NovelToon NovelToon
Luka Lama

Luka Lama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cinta Seiring Waktu / Rebirth For Love
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Devandra pernah menjadi bagian dari kisah masa lalu Audrey. Pernah menjadi bahagia dan sedih hidupnya. Pernah menjadi luka yang sampai saat ini masih membekas.

Audrey sedang berusaha mengobati lukanya, menghilangkan sakitnya. Tapi disaat itu pula Devan hadir kembali.

Apakah Audrey akan menghilang kembali atau menghadapi lukanya agar ia tak lagi mengingat Devandra dihidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8

Devan memaksa Audrey masuk ke mobilnya. Audrey yang tidak suka dipaksa dan berada di posisi yang tidak enak tentu saja berontak. Dan akhirnya Audrey yang kehilangan kesabaran menutup pintu mobil dan dia berdiri bersandar pada pintu mobil. Audrey menatap Devan tajam.

"Drey..." panggil Devan pelan. Napas keduanya memburu, ingin melampiaskan ego masing-masing.

"Jangan memaksaku lagi Van! Please..." pinta Audrey memelas.

"Tapi..."

"Cukup! Mulai sekarang kita jangan pernah bertemu lagi. Terimakasih untuk hari ini, biarkan aku pulang. Sendiri!" ucap Audrey.

"Bagus! Kamu cukup tahu diri!" ucap Naira yang menyusul mereka ke parkiran. Audrey tidak kaget dengan apa yang dilakukan Naira. Bukan hanya kali ini mereka bermasalah.

Tanpa berkata apa-apa lagi Audrey berbalik dan menyetop taksi yang sudah ada di sekitaran rumah sakit.

"Jalan pak! Kalau bisa agak ngebut sedikit!" pinta Audrey. Supir taksi mengangguk dan mobil dengan cepat berlalu dari sana. Benteng pertahanan Audrey roboh. Ia menangis kembali. Ia berusaha untuk tidak menangis didepan Devan atau Naira. Ia tak mau lagi terlihat bodoh. Dulu ia pernah menjadi perempuan bodoh hingga membuat Naira membencinya.

Flashback

Bel pulang sekolah berbunyi. Anak-anak berhamburan keluar kelas. Audrey yang saat itu sedang sakit perut karena tamu bulanan. Dan Vivian saat itu sedang libur karena ada jadwal pemotretan. Setelah dirasa agak sepi, Audrey keluar kelas. Ranselnya ia panjangkan hingga menutupi sedikit area rok yang terkena haidnya.

"Kok baru keluar?" tanya Devan yang berdiri dipintu kelas. Kelas Devan ada disebelah kelasnya. Audrey hanya meringis.

"Kenapa?" tanya Devan lagi.

"Sakit perut," jawab Audrey pelan.

"Keliatan?" tanya Devan. Audrey mengangguk. Devan membuka tasnya dan mengeluarkan jaketnya.

"Pakai aja, buat nutupin. Lucu kalo tasnya dipanjangin gt," ucap Devan. Audrey mengikat kedua tangan jaket dipinggangnya.

"Terimakasih," ucap Audrey.

"Sama-sama. Pulang yuk, aku antar," aja Devan.

"Tapi..."

"Gampang, nanti Ricky bawa motorku. Ayo!" Devan menarik tangan Audrey menuju parkiran. Devan membonceng Audrey dengan motor Audrey. Diiringi oleh Ricky di belakang mereka.

Tanpa mereka sadari, ada dua pasang mata menatap mereka. Dialah Hani dan Cindy. Dua sahabat Naira. Sedangkan Naira tidak masuk hari itu karena sakit. Kedua sahabat Naira tidak langsung pulang hari itu tetapi mereka menjenguk Naira yang sakit.

Setelah mengantar Audrey, Devan langsung pamit pulang. Siapa sangka kejadian mereka naik motor yang sama sampai di telinga Naira.

Dua hari kemudian, Audrey mendatangi kelas Devan dan mengambalikan jaketnya. Beberapa teman Devan yang masih di kelas saat jam istirahat menggoda mereka berdua. Audrey hanya menunduk malu dan segera keluar kelas.

Siapa sangka hari itu adalah hari yang tidak mengenakkan bagi Audrey. Audrey lagi-lagi keluar kelas paling akhir. Saat ia berjalan ke koridor tiga orang menghadang jalannya.

"Oh ini yang godain pacar aku?" ucap Naira.

"Maaf, maksudnya gimana ya?" tanya Audrey bingung. Ia tak mengenali ketiganya.

"Kamu pura-pura nggak tau?" tanya Naira.

"Dia Naira, pacar Devan," ucap Hani.

"Apa? Tapi..."

"Mau menyangkal lagi? Masih banyak cowok lain, kenapa malah deketin yang udah punya pacar?" ucap Naira.

"Tapi Devan..."

"Kemarin kami juga lihat dia dan Devan boncengan Nai, tadi juga dia mengembalikan jaket Devan ke kelas Devan," adu Cindy.

"Oh pantesan Devan nggak ke rumah pas aku sakit, rupanya ditahan cewek ini," ucap Naira mengelilingi Audrey. Audrey kaget mendengar semua yang dibicarakan ketiga orang tersebut.

"Jadi sudah paham? Kalau Devan itu pacar aku?" tanya Naira sambil tersenyum.

"Apa? Maaf tapi Devan..."

"Tapi Devan... Tapi Devan... Harusnya kamu tahu dong kalau dia udah punya pacar!" bentak Hani. Audrey seketika merasa takut. Ia tahu saat ini ia terancam. Tidak ada lagi siswa lain di koridor, ruang guru pun jauh. Ia tidak tahu mau meminta tolong pada siapa.

"Kamu tu hidup di dunia mana sih? Seharusnya mikir dong, cowok secakep Devan masa nggak punya cewek. Mikirrrr!" ucap Cindy sambil menoyor kepala Audrey. Audrey menatap mereka geram.

"Kenapa? Nggak terima? Harusnya kamu sadar diri!" ucap Hani. Melihat Audrey yang diam dan menatap mereka geram, membuat Naira kesal. Mereka memojokkan Audrey hingga Audrey jatuh. Melihat Audrey jatuh, mereka bertiga menertawainya. Lalu Vindy menyiram minumannya ke arah Audrey. Tidak sampai disitu, Cindy dan Naira menendang kaki Audrey, salah satunya mengenai tulang keringnya. Audrey mengaduh.

Cindy meraih tas Audrey dan mereka melempar kesana kemari. Audrey tak bisa mengambilnya. Setelah puas melihat Audrey kelelahan, Cindy mengambil sebuah petasan dan menghidupkannya lalu memasukkannya ke dalam tasnya. Bunyi membuat Audrey tercengang. Seketika tas itu terasa panas dan yah terbakar. Karena api mudah tersulut oleh kertas-kertas di dalamnya. Audrey ingin meraih tasnya tapi dihadang kembali.

"Matikan apinya, ada buku yang mau aku ambil!" ucap Naira. Mereka menginjak ransel Audrey sebelum apinya membesar. Terlihat sebuah buku yang hampir terbakar pinggirannya. Naira meraihnya, Audrey akan merebutnya tapi ditahan Hani dan Cindy.

Naira menyeringai. Ia membuka lembar demi lembar kertas. Disana tertulis banyak puisi yang dibuat oleh Devan yang mengungkapkan betapa ia merindukan Audrey. Betapa ia menyukai Audrey dan semua hal tentang Audrey membuat Naira muak.

Ia menyobek buku itu dan membuangnya begitu saja.

"Apa sih yang dilihat Devan dari kamu?" ucap Naira sambil menarik dagu Audrey. Audrey membuang pandangannya. Naira geram, ia menampar Audrey dua kali, hingga membuat kacamata Audrey terpelanting. Kesempatan itu digunakan dengan baik oleh Hani. Ia menginjak kacamata Audrey hingga pecah. Audrey tidak bisa diam saja. Mereka sudah kelewatan. Audrey mendorong Hani dan Cindy, ia juga memukul Naira.

Melihat Hani dan Cindy jatuh terdorong, Naira semakin geram. Ia meraih sesuatu dari tasnya dan akhirnya punggung Audrey tergores. Audrey memekik kesakitan.

Untunglah saat itu Devan dan Ricky berlari masuk karena dipanggil oleh Reno. Kebetulan Reno dari kelas sebelah baru pulang karena baru saja mengantar buku latihan ke ruang guru. Ia cepat-cepat memanggil Devan dan Ricky yang masih mengobrol di parkiran.

Devan datang dan meraih cutter dari tangan Naira. Sementara Hani dan Cindy terdiam. Ricky dan Reno membantu Audrey bangun. Seragam di punggungnya sudah memerah karena darah. Mereka membawa Audrey ke klinik terdekat sementara itu Devan membawa Naira pergi entah kemana.

Flashback off

Audrey memeluk dirinya sendiri. Masih jelas diingatannya kejadian masa lalu. Dia takut kejadian masa lalu terulang, dia takut Naira berbuat nekat lagi. Itulah mengapa ia berusaha untuk menghindar dari Devan. Ia tak mau lagi bertemu dengan Devan. Dari sekian banyak orang, kenapa dia harus bertemu Devan lagi?

1
Fiftin Indriani
hai kak semangat yaa buat tulis novel nya novel kakak bagus kok menurut ku hmm ih ya jangan lupa mampir dan baba chat story aku judul nya gadis kecil milik CEO
Renjana: makasih kak sudah mampir😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!