NovelToon NovelToon
Mendadak Papa

Mendadak Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Single Mom / Menikah Karena Anak
Popularitas:35.9k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Hail Abizar, laki-laki mapan berusia 31 tahun. Belum menikah dan belum punya pacar. Tapi tiba-tiba saja ada anak yang memanggilnya Papa?

"Papa... papa...!" rengek gadis itu sambil mendongak dengan senyum lebar.

Binar penuh rindu dan bahagia menyeruak dari sorot mata kecilnya. Pria itu menatap ke bawah, terpaku.

Siapa gadis ini? pikirnya panik.

Kenapa dia memanggilku, Papa? Aku bahkan belum menikah... kenapa ada anak kecil manggil aku papa?! apa jangan- jangan dia anak dari wanita itu ....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eve?

Taman itu masih sama. Rindang, penuh tawa anak-anak, aroma rumput basah sehabis hujan dan cahaya lembut surya yang menerobos celah dedaunan. Seorang laki-laki berambut blonde dengan stelan hitamnya berdiri tegak, menatap anak-anak yang sedang bermain dengan pengawasan orang tua. Cukup lama Hail berdiri di tempat itu, di tempat pertama kali dia mendengar suara kecil itu memanggilnya Papa.

Hari ini, dia kembali ke sini bukan sekadar bernostalgia. Ada urusan pembelian tanah tak jauh dari sini. Tanah yang akan ia jadikan restoran. Mimpinya mulai berwujud, satu per satu. Tapi tidak dapat Hail pungkiri, dia memikirkan Cala. Mahluk mungil yang imut manis dan mengemaskan itu. Sudah hampir dua minggu berlalu sejak pertemuan dia dengan gadis kecil itu. Tapi janji yang ia buat dengan Cala selalu berputar di otaknya, setiap detik seakan memutar ulang pertemuan singkat itu, anak kecil dengan suara manis dan tatapan yang entah kenapa… menancap di dadanya.

“Siapa kamu, Cala…” gumamnya.

Matanya menyapu seluruh taman. Anak-anak berlarian. Ada yang main ayunan, seluncuran, hingga kejar-kejaran. Tapi tak ada Cala. Tak ada suara “Papa”.

Hail menghela napas. "Ngarep apa sih gue. mungkin anak itu salah ngenalin orang. Dia nggak mungkin beneran anak gue."

Pria berkemaja hitam itu memutuskan pergi sebentar. Mungkin membeli kopi bisa membuat pikirannya sedikit lebih jernih. Sekedar menikmati waktu tenang sebelum kembali berkutat dengan mesin di bengkel nanti.

Minimarket di seberang taman jadi tujuannya, tempat yang sama dimana dia membeli es kim jerawatan bersama Cala. Suasana di dalam cukup sepi, hanya beberapa pengunjung saja. Hail melangkah masuk, menyusuri lorong-lorong snack dengan langkah malas. Lalu berbelok kearah lemari pendingin. Ia berdiri diam, menatap jajaran kopi dengan berbagai varian rasa dan merk. Dengan malas tangannya menarik handel lemari pendingin, terulur mengambil kopi hitam favoritnya.

Setelah menutup pintu kaca, Hail berniat menuju rak snack, untuk mecari teman sang kopi agar tidak sepi. Namun langkahnya terhenti di tengan jalan. Ada seorang wanita berdiri menghalangi langkahnya. Lorong itu tidak terlalu luas, meski tubuh wanita itu mungil, tapi tetap saja Hail tidak bisa lewat jika mereka tidak sama-sama memiringkan badan.

"Mbak permisi, bisa saya lewat," ujar Hail dengan sopan.

Tapi wanita dengan rambut di ikat asal itu hanya diam. Menatapnya dengan mata melotot, meski ia memakai masker tapi raut wajah terkejut bisa Hail rasakan dari sorot matanya. Seolah melihat setan, apa wanita ini indigo? Atau memang dia terpesona dengan ketampanan pia matang ini?

Hail ikut diam, menelisik cara wanita itu berpakain. Jaket longgar, dan totebag yang tampak sudah tua, yang seperinya ia familiar.

Hail mengerutkan kening. Wanita didepannya tetap diam seperti patung.

“Permisi Mbak, bisa minggir sedikit? Saya mau lewat,” ucapnya datar bercampur kesal

Wanita itu tak bergerak. Hail sudah hendak melangkah lebih dekat ketika tiba-tiba suara kecil dari belakang tubuh wanita itu membuat darahnya seperti berhenti mengalir.

“Papa!”

Hail terdiam. Tubuhnya menegang.

Ia menengok. Dari balik kaki wanita itu, Cala muncul, dengan wajah polos, pipi tembam, dan senyum manis. Kali ini rambutya diikat tinggi dan dikepan dua, ikut berayun saat gadis itu bergerak, lucu sekali.

“Papa…” Panggil Cala lagi. Kini gadis kecil itu sudah berdiri di samping si wanita patung.

Wanita itu seperti tersadar dan tampak panik. Ia tergesa-gesa membungkuk dan memegang bahu Cala.

"Cala dia bukan Papa," gumam Evelyn panik. Ia mencoba menenangkan, Cala.

Evelyn sangat berharap berharap waktu bisa diputar, dan memilih langsung pulang. Tanpa mampir ke minimarket ini. Cala menggeleng ribut, gadis dengan baju bergambar Cinanamonroll itu sangat yakin jika pria ini benar papanya, tapi kenapa sang Mama bilang bukan?

"Itu Papa, Ma ...."

“Cala sayang… itu bukan Papa,” bisiknya cepat sambil melirik Hail yang masih berdiri di lorong minuman.

Cala menggeleng keras. Matanya yang bening mulai berair.

“Itu Papa! Sama tayak yang di hape Mama!” suaranya meninggi sambil menunjuk Hail.

“Itu Papa Cala .. Papa Cala ...!”

Evelyn meletakkan telunjuknya di bibir mungil Cala. Lalu menggeleng pelan. Cala diam, bibirnya melengkung kebawah. Mata kecilnya sudah memerah dan berkaca-kaca. Evelyn tentu tidak tega melihat Cala seperti itu, tapi dia juga harus melakukan ini.

"Kita pulang." Wanita itu mengangkat tubuh mungil Cala.

Cala hanya diam, tapi sorot matanya sela meminta Hail untuk tinggal. Tak rela, Cala masih ingin bersamanya.

"Kamu Mamanya Cala?" tanya Hail yang sejak tadi diam memperhatikan interaksi dua wanita beda usia itu.

Evelyn hanya diam, terpaku. Tanpa sadar tangannya mengepal kuat, meremas baju Cala.

Hail, yang sejak tadi diam dan menatap keduanya, mulai merasakan sensasi asing di dadanya. Otaknya bekerja keras. Mencoba mengurai simpul yang pernah ada.

Suaranya. Tatapan matanya. Familiar. Perlahan, potongan-potongan wajah masa lalu muncul di kepalanya. Gadis yang dulu ia kenal, yang dulu mengisi hari-harinya. Wajahnya memang sedikit berbeda sekarang—lebih dewasa, lelah, tapi tatapan itu tak berubah.

“Eve…” suara Hail berat. “It is you?”

Evelyn terdiam. Napasnya tercekat. Dengan cepat ia menggendong Cala ke pelukannya, hendak pergi. Tapi Hail melangkah cepat dan meraih tangan Evelyn sebelum ia sempat menjauh.

“Evelyn, tunggu—”

“Lepaskan aku,” desis Evelyn, suaranya serak menahan gemuruh yang hampir meledak.

Hail menatapnya lekat, tak percaya. “Kenapa kamu ada di sini? Dan—Cala… dia—dia anak kita?”

Mata Evelyn mulai berkaca, dan ketegangan makin terasa di lorong kecil itu. Cala memeluk Evelyn erat, sementara Hail masih menahan tangan Evelyn dengan tatapan yang tak sanggup menyembunyikan keterkejutannya.

1
Shakura
astaga orang berduit.mah bebas yaaak.. sebungkus mie goreng dihargai 200k.. beli di aku aja Hail biar aku cepet kaya🤣🤣🤣
Shakura
akhirnya clear deh soal hutang Eve sama Tante Yunita.. cuma butuh waktu 1 menit aja.. setelah ini Eve pasti tenang..
SWIKE BOGEL
eve jgn mikirin cala, cala aman kok ramai yg jagain, fokus aja sm kesehatan kamu dl
Didim 😍
gimana perasaan hail andai tau yang sebenarnya tentang cala ,, hmm jangan² cala bukan anak hail 🤔🤔
💝💝pemuja Rahasia💖💖
perczya sma.hail eve... dia tulus sma kamu
jimin park
mas ob menyelamatkanmu hail😌...kalo g ada mas" ob mungkin evelyn makin jenuh karna sendirian..curiga sih kayaknya ada "orang dalam" yg buat papanya evelyn jadi tersangka 4 tahun yg lalu...feelingku papanya evelyn mengetahui ada yg korup diperusahaan itu,,jadi untuk nyingkirin supaya mereka bersih, y dengan menuduhnya jadi tersangka...
Jasmine
Gass hail gass cari tau semuanya, kalah kamu yakin bahwa papa nya Evelyn bukan dalang dibalik itu semua. pasti semuanya akan terkuak cemunguuut demi masa depan uhuyyy
Jasmine: *kalau typo
total 1 replies
Puput Assyfa
Eve jgn coba2 km menghilang dr hail lagi disaat dia sedang berjuang untuk mencari kebenaran tentang papamu dan disaat hail berjuang melindungimu.
Rysa
plis deh eve jgn pikirkan perpisahan terus dengan hail...jalani hadapi bersama.....cala benar anak hail kan
Zahra Nisa
om hail bisa ja menggoda evlyn sampai sampai malu malu gitu ah romantis ny kalian sampai bikin yg bca ikuta senyum senyum
Aulia Zahra
boro boro Evelyn yang melihat langsung hail makan mie goreng yg bca juga ikutan ngiler 🥰
Aishiteru❤‍🔥
jangan terlalu overthinking evelyn,
dan kalau kamu ragu, mending kamu bicara jujur saja sama hail. apalagi kalau ada sangkut pautnya sama cala. mending bicara in baik2
🪷Pembaca Goib🪷
yang panggil sayang sama istri.
minimal di sah akan dulu dong omm..
iket Evelyn nya, jangan sampai lepas
Sweet Mango
nonton yt aja minta di temenin, emang yang mau di tonton apaan sih?
N.M.Q
Tapi kayak nya emang bukan kangen deh, Eve nya kesepian sendirian di kamar opname 🤣🤣
Novi Manggala Qirani
Aku apa ?
mau pergi lagi ?
ga kasihan emang sama cala ?
Sweet Mango
Gak Ishak gak Pak indra bilang anak pengkhianat tidak butuh nama trus manggilnya siapa dong pak?? /Facepalm/
N.M.Q
Kalo aku jadi OB nya, aku jawab dulu wani piro ?? kan kesempatan buat cari cuan 😂😂
Putri Nurril
bisa-bisa hail makan mie nya lahap banget di hadapan orang sakit/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Novi Manggala Qirani
Kelakuan mu Hail !! persis banget Cakra 😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!