Fadel Arya Wisesa, salah satu pewaris grup Airlangga Wisesa bertemu lagi dengan gadis yang pernah dijodohkannya. Dia Kayana Catleya, salah satu cucu dari grup Artha Mahendra.
Gadis yang pernah menolak untuk dijodohkan dengannya.
Saat tau sahabat gadis itu menginginkannya, Fadel dengan terang terangan mengatakan kalo Kanaya adalah calon istrinya di acara ulang tahun sahabatnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkataan Fadel yang menyebalkan
"Nona.... Kenapa mereka memperhatikan nona dengan tatap aneh?" Hasna yang berada di samping Kayana merasakan tatapan beragam makna dari para pewaris perusahaan pada nona mudanya.
"Mungkin karena kita pesaing terbesar mereka?--- Harusnya kita ngga usah ikut tender bareng mereka. Kita sama sama superior. Tapi kalo begini mereka akan merasa sudah berada di atas kita," cerocos Kayana asal. Sengaja agar Hasna yang ngga tau apa apa, percaya saja dengan yang dia katakan.
"Iya, sih, nona. Tapi kita, kan, sama sama mainkon di sini," kilah Hasna.
"Memang, tapi disini tetap mereka yang lebih utama.'
"Oooh...." Hasna sudah ngga bisa menyanggah lagi.
Kayana pun sudah ngga ingin berdebat dengan Hasna. Ketika dia menatap lurus ke depan--tatap matanya seolah dipaksa ke satu arah. Kayana akhirnya melihat laki laki itu.
Dia terpana sesaat saat tatapnya beradu dengan tatap tajam yang dingin itu. Tapi kemudian Kayana melengos, memusatkan perhatian pada tabnya hingga meeting tender pemilihan subkon dimulai.
Kenapa dia kelihatannya masih marah?
Kekanakan sekali.
Terpaksa Kayana akui dia terpesona saat laki laki gampangan itu menjelaskan tentang proyek yang nantinya akan dikerjakan.
Mungkin karena perusahaannya bukan menjadi kontraktor yang paling utama di proyek ini, dia jadi bersyukur, karena dirinya tidak perlu ikut memaparkan rencana proyek besar ini. Semuanya sudah dijelaskan oleh mantan laki laki yang gagal dijodohkan dengannya.
Setelahnya mereka cukup mendengar para perwakilan perusahaan saling beradu argumen untuk bisa terpilih jadi subkon.
"Nona, setelah meeting ini, kita perlu discuss dengan perwakilan mereka. Mungkin nanti akan lebih sering. Yang menjadi pmnya Pak Fadel."
Hampir saja Kayana mengeluarkan umpatannya.
Jadi mereka akan lebih sering berkomunikasi.....
Kayana merasa zonk sesaat.
Tuhan, apa tujuan daddy dan maminya yang sebenarnya, sih?
Kenapa dia merasa sedang didekatkan dengan laki laki gagal yang berasal dari masalalunya.
Kenapa dia malah dijodohkan dengan orang lain...?
Mirisnya Kayana ngga tau siapa calon suami barunya.
Kayana memperhatikan tim inti Airlangga Wisesa. Rata rata wajah mereka ngga ramah.
Jangan jangan mereka semua masih mendendam padanya...!
Tanpa sadar Kayana memijat keningnya.
Parah! Dia nyasar di tempat yang ngga diinginkan!
"Nona kenapa? Pusing?" Hasna menatapnya khawatir.
Kayana menggeleng sambil tersenyum tipis.
"Aku ngga apa apa.'
Kayana mulai kesal, kenapa harus dia sendiri yang menghadapi orang orang gagal move on ini
Haykal! Kenapa dia seolah sengaja menjadikannya korban....! Kayla terus mengumpat di dalam hati.
Daddyyyy...... Apa maksudnya ini?
Kepala Kanaya tiba tiba terasa sangat penuh dan ingin meledak.
"Nona.... Anda ngga apa apa?" tanya Hasna makin khawatir karena melihat ekspresi Kayana yang ngga seperti biasa. Terkesan menahan marah.
Kayana!
Inhale!
Exhale!
Hatinya mengingatkan.
Dia melakukannya beberapa kali.
"Sudah, jangan pedulikan aku. Fokus saja."
"Si siap, nona," jawab Hasna cepat.
Dalam hati dia mengeluh, padahal khawatir dengan keadaan nonanya yang kelihatan ngga sehat--tapi nonanya malah marah.
Dia jadi teringat perkataan sekretaris bos besarnya tadi pagi.
"Kamu harus sabar ngadepin nona. Kemarin nona kelihatannya marah sama pak bos. Takutnya kamu kena pelampiasan kemarahan nona muda."
Sekarang sudah terbukti, dia sudah kena imbasnya.
Hampir dua jam meeting berlangsung. Perasaan Kayana mulai ngga tenang. Setiap matanya melirik Fadel, laki laki itu pasti sedang menatapnya dengan ngga bersahabat.
Bagaimana kalo nantinya dia harus meeting bersama mereka? Rasanya ngga ada satu pun yang ramah.
"Nona, nona....."
Kayana terkejut, lamunannya buyar ketika sekretarisnya memanggilnya sambil menyentuh pelan lengannya.
"Ada apa?" Kayana merasa aura di ruang meeting ini beubah jadi ngga sehat untuk jantungnya.
"Pak Fadel memanggil anda," bisik Hasna dengan suara agak ditekan.
Apa? Pipi Kayana memanas. Dia sempat melamun tadi di menit menit akhir.
"Nona Kayana dari grup Artha Mahendra. Jika anda ngga berminat dengan proyek ini, anda bisa mengundurkan diri."
Kayana terkejut mendengar suara yang dingin menusuk itu. Apalagi semua tatap tertuju padanya.
"Maaf, Pak Fadel. Nona saya agak kurang sehat." Hasna cepat mengantisipasi keadaan. Nonanya masih terbengong bengong dan kalimat yang diucapkan pemilik perusahaan terindikasi kalo dia merasa diremehkan.
"Harusnya kalo di saat sepenting ini kamu harus tetap fit. Kenapa grup sebesar Artha Mahendra malah mengutus anda, bukan yang lebih kompeten."
Pipi Kayana bertambah merah seperti terbakar. Tangannya mulai berkeringat dan bergetar karena marah dan juga malu.
"Kami minta maaf, Pak Fadel." Lagi lagi Hasna cepat tanggap.
Fadel terus saja menatap tajam Kayana yang tampak canggung dan malu.
Dia seolah ngga mendengar kata kata yang diucapkan sekretaris gadis itu.
"Saya minta maaf. Anda tidak perlu meragukan kemampuan saya sebagai wakil dari Artha Mahendra. Perusahaan kami sudah sangat diakui kredibilitasnya, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Sudah kadung malu, tapi Kayana tetap ngga mau kehilangan mukanya di depan banyak perwakilan perusahaan besar.
Dalam hati dia memaki karena laki laki yang pernah ditolaknya ini seperti sengaja ingin mempermalukannya.
"Mungkin nanti bisa kita bahas kalo nona Kayana sudah lebih sehat," ucap Fadel lagi. Dari nada suaranya, seolah laki laki itu ngga peduli dengan semua pembelaan Kayana.
Kayana semakin yakin kalo laki laki ini sedang membalas dendam lamanya padanya.
Cara yang sangat ngga elegan!
*
*
*
"Kamu lagi sakit, Kay?' tanya Chesna khawatir bercampur prihatin ketika meeting sudah dinyatakan selesai.
Ketiga temannya yang lain juga mendekat.
"Kay, harusnya kamu kasih tau kita, dong, kalo perusahaan kamu jadi mainkon juga," ucap Paramitha agak kesal. Apalagi tadi terang terangannya idolanya sangat perhatian pada Kayana.
Dia ngga habis pikir dengam keberanian Kayana yang hanya seorang direktur menentang Fadel. Padahal bukan pemilik perusahaan yang sangat besar ini. Kalo dia berada di posisi Kayana, pasti sudah kircep karena malu berat
"Sudah, dibahas nanti saja. Dia aja lagi ngga sehat," bela Chesna sambil mendelikkan matanya pada Paramitha.
"Tapi Mitha benar juga, Ches. Kalo kita tau dari kemarin, kan, bisa minta Kayana memberitau caranya agar bisa terpilih jadi subkon," sergah Ellen.
Dia butuh tender ini, sudah lama dia ngga ke spa.
"Sabar saja. Keputusan juga bukan hanya di tangan Kayana. Tetap di tangan bos utamanya," bantah Imas agak kesal dengan sifat ngga peduli keduanya.
"Lagipula kenapa takut ngga terpilih? Bukannya tadi kalian sudah menyampaikannya dengan sangat akurat saat meeting," ketus Chesna.
Hening.
"Nona ngga apa apa?" tanya Hasna tambah khawatir melihat wajah Kayana yang tampak gelisah.
'Aku ngga apa apa."
Hanya bete bin jengkel.
"Perusahaan Airlangga yang lebih dominan memutuskan," ucap Kayana sambil balas menatap tajam pada Paramitha dan Ellen.
"Perusahaan bosku hanya memberikan saran," sambung Kayana lagi.
pada demen banget sich ngerjain
si Kayana.......
anak orang udah seteresssss itu....
maju mundur kena......
perang hati dan logika ga sinkron.. sinkron...
bisa bisa kurus kering tuh anak orang....
trik...trik diet mah....lewaaaatt......😁😁😁
fadelllllllllll fadellll tunangan munkayanaa.. kapan sih kayana tauuuu....