Ayah Sambungku K-Pop Idol

"Mantan suamimu sangat bodoh. Dia sudah menyia-nyiakanmu yang secantik ini. Syukurlah kamu sudah bercerai dengannya. Dia tidak layak mendapatkanmu," ujar Hyunjin dengan menggebu-gebu seakan ia bisa merasakan sakit yang Kirana rasakan.

Reaksi Hyunjin malah membuat Kirana tertawa. Ia seka air mata yang hampir jatuh ke pipinya. Kirana mencoba untuk melepaskan tangan Hyunjin lagi, namun Hyunjin bersih keras untuk tetap menggenggam tangan Kirana.

"Aku harus mengambil ponselku," izin Kirana.

Hyunjin pun melepas tangannya perlahan dan membiarkan Kirana mengambil ponselnya di saku hoodie yang ia kenakan.

Kirana membuka kunci ponselnya dengan pola dan kemudian membuka galeri. Ia memperlihatkan sebuah foto wanita pada Hyunjin.

Hyunjin mengerutkan dahinya bingung. "Siapa dia?"

"Itu aku, dua tahun lalu."

"Benarkah?" Hyunjin tak percaya.

Pasalnya perempuan di foto itu bertubuh gemuk, berkacamata cukup tebal, kulitnya kusam, dan rambutnya tipis sekali, bahkan nyaris botak. Sangat berbeda dengan Kirana yang sekarang.

"Itulah Kirana yang dulu. Yang dikhianati oleh suaminya sendiri. Tubuhku membesar setelah melahirkan dan tak bisa kembali lagi. Aku cukup bersyukur Oscar masih bisa menerimaku. Lalu berat badanku semakin tak terkendali dan mempengaruhi kesehatanku. Siklus menstruasiku kacau, dan rambutku rontok parah. Itulah mengapa Oscar bisa dengan mudah berpaling pada Giselle. Dia muda, cantik, dan baik."

"Kau mengatakan seorang perempuan yang telah mengambil suamimu sebagai orang baik?" Hyunjin tak habis pikir.

"Setidaknya sekarang aku melihatnya seperti itu. Giselle memang baik. Dia bisa memperlakukan Sienna seperti putrinya sendiri. Saat Sienna menolak memanggilnya dengan sebutan ibu, dia tidak keberatan."

"Bagaimana bisa kamu sekuat itu?" tanya Hyunjin terpesona.

"Tentu tidak mudah. Setelah Oscar menceraikan aku, aku bertekad untuk merubah diriku. Aku menjalani diet ketat, aku merawat kulitku, melakukan operasi lasik pada kedua mata minusku, menumbuhkan kembali rambutku, hingga aku bisa menjadi seperti sekarang." Kirana kibaskan rambut panjang indah berwarna coklat miliknya untuk mengubah suasana.

"Kamu sudah melewati banyak hal. Luar biasa, Kirana," ujar Hyunjin bangga. "Teruslah seperti ini, menjadi cantik, percaya diri, dan aku yakin mantan suamimu itu menyesal telah meninggalkanmu demi perempuan lain."

"Yah. Aku tidak ingin berpikir apapun lagi tentang Oscar. Apa yang ia rasakan, ia pikirkan, sudah tidak ada hubungannya denganku. Aku berubah bukan untuk membuatnya menyesal, tapi karena aku ingin menjadi lebih bahagia. Kami hanya partner untuk merawat Sienna sekarang."

Hyunjin mengembalikan ponsel Kirana. "Dan kamu semakin membuatku terpesona."

Kirana hanya tersenyum. Ia mengalihkan pembicaraan sebelum wajahnya memerah karena malu. "Aku ingin bertanya. Bagaimana bisa kamu memberikan ini?" Kirana merogoh sakunya dan mengeluarkan secarik kertas yang Hyunjin berikan tadi saat ia berada di depan toilet.

Hyunjin meraihnya dan tersenyum. "Aku sudah terpesona padamu sejak melihatmu di ruang gantiku tadi siang. Dan ajaib, aku melihatmu di hotel ini juga. Aku tidak mau melepaskan kesempatan ini, jadi aku menemuimu untuk memberikan ini. Aku tidak bisa mengajakmu berkenalan di tempat terbuka, jadi aku mengundangmu ke sini. Aku harap kamu paham dengan situasiku."

Iya, benar. Tidak mungkin Hyunjin mengajaknya berkenalan di tempat yang bisa dilihat oleh orang lain. Ia bisa terkena skandal. Dunia K-Pop memang semengerikan itu, seakan dosa besar bagi seorang idol untuk dekat dengan seorang wanita secara terang-terangan. Kirana menyesal karena sempat berpikir yang macam-macam. Padahal Hyunjin hanya ingin berkenalan dengannya dan menjaga privasinya.

"Tentu, aku paham. Kapan kamu akan kembali ke Korea?"

"Kenapa? Apa sekarang kamu sudah merasa khawatir jika tidak bisa menemuiku lagi?" goda Hyunjin.

"Tidak. Bukan begitu..." Kirana tergagap. Hyunjin berhasil menggodanya dan ia tertawa puas melihat Kirana yang salah tingkah. Sialnya, Kirana tak mendapatkan alasan yang tepat untuk berdalih.

Tawa Hyunjin terhenti. Ia menatap kedua manik Kirana dengan hangat. "Berikan nomormu, kita akan terus berhubungan meskipun tidak bertemu."

"Tapi...aku tidak tahu..." Kirana bimbang. Apa ia akan melanjutkan semua ini?

Tanpa Kirana sadari, tiba-tiba saja ia merasakan hangat, lembut, dan basah di bibirnya. Wajah Hyunjin ada begitu dekat, ia bisa melihat dengan jelas tahi lalat kecil yang ada di bawah mata kirinya.

Ya. Hyunjin mencium Kirana.