NovelToon NovelToon
Satu Perempuan

Satu Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Keluarga / Satu wanita banyak pria
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nurcahyani Hayati

Bagaimana jadinya jika kamu menjadi anak tunggal perempuan di dalam keluarga yang memiliki 6 saudara laki-laki?
Yah, inilah yang dirasakan oleh Satu Putri Princes Permata Berharga. Namanya rumit, ya sama seperti perjuangan Abdul dan Marti yang menginginkan anak perempuan.

Ikuti kisah seru Satu Putri Princes Permata Berharga bersama dengan keenam saudara laki-lakinya yang memiliki karakter berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurcahyani Hayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Labrak

"Loh, kemana?!!" teriak Tawi sembari menatap kepergian Incces yang berlari tanpa memberi jawaban.

Incces berlari mengejar kepergian Pranam yang melangkah entah mau kemana. Incces tidak tahu tapi ia berlari mengejar.

"Abang Pranam!" panggil Incces membuat Pranam menghentikan langkahnya.

"Loh? Kok kamu di sini?" tanya Pranam sembari menatap Incces yang nampak ngos-ngosan sembari memegang ke dalam lututnya.

"Duh, Abang itu kenapa sih jalannya cepat banget. Incces itu jadi capek karena ngejar Abang."

"Lah? Lagian kamu kenapa ngejar Abang?"

"Incces mau kasih tau sesuatu."

Pranam mengekerutkan kedua alisnya. Melangkah lebih dekat dengan raut wajahnya yang begitu sangat serius.

"Mau kasih tau apa?"

Pranam menatap dari ujung rambut sampai ujung kaki adiknya itu memastikan bahwa adiknya baik-baik saja. Ia menyentuh kedua pundak Incces membuat Incces nampak kebingungan.

"Ada yang ganggu?"

"Ada yang mukul?"

"Siapa?"

"Kasih tau Abang!"

Incces menghempaskan tangan Pranam dengan wajah kesalnya.

"Ih nggak ada yang ganggu Incces."

"Terus apa?"

"Incces itu mau ngasih tau kalau nanti Incces nggak bisa pulang bareng sama Abang."

Kedua mata Pranam membulat terkejut.

"Apa?"

Incces melongos. Sepertinya saudara yang tinggi itu mulai pikun.

"Ih kan Incess udah bilang kalau Incess itu pulangnya nggak sama Abang."

"Tapi kenapa?"

"Incces mau kerja kelompok di rumah jadi Incces pulangnya sama temen-temen Incces."

"Teman yang mana?"

"Yah teman Incces lah. Namanya Tawi sama Zen."

"Oh," jawabnya singkat lalu sedetik kemudian kedua matanya membulat ketika nama Zen ia dengar.

"Zen? Zen itu cowok atau cewek?" Tatapnya penuh intimidasi.

"Zen itu cowok."

"Cowok?" tanya Pranam dengan nada suaranya yang ditekan.

"Iya cowok. Masa iya sih Zen itu cewek jelas-jelas namanya itu cowok."

"Kok kerja kelompoknya sama cowok?"

"Namanya juga teman. Emangnya ada ya yang ngelarang anak cewek temenan sama anak cowok."

Pranam mendengus lalu menoleh menatap ke arah lain. Sedikit kemudian ia kembali menatap adik perempuannya yang masih mengoceh.

"Nggak ada ngelarang tapi Abang yang ngelarang.'"

"Abang Pranam ngelarang?"

"Bukan tapi Abang Praga."

Incces mendecapkan bibirnya kesal. Ia tak suka kalimat ini.

"Nggak peduli. Pokoknya Incces mau kerja kelompok di rumah sama temen-temen Incces, titik."

Incces menghentakkan kakinya sembari melipat kedua tangannya di depan dada dan berpaling melangkah pergi sembari mengibaskan rambutnya yang langsung menampar wajah Pranam.

"Duh!" keluhnya sembari menyentuh pipinya.

Ia menatap adiknya yang masih melangkah pergi meninggalkannya serta mengabaikan Ia yang berteriak memanggil tapi adik satu perempuan itu tak kunjung berhenti.

"Incces!" panggilnya lagi.

"Sial, bisa dibunuh tuh teman Incces sama Abang Praga."

...----------------...

Dari kejauhan dua wanita nampak berdiri sembari menatap Pranam dan Incces yang saling berdiri berhadapan. Putri dan Key, dua siswi kelas dua setingkat dengan Pranam.

"Kayaknya perempuan itu suka deh sama si Pranam," ujar Putri membuat Key yang merupakan salah satu dari ketiga pacar dari Pranam menatap tajam penuh amarah.

Jemari tangannya mencengkram angin dengan kuat seakan sudah mencengkram leher gadis yang menjengkelkan siang ini.

"Gue nggak terima, pokoknya gue nggak terima kalau cewek itu ngedeketin pacar gue."

"Kita harus buat perhitungan sama dia. Pokoknya dia harus tau kalau ngedeketin si Pranam itu penuh resiko," sambungnya lagi.

"Betul, gue setuju," jawabnya sepakat dengan rencana Key lalu beberapa detik kemudian ia terdiam sembari mengetuk-ngetuk dagunya, berpikir.

"Tapi gimana caranya?"

Key kini terdiam tapi pikirannya memikirkan jawaban lalu tak berselang lama ia tersenyum jahat.

"Kita labrak dia."

"Serius?"

Key langsung menoleh memasang wajah yang penuh tanda tanya. Apakah sahabatnya ini meragukan keberaniannya.

"Gue serius. Gue nggak mau ya kalau pacar gue direbut sama perempuan itu."

"Iya, sih mana dia cantik lagi."

Kedua mata key membulat sempurna ia tak menyangka jika sahabatnya itu berani mengatakan kalimat seperti itu di depan matanya.

"Maksud lo?"

Putri ikut melotot. Menutup mulutnya yang baru ia sadari telah mengatakan hal itu.

"Nggak, maksud gue-"

"Ah, udah-udah pokoknya lo harus bantu gue buat ngelabrak dia!"

Putri menjelingkan matanya dengan malas. Malas untuk cari gara-gara. Key mengkerutkan keningnya, respon itu tak menyangka ia lihat.

"Lo nggak mau bantu gue?"

"Ah? Mau kok."

"Terus kenapa lo kayak gitu?"

"Nggak apa apa. Kapan kita labrak?"

Key tersenyum licik. Ia melipat kedua tangannya di depan dada sembari memandangi Incces yang masih melangkah ke arah kelasnya.

"Sekarang!"

"Ah?" teriaknya tak menyangka.

"Cepat ikut gue!" ajaknya lalu melangkah meninggalkan Putri yang masih melongo.

Putri sangat tak menyangka jika rencana pelabrakan itu akan dilakukan sekarang. Putri mengakui jika sahabatnya itu memang sangat tergila-gila dengan ketua tim basket sekolah itu. Tentu saja jika ada perempuan yang mendekati Pranam pasti akan membuat Key ketar-ketir.

"Putri cepetan!" teriak Key.

"I-i-iya!" jawabnya lalu berlari menyusul Key.

Keduanya kini berdiam di samping pintu masuk kelas menatap tiga orang yang sedang makan di sana.

"Lo beneran mau labrak dia?" bisik Putri cemas.

"Iya, kenapa lo takut?"

Putri seketika bungkam. Sejujurnya ia ingin mengatakan kalau dia memang takut. Dia tidak seberani Key yang main labrak begitu saja.

"Kalau lo takut ya udah nggak usah, biar gue aja yang masuk terus ngelabrak dia," ujarnya lalu melangkah masuk ke dalam kelas tanpa menunggu jawaban dari Putri membuat kedua mata Putri membulat kaget. Berani sekali dia.

Bruak!!!

Incces, Tawi dan Zen tersentak kaget saat sosok wanita dengan rambut yang nampak terurai memukul meja dengan keras. Sorot matanya tajam tetapi hanya menatap ke arah Incces yang terdiam heran.

"Lo punya hubungan apa sama pacar gue?" bentaknya membuat Tawi dan Zen saling berpandangan.

"Ma-maksudnya?" tanya Incces bingung.

Sudut bibir Key terangkat bisa-bisanya gadis ini bertanya dengan wajah sok polosnya.

"Jangan pura-pura nggak tau deh! Lu habis ketemu sama pacar gue di luar tadi!!!" teriaknya menggelegar di dalam ruangan kelas membuat bibir Incces bergetar.

Kedua matanya memerah. Tak ada yang pernah berteriak di depannya selama ini. Apalagi sampai memarahinya dengan suara yang keras. Rasanya ada yang memukul dadanya begitu keras hingga terasa nyeri.

"Kamu itu apa-apaan, sih? Incess itu nggak tau apa-apa," ujarnya membela diri dengan suara yang serak. Ia ingin menangis tetapi berusaha keras untuk menahannya.

Kedua mata key membulat tajam.

"Kamu? Lo bilang kamu? Lo nggak tau gue siapa? Gue senior di sini jadi lo harus panggil gue kakak!" bentaknya lagi.

Putri menggigit bibirnya gelisah sembari masih berdiri di depan pintu sambil sesekali melihat situasi dekat ruangan kelas takut jika ada guru yang melihatnya. Ia takut sekali jika Key memukul Incces yang masih duduk mendongak menatap Key.

"Kenapa lo diam? Asal lo tau, ya gue nggak bakalan tinggal diam kalau lo ganggu pacar gue."

"Pacar yang mana?" tanya Incces bingung.

Mulut Key terbuka, ia tak menyangka jika gadis ini mengatakan hal itu.

"Yang mana? Lu gangguin semua pacar orang, ya sampai nggak tau cowok mana yang udah lo deketin?"

Incces mengkerutkan alisnya tak mengerti. Cowok siapa yang di maksud gadis berkulit putih ini.

"Tapi Incces nggak ngerti."

"Pranam! Pranam itu pacar gue!!!" teriak Key.

Sial, Incces mengerti sekarang. Rupanya gadis ini adalah pacar dari Pranam dan dia sudah salah paham karena mengira jika ia adalah pacar dari Pranam padahal jelas-jelas dia adalah saudaranya.

Kedua mata Putri membulat saat dari kejauhan ia melihat sosok pak Joko yang sedang melangkah mendekati ruangan kelas. Ini bisa menjadi malapetaka jika pak Joko melihat Key di sini.

"Heh malah diam lagi lo. Lo macam-macam sam-"

"Key!" panggil Putri yang tiba-tiba saja sudah ada di samping Key dan menarik pergelangan tangannya.

"Apa sih? Gue belum selesai."

"Iya gue tau lo belum selesai tapi pak Joko ada di depan. Lo mau kena amuk?"

Key terdiam sesaat. Ia menggerak-gerakkan bibirnya berniat untuk melanjutkan ucapannya tapi ia teringat dengan ujaran Putri.

"Ah, awas lo!" tunjuknya dengan nada mengancam lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan kelas.

Incces terdiam. Ia tak menyangka jika saudaranya memiliki pacar yang galak seperti kakak seniornya itu. Marah-marah tidak jelas kepadanya.

"Lihat aja Incces nggak akan pernah ngasih restu. Nggak sudi kalau Incces punya kakak ipar kayak perempuan itu."

"Lagian Abang Pranam kenapa, sih nggak ngasih tau pacarnya kalau Incces itu saudara perempuan dari Abang."

"Bikin malu."

"Incces!" panggil Tawi membuat Incces tersadar dari lamunannya. Ia menoleh menatap Tawi yang sepertinya sudah sejak tadi memanggilnya.

"Em?"

"Gue tanya, Lu nggak apa-apa kan?"

Incces menggelengkan kepala lalu tersenyum tipis. Berusaha memberi jawaban bahwa ia baik-baik saja walau sejujurnya ia sangat sedih setelah dibentak.

1
balabulu
tipo
balabulu
Thor knp nggak pernah up
balabulu
hayo loh Zen nanti kena amuk sama Abang praga
balabulu
ahahaha ada² aja kelakuan pradu 🤣
Salju
ah si Prapat di tangkap ahha
Salju
Praha keren banget aaaaa
Salju: praga
total 1 replies
balabulu
wah wah wah apa yah yang akan di lakukan pranam
balabulu
nggak sabar ni tau kelanjutannya
balabulu
semangat Thor upnya
balabulu
semangat yah Thor upnya
balabulu
ada² aja kelakuan praga
balabulu
semua keluarganya pada lucu² ahahah
Sena Safinia
kocak suka ........gimana klo ad cwok naksir incess .....ga sabar nunggu next
balabulu
lanjut Thor
balabulu
semngat thor punya
balabulu
aduh kapan yah semua anaknya kumpul duduk bareng
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
nggak sabar ni pengen tau kelanjutannya
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
giginya kakak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!