NovelToon NovelToon
60 Hari Untuk Hamil

60 Hari Untuk Hamil

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Lari Saat Hamil / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa / Disfungsi Ereksi
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ferdi Yasa

“Aku akan membuatmu hamil, tapi kau harus melakukannya dengan caraku dan hanya aku yang akan menentukannya. Setelah kau hamil, kontrak kita selesai dan pergi dari hidupku.”

Itulah syarat Alexander Ace—bosku, pria dingin yang katanya imp0ten—saat aku memohon satu hal yang tak bisa kubeli di tempat lain: seorang anak.

Mereka bilang dia tak bisa bereaksi pada perempuan. Tapi hanya dengan tatapannya, aku bisa merasa tel4njang.

Dia gila. Mendominasi. Tidak berperasaan. Dan terlalu tahu cara membuatku tunduk.

Kupikir aku datang hanya untuk rahim yang bisa berguna. Tapi kini, aku jatuh—bukan hanya ke tempat tidurnya, tapi juga ke dalam permainan berbahaya yang hanya dia yang tahu cara mengakhirinya.

Karena untuk pria seperti Alexander Ace, cinta bukan bagian dari kesepakatan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ferdi Yasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Membakarnya Menjadi Abu

Eve melewati tidur lelap setelah mabuk kemarin malam.

Saat membuka mata, Darren sudah ada di hadapannya dengan sepiring omlet dan susu segar.

“Bagaimana tidurmu?” Darren mendekat, meletakkan nampannya di atas meja.

“Mabuk membantuku tidur pulas.”

Susu itu masih hangat saat turun ke tenggorokannya. Eve menarik napas, memperbaiki duduknya.

“Eve, mengenai Alex kemarin … waktu itu aku sudah memperingatkanmu, kan?”

“Jika aku tahu dia memiliki niatan seperti itu, aku juga tidak akan memakan umpannya. Selain itu, aku memang butuh uang dan pekerjaan. Itu sulit kuhindari.”

Darren tidak bicara lagi, tapi wajahnya seperti seseorang yang tertekan.

“Kau terus memperingatkanku mengenai dia seolah kau ini mengenalnya dengan baik. Apa aku benar?”

Namun, Darren masih bungkam.

“Darren.” Eve memanggilnya dengan nada lembut. “Aku tidak khawatir dia melakukan sesuatu padaku, karena aku tahu dia imp0ten. Aku hanya menyayangkan nasibku saja. Setelah perceraianku, aku akan segera menikah. Tapi tidak lama setelah itu, aku akan diceraikan lagi. Seluruh orang di kota ini akan melihatku sebagai sampah!”

Darren memicing padanya sekilas, lalu pandangannya kembali lurus dan kosong, seperti dia memiliki sesuatu yang jauh lebih rumit di kepalanya.

“Eve, tidak semua yang kau dengar adalah kebenaran.”

“Apa maksudmu?”

Padahal Eve sudah bersiap mendengarkannya dengan sungguh-sungguh, tapi Darren malah menelan kembali perkataannya dan meninggalkan dia begitu saja.

“Darren, hei! Aku sedang bicara denganmu!”

“Bersiplah, atau kau akan terlambat.”

Ada sesuatu yang disembunyikan Darren darinya. Entah apa itu, tapi dia bisa melihat ini dengan jelas.

Sesuai dengan ucapan Alex kemarin, pagi ini Rayyan memanggilnya ke dalam ruangan.

Eve membaca semua peraturan itu. Di sana juga tertulis jika dia akan tidur terpisah dengan Alex, dan setiap masalahnya atau pun urusannya, Alex tidak akan ikut campur dengan syarat jika dia tidak bisa menjalin hubungan dengan lelaki lain hingga kontrak selesai.

Sepertinya tugasnya sangat mudah, dia hanya perlu menjadi istri bohongan Alex saja dan setelah itu dia tidak memiliki tanggung jawab apa pun. Semua aturan itu sesuai dengan apa yang dia inginkan, Eve menutupnya dengan cepat.

“Sepertinya saya tidak punya syarat apa pun lagi untuk diajukan. Saya menyetujuinya, dan setelah saya menikah, hapus semua foto yang kalian simpan.”

“Semua foto akan dihapus setelah kontrak selesai.”

“Tapi—“

“Itu sudah ada dalam perjanjian. Jangan khawatir, aku sendiri yang akan menjaganya.”

“Oke, baiklah.”

‘Dasar, menyebalkan!’ umpatnya dalam hati.

“Tapi Pak Rayyan, bagaimana bisa kita tiba-tiba menikah mendadak sedangkan tidak pernah ada kedekatan yang terjalin? Apa yang akan mereka katakan nanti?”

“Apa yang mereka katakan, aku yang akan mengaturnya. Kau hanya perlu melakukan tugasmu saja.”

Lagi-lagi Eve hanya bisa menghela napas pasrah. “Kapan ini akan dimulai?”

“Dua minggu terhitung sejak hari ini.”

“Apa?!” Eve hampir tersedak udara. “Apa- apa Anda- yang benar saja! Saya butuh waktu setidaknya hingga satu bulan setelah perceraian.”

“Perceraianmu sudah selesai. Dua minggu sudah cukup sampai aku selesai menyiapkan semuanya.”

“Ta- tapi—“

“Pembicaraan selesai. Pergi dari ruanganku dan kembali bekerja. Aku tidak membayarmu hanya untuk bersantai.”

Rayyan menunjuk arah pintu dengan dagunya, mengusir Eve. Jika dia bisa, mungkin dia akan mencekik pria itu hingga biru.

Enteng sekali dia mengatakan semuanya, seolah dunia ini di bawah kendali mereka. Memangnya siapa yang bisa menikah dadakan dalam dua minggu? Sekalipun itu pernikahan bohongan, tetap saja dia harus membicarakan itu dengan keluarganya.

Keluarga?

Ah, dia lupa jika dia tidak pernah lagi memiliki keluarga. Tapi tidak masalah. Dia bisa memanfaatkan itu untuk menyulut mereka bukan?

Biarkan mereka melihat, seburuk apa pun aku, aku masih bisa berdiri lebih tinggi dari mereka.

Gayung bersambut. Mereka yang memulai, dia yang akan memenangkannya.

Rupanya Rayyan sudah menyiapkan semuanya dengan baik.

Sejak kontrak itu dia tandatangani, Alex sering memanggilnya untuk makan siang bersama.

Kabar kedekatan mereka seperti api yang membakar seluruh gedung perusahaan. Manda adalah orang pertama yang mendengar langsung dari Eve.

Dia tidak tahu apa dia harus bersimpati atau ikut gembira. Nyatanya, meski Alex imp0ten, tapi kabar dia mendekati Eve membuat semua orang belingsatan.

Bukan hanya kedekatan mereka saja, tapi rumor mengenai pernikahan mereka yang sebentar lagi telah mengguncang perusahaan sampai tiba di telinga Noah.

Noah semakin menjadi-jadi!

Pria itu melemparkan undangan dengan kesal ke atas meja, tepat ketika Celline datang ke ruang kerjanya membawa minuman hangat.

Celline memungut itu, membaca nama yang tertera.

“Alexander Ace dan Evelyna Geraldine?”

Apa?

Tidak, tidak mungkin.

Celline mengerjap berulangkali, menyipit, mempertajam penglihatannya.

Dia pasti salah membaca, kan?

Tidak mungkin seorang wanita seperti Eve akan menikah dengan Alexander Ace! Bahkan jika dunia ini terbalik, hal itu tidak akan mungkin terjadi.

Pokoknya tidak mungkin.

Tapi setelah Celline membuka matanya lebar-lebar, nama yang tertera tidak pernah terganti.

Alexander Ace, pemilik Ace Corporation, akan menikahi Evelyna Geraldine!

Celline hampir pingsan. Seluruh tubuhnya kaku, otaknya tiba-tiba kosong.

Bagaimana bisa?

Tapi saat Noah melihatnya, semua emosi itu dia tekan sekeras mungkin.

“Jadi … jadi Kakak akan menikah?”

Noah tidak menjawab. Tapi ekspresi wajahnya jelas menunjukkan kekesalan.  Rahangnya mengeras, jemarinya mengepal di atas meja, seolah-olah kertas itu bisa hancur hanya karena kekesalannya.

“Kau marah? Kau kesal karena dia benar-benar mengkhianatimu selama ini?”

Ucapan itu menarik tatapan Noah padanya. Sorot matanya tajam. Kedua alisnya menukik, seolah sedang menunggu maksud ucapan Celline.

“Maksudku … Kakak tidak mungkin menikah tanpa ada hubungan sejak lama, kan? Selain itu, pria yang akan menikahinya adalah Direktur dari perusahaan besar, yang tidak mungkin mengambil wanita begitu saja tanpa pertimbangan.”

Dia tahu kapan saat harus menyiram gas ke percikan api.

Noah tersenyum miring, senyum yang penuh cibiran dan ejekan.

Kemarahan Noah semakin memuncak. Kebenciannya pada Eve meletup-letup seperti popcorn di dalam panci.

Dia ingin memaki wanita itu sekarang! Mengatakan jika dia murahan, pembohong, pengkhianat, tukang selingkuh dan sejenis tukang-tukang lainnya.

Dan pas sekali. Sore ini Eve berencana mengunjungi rumah keluarganya, mengatakan bahwa dia akan menikah dalam waktu dekat.

Saat mobilnya tiba di halaman, pandangan pertama yang ia lihat adalah Noah yang sedang berdiri di teras rumah sambil menggendong anaknya.

Rupanya mereka juga sedang berkunjung kemari.

Ada sedikit perasaan sesak yang dia rasakan. Tapi begitu dia ingat bagaimana Noah memperlakukannya, semua emosi yang menggumpal tadi menguap perlahan.

Pandangan mereka bertemu. Kini yang dimiliki Eve di sorot matanya bukanlah kemarahan, melainkan tatapan acuh tak acuh.

Sebelum dia melangkah masuk, Jenny muncul dari dalam, menyambutnya dengan sambutan paling hangat yang pernah ia dengar seumur hidupnya dari mulut wanita itu.

“Eve anakku … aku rindu sekali denganmu ….” Jenny bahkan sampai memeluknya. Padahal sejak dia tinggal bersama wanita itu, sekalipun Jenny tidak pernah bersikap begini padanya. Lalu dia menepuk lengannya tipis. “Kenapa kau tidak pernah berkunjung lagi? Kau sudah lupa jika kau masih punya orang tua, hah?!”

‘Ya. Aku bahkan tidak tahu apakah aku masih punya keluarga atau tidak,” ucapnya dalam hati. Tapi di permukaan, karena dia sendiri pun sedang ingin bermain-main, Eve mengulas senyum menyesal. “Maaf, aku sibuk.”

“Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Kemarilah, duduklah di sini. Adikmu juga baru saja datang ke sini.”

Celline keluar dari dalam rumah membawa botol susu yang kemudian duduk di sisi Jeni dengan wajah polosnya. Sepertinya dia sudah amnesia setelah apa yang dia lakukan pada Eve waktu itu. “Kak Eve, kebetulan sekali kita bertemu di sini. Bagaimana keadaanmu? Aku dengar, kau akan menikah sebentar lagi.”

“Aku juga ingin menanyakan itu padamu, Eve,” potong Jenny. “Semua orang pun menanyakan itu padaku. Apa kau sungguh akan menikah dengan Tuan Alexander Ace?”

Sambutan hangat dan nada kemah lembut tadi, semuanya hanya untuk ini?

Tentu saja!

Jika tidak, mana mungkin dia mendapat perlakuan seperti ini? Yang ada, dia hanya akan dianggap hantu di rumah ini.

“Ya, aku memang datang ke sini untuk itu.” Eve mengeluarkan undangan pernikahannya dan menyerahkan itu pada Jeni sekaligus pada Celline.

Jenny menerima itu dengan wajah berbinar. Akhirnya dia mendapat gunung emas yang jauh lebih besar!

Sedangkan Celline, perasaan iri membakar hatinya menjadi abu!

Noah mendengar dari luar. Wajahnya mengeras. Matanya menyemburkan api.

“Oh, Sayang! Aku sangat senang sekali mendapatkan berita ini. Bagaimana bisa aku tidak tahu kau menjalin hubungan dengan Tuan Muda keluarga Ace? Ah, aku bangga sekali denganmu.”

Jenny kembali memeluk Eve, padahal Eve sama sekali tidak menunjukkan respon. Dia malah muak melihat sikap Jeni yang mengada-ngada seperti itu.

Celline tahu Noah pun mendengarnya dengan baik dari luar. Dengan sengaja dia bertanya, “Kakak, aku ikut bahagia mendengarnya. Ngomong-ngomong, sudah berapa lama kalian menjalin hubungan? Pasti sudah sangat lama, kan? Jika tidak, kalian tidak mungkin mengambil hari pernikahan secepat ini.”

Dia berpikir kalau Eve tidak berbeda dengan mereka?

Eve tersenyum cemerlang.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!