Viola adalah gadis SMA yang berumur 18 tahun yang hidupnya berubah setelah mamanya menikahi duda anak 2. Anak papa angkatnya itu 2 laki-laki, dan siapa sangka anak bungsu papanya itu adalah guru olahraga yang dingin di sekolahnya. Dia harus menjadi keluarga baru guru yang tidak dia sukai itu. Viola sama sekali tidak akrab dengan kakak keduanya itu tapi dia akrab dengan kakak pertamanya dan papa angkatnya itu. Keluarga mereka pun rukun tapi hanya kakak keduanya yang tidak mau tinggal dengan mereka. Viola dan kakak keduanya pun sering bertengkar sampai akhirnya mereka berdua timbul perasaan suka. Bagaimana cara mereka berdua menjalani hubungan cinta satu keluarga dan beda usia ini? Apakah mereka akan mengalah dengan orang tua mereka atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gywnee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 08
Alca masuk ke dalam rumah, dan di dalam rumahnya sangat gelap, lalu dia menggunakan flash hpnya sebagai senter, Alca melihat Viola yang menangis di sofa lalu Alca menghampiri Viola.
"Kenapa kau menangis?" tanya Alca dengan heran.
Viola menoleh ke Alca, Alca terkejut melihat bibir Viola yang pucat dan tangannya gemetaran.
"Ka kenapa?" tanya Alca dengan cemas.
"A.a.aku takut.." jawab Viola dengan terbata-bata.
Lalu Alca jongkok di depan Viola .
"Apanya yang ditakuti sih," Alca sambil menepuk pundak Viola, Viola memegang erat lengan baju Alca.
"Mama.." lirih Viola.
Alca menghela nafas.
"Aliran listriknya putus karena petir sebentar lagi juga nyala..." ucap Alca.
Viola sesenggukan menangis dan Alca hanya diam dan menepuk-nepuk pundaknya agar Viola merasa tenang.
Dan beberapa menit kemudian, lampunya menyala.
Alca melihat Viola yang berkeringat banyak, dia cemas tapi dia tidak mau menunjukkan hal itu.
"Kau baik-baik saja?" Alca.
Viola mengangguk.
Lalu Alca melihat lutut Viola yang berdarah, dia langsung mengambil kotak p3k dan mengobatinya.
" Ma.ma.maaf merepotkan.." ucap Viola.
Alca diam dan fokus mengobati luka Viola.
“Bukan kau jika tidak merepotkan,” jawab Alca.
Viola berdecak dengan kesal mendengar ucapan Alca.
Viola menundukkan kepalanya ,Viola menyembunyikan kedua tangannya ke belakang karena masih gemetaran.
Setelah itu Alca melihat Viola yang masih terlihat panik itu.
"Masuk ke kamarmu dan tidur!"
Viola mengangguk lalu dia naik ke atas.
Alca penasaran kenapa mati lampu saja membuat Viola sangat ketakutan.
Sampai di kamar Viola mengambil pil penenang dan langsung meminumnya, setelah itu tidur.
.
Keesokan harinya, Arka sedang membuatkan sarapan untuk adik-adiknya lalu Alca turun ke bawah.
"Sudah bangun.." ucap Arka sambil tersenyum.
Lalu Alca menuju ke arah Arka.
"Viola belum bangun ya," tanya Arka sambil melihat ke arah kamar Viola.
Alca ingin bertanya tentang kejadian semalam ke Arka tapi dia pikir Arka juga tidak tahu karena Viola juga belum lama disini.
"Ada apa Alca?" tanya Arka dengan heran.
"Aku akan bangunkan si bodoh itu," Lalu Alca naik ke atas lagi.
Arka tersenyum.
.
Alca masuk ke kamar Viola dan dia sangat terkejut melihat kamar Viola yang seperti kapal pecah, lemarinya buka dan bajunya jatuh ke lantai semua, sprei Viola juga copot, ditambah selimutnya jatuh.
Alca menghela nafas lalu dia mengambil panci dan sendok, dia membuat kebisingan di kamar Viola agar dia bangun.
TONG.. TONG ..TONG..
"Aduhhh berisikk," teriak Viola langsung bangun.
"Bangun!" Alca.
Viola mendengus kesal.
"Ayo bangun!" tegas Alca.
"Ih..." gumam Viola dengan kesal, lalu dia bangun.
"Nggak ke kamar mandi?" tanya Alca.
Viola masuk ke kamar mandi dulu, dan Alca turun duluan.
"Sudah bangun?" Arka.
"Sudah." Alca lalu dia duduk.
"Nanti kakak mau pergi," Arka.
"Kemana?" Alca.
"Naura ingin jalan-jalan," jawab Arka sambil tersenyum kecil, Alca menatap kakaknya dengan kasihan, andai saja kakaknya tahu bagaimana Naura itu, dia juga ingin mengatakan itu ke kakaknya tapi dia kasihan jika kakaknya akan sakit hati.
"Kamu tidak ada kegiatan nanti?" Arka.
"Ada."
"Apa?"
"Mendidik anak itu." Alca.
Arka berdecak tersenyum.
"Sepertinya dia nurut padamu saja, mama bilang dia tidak pernah nurut sama mama," Arka.
Alca tersenyum.
"Kakak suka punya mama baru?" Alca.
"Tentu saja, mama Rosa baik dia juga humble orangnya," Arka sambil tersenyum. "Kau tahu sendirikan kita sudah ditinggal mama kita saat kamu kecil , kakak belum banyak kenangan tentang mama jadi kakak senang akhirnya bisa merasakan punya mama." Arka.
Alca tersenyum.
"Dimana papa ketemu sama mama Rosa?" Alca.
"Saat papa berkunjung di perusahaan tempat kerja mama Rosa." Arka.
Alca mengangguk mengerti.
"Kakak juga terlihat sayang sama Viola." Alca.
Arka tersenyum.
"Dia anak yang lucu dan banyak tingkah, dulu saat papa mengenalkan kita dia menumpahkan jus di baju papa dan saat dia makan dia mengiris steak tapi dagingnya terbang ke gelas papa," ucap Arka sambil tertawa kecil mengingat hal itu.
Alca tersenyum mendengarnya, dia juga baru pertama kali bertemu dengan orang seceroboh dan sebodoh Viola.
"Kamu juga harus sayang dengannya, dia anak bandel tapi lucu," Arka.
Alca tersenyum.
"Kenapa lama sekali Viola keluar?" Arka.
"Ah anak itu," gumamnya Alca dengan kesal lalu dia naik lagi ke atas, saat Alca masuk Viola tidak ada di kamarnya lalu Alca masuk kamar mandi Viola dan dia melihat Viola tertidur sambil duduk di wc.
Alca menghela nafas.
“Anak ini benar-benar…” gumam Alca dengan heran.
Setelah Alca membangunkan Viola mereka turun ke bawah dan makan bersama.
"Kenapa wajahmu cemberut Viola?" Arka.
"Kak Alca memakiku." jawab Viola dengan kesal.
"Dia tidur di wc." Alca dengan kesal.
Arka terkekeh.
"Nanti kakak mau pergi, kamu dirumah sama Alca dia bilang mau ada kegiatan denganmu." Arka.
Viola membelakan matanya dan dia menggelengkan kepalanya dia memohon agar tidak disini karena dia sangat menderita jika sama Alca.
"Tidak apa-apa, dia nanti akan membelikanmu makanan enak," canda Arka.
"Ak.. aku puasa aku tidak makan," jawab Viola dengan penuh keyakinan.
"Jangan berisik! makan!" tegas Alca.
Viola langsung makan.
Arka terkekeh.
.
Setelah selesai makan Arka segera berangkat pergi sedangkan itu Alca berada di kamar Viola.
"Mau apa sih kak?" tanya Viola dengan kesal.
"Rapikan kamarmu!" Alca.
"Ngapain rapiin kalau nanti juga berantakan lagi." Viola.
"Kalau begitu ngapain kau makan nanti juga bakal BAB." Alca.
Viola berdecak, lalu dia merapikan meja riasnya dulu, setelah itu bonekanya.
Alca hanya duduk dan melihatnya.
"Itu belum rapi." Alca menunjuk ranjang Viola.
“Itu di pojok masih ada debu, itu bersihkan. Di tata barangnya yang urut jangan sembarangan gitu.”
“Nah itu ujung spreinya masih belum bisa terpasang.”
“Tuh di bawah ranjangmu ada kertas, buang!”
“Itu juga kotor.”
“Nah samping lemarimu itu ada kertas! apa buang sampah di sana? disini ada tempat sampah!”
Alca menunjuk -nunjuk yang harus dirapikan, dan terakhir lemari Viola, Alca membuka lemarinya dan semua bajunya jatuh karena tidak di tata.
Alca menoleh ke Viola dengan tatapan kosong.
Viola tersenyum kecil, lalu Alca mengeluarkan semua baju-baju Viola dan Viola melipatnya lagi.
Viola menghela nafas dengan sedih, dia sungguh lelah melakukan semua ini.
Diriku yang dulu..aku benar-benar merindukanmu…
-batin Viola-
Alca mencari-cari sesuatu di lemari Viola.
"Kenapa kau tidak ada stok pembalut?" tanya Alca.
Viola merasa malu karena Alca mengatakan itu.
"Ke,ke.kenapa sih itu kan urusanku."
"Setiap wanita harus punya barang itu." jawab Alca.
"Iya iya nanti aku beli." Viola.
Alca menghela nafas, lalu Alca menoleh ke jendela Viola ,dia berjalan ke arah jendelanya dan saat dia membuka gordennya dia terkejut karena Viola menjemur pakaian dalam dan branya di jendela dengan tali.
Viola membungkam mulutnya karena dia terkejut.
"Astaga belum aku ambil," gumam Viola.
"Di bawah ada tempat jemuran kenapa menjemur disini?" tanya Alca dengan heran.
"Jauh males." jawab Viola.
"Apa gunanya kakimu." Alca.
"Iya iya nanti aku jemur disana," jawab Viola dengan kesal.
Alca menghela nafas.
Alca melihat bra dan celana dalam yang masih ada gambarnya buah-buahan.
"Hah~ anak ini .." gumam Alca dengan heran.
Setelah selesai merapikan kamarnya sampai jam 3 sore Viola baru selesai, dia langsung tepar di ranjangnya.
"Kenapa barangku berantakan semua sih.." gumam Viola dengan kesal.
"Sudah selesai?" Alca tiba-tiba masuk.
Viola duduk dan dia mengangguk.
"Ayo makan!" Alca lalu dia turun ke bawah dan Viola langsung menyusul Alca, Viola lari menyusul Alca.
Dan mereka makan bersama.
Viola penasaran bagaimana bisa Alca pacaran dengan Angel padahal yang dilihatnya angel itu menyebalkan.
Alca menoleh ke Viola.
"Apa bakatmu?" tanya Alca.
"Makan tanpa kenyang." jawab Viola dengan berbangga diri.
"Apa itu bakat." Alca dengan dingin.
Viola menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak punya kemampuan apapun, mungkin aku ditakdirkan menjadi orang bodoh." jawab Viola.
"Nanti ikut aku." Alca.
"Kemana?" tanya Viola dengan sedih, karena dia sungguh lelah sudah melakukan banyak kegiatan.
"Mengasah bakatmu." Alca.
"Ah aku nggak mau, udahlah aku baik-baik saja tanpa bakat." rengek Viola dengan memohon-mohon ke Alca.
"Diam! makan!" Alca.
Viola mendengus kesal.
"Kenapa hidupku sangat menderita bahkan lebih menderita saat sama mama..." gumam Viola dengan kesal.
"Makan!"
"Iya.. Iyaaaa.." Viola dengan kesal.
" 'Iya'nya satu kali saja!"
"Iyaaaaaaa.. " Viola dengan kesal.
"Kenapa panjang sekali?"
"Serah deh serah... " jawab Viola dengan kesal.