak Suami ku, tapi senjata mu menikmati nya, " ujar Mariana tak menyerah.
"Mariana.. aahhh.. berhenti, " ujar Abra.
"Minumlah dulu Suami ku, karna aku tau setelah minum anggur ini kamu akan bersemangat, " ujar Mariana memberikan minuman keras pada Abra.
Sesaat kemudian Abra mabuk, dan dia jatuh terbuai dalam kenikmatan belaian lembut dari Mariana.
"Bagaimana Suami ku? haruskah aku lanjutkan sentuhan sayang ku ini?" tanya Mariana.
"Lanjutkan aahh.. lanjutkan.. aah.. ahhh, " jawab Abra di selingi desahan kenikmatan.
Maka terjadilah bergulat panas antara pasangan suami istri itu, dengan sang istri yang memimpin.
Pergulatan itu terus berlanjut dengan beberapa gaya, dan kini Abra yang memimpin, dia memacu kencang mengendalikan Mariana bagaikan kuda, di setiap hentikan, di setiap gerakan, Mariana menjerit ke enakan.
"Say yang.. aah.. ahh.. ahh.. aku ingin sering melakukan aahh.. hal ini dengan mu aahh.. tapi kamu selalu saja aahh.. sibuk, " racau Mariana di sela-sela pergulatan mereka.
"Waktu ku tak banyak aahh.. maafkan aku, yang terpenting uang ku selalu mengalir untuk mu aahh, " ujar Abra.
"Tapi aahh.. aku ingin kasih sayang mu aahh.. aku ingin merasakan ini setiap waktu, " ujar Mariana.
Di setiap mereka melakukan hubungan suami istri, di saat itulah Mariana mengutarakan keinginannya, Abra tak pernah membantah, namun secara sadar Abra tak pernah mau menyentuh Mariana.
Abra selalu mencukupi semua kebutuhan Mariana, tapi kasih sayang di atas ranjang, itu sangan kurang sangat sangat kurang.
Maka dari itu, Mariana sering menambahkan obat perangsang di makanan Abra, agar dia mendapatkan belaian hangat nya, tak perduli Abra suka atau tidak, yang terpenting untuk Mariana hasrat nya terpenuhi tanpa harus dengan pria lain.
………………………………………
"Kakak, Kakak, apa Kakak sudah bangun? " ujar Sania memanggil Ciara.
"Dia pikir aku adalah aku yang dulu, maaf Sania kau pasti akan kecewa dengan perubahan ku ini, " gumam Ciara.
"Kakak.. ayo bangun ini sudah siang, " ujar Sania berpikir Ciara masih tertidur.
Kreeettt... pintu kamar terbuka, keluarlah Ciara dengan sangat segar, wajah nya tak mengenakan makeup tebal seperti di masa lalu, Ciara tampil alami menunjukan kecantikan nya yang begitu memukau.
"Cantik, " gumam lirik seseorang yang akhir-akhir ini selalu mengawasi nya di atas pohon besar.
"Kurang ajar, kenapa dia tampil secantik ini? wajah ini, wajah ini ingin sekali aku merobek nya, " monolog Sania dalam hati, Sania tak suka Ciara tampil seperti ini, maka dulu dia selalu meminta Ciara menggunakan makeup tebal, dengan tujuan agar wajah cantik itu tak terlihat.
Ciara yang memang pada dasar nya selalu menurut, dan menganggap Sania baik, maka Ciara selalu menuruti setiap ucapan Sania.
"Adik ada apa?" tanya Ciara menyadarkan Sania dari lamunan nya, biasa Ciara lihat, tatapan mata Sania.. begitu mengandung banyak kebencian untuk nya.
"Ahh aku kira Kakak belum bangun, " jawab Sania.
"Kebetulan Kakak sudah bangun, ohhh iya, ada apa Adik? pagi-pagi sekali kamu sudah datang ke kediaman Kakak yang kecil ini? " tanya Ciara.
"Aku ingin mengajak Kakak ke perta bunga teman ku, " jawab Sania.
Deg, seketika detak jantung Ciara terhenti, pesta bunga, ya pesta bunga, itu bukan pesta bunga biasa, melainkan pesta yang sengaja di adakan untuk mempermalukan Ciara.
Ciara yang dulu begitu manja, bukan manja, lebih tepat nya di manjakan oleh sang Bibi, dia saat dia tak mau belajar, maka sang Bibi dengan baik hati menuruti nya, sekarang Ciara sadar, Bibi nya itu bukan memanjakan nya, melainkan sengaja membuat dia berhenti belajar, agar dirinya rak punya pengetahuan juga keterampilan, tapi dulu, sebelum dia menikah dengan Pangeran Jordan, pengajaran nya begitu ketat.
Dan sekarang, Ciara kemabli ke masa itu, dengan bermodalkan bekal dari masa lalu, Ciara akan membuat mereka merasakan apa yang dulu dia rasakan.
"Kakak.. Kakak, kenapa kau diam saja, apa kau tak ingin pergi? ujar Sania menepuk bahu Ciara lembut.
"Maaf Adik, Kakak hanya sedang berpikir, " ujar Ciara.
"Kakak kenapa? apa yang Kakak pikirkan? tanya Sania.
"Kakak kan tak pernah berbaur dengan teman-teman mu itu, apa tak masalah jika kakak ikut?" jawab Ciara
"Kau adalah Kakak ku, apa yang membuat alasan kau jadi masalah?" ujar Sania menyakinkan Ciara.
"Kakak..
"Ikut ya Kak..
Yah... Bersambung.
lanjut thorr
lanjut up lagi thor💪💪💪💪