NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Sambung

Menjadi Ibu Sambung

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cintamanis / Duda / Ibu Pengganti / Pengasuh / Pernikahan rahasia
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: CovieVy

Naila baru saja turun dari bus dari luar pulau. Ia nekat meninggalkan keluarga karena demi menggapai cita-cita yang terhalang biaya. Naila lulus jalur undangan di sebuah kampus negeri yang berada di ibu kota. Namun, orang tuanya tidak memiliki biaya hingga melarangnya untuk melanjutkan pendidikannya hingga memaksanya menikah dengan putra dari tuan tanah di kampung tempat ia berasal.

Dengan modal nekat, ia memaksakan diri kabur dari perjodohan yang tak diinginkan demi mengejar mimpi. Namun, akhirnya ia sadar, biaya perguruan tinggi tidak bisa dibayar hanya dengan modal tekad.

Suatu saat Naila mencari pekerjaan, bertemu dengan balita yang keluar dari pekarangan tanpa penjagaan. Kejadian tak terduga membuat ia bekerja sebagai pengasuh bagi dokter tampan yang ditinggal mati oleh istri yang dicintainya.

#cintaromantis #anakrahasia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Tugas Pengasuh yang Sebenarnya

Mendengar ucapan itu, Naila langsung berpikir cepat. Bagaimana caranya mendapatkan uang di tempat asing selama menjelang cairnya beaswiswa. Otaknya berputar mencari solusi.

"Bu," kata Naila dengan tenang, "Sebaiknya kita pertimbangkan ini dengan matang. Ibu jangan terburu-buru seperti ini. Apalagi, Rindu bilang saya mirip ibunya. Itu justru membuat saya merasa tidak nyaman karena yang dicintai sebagai orang lain, bukan sebagai diri saya sendiri."

"Jika Ibu memutuskan pernikahan saya dengan ayahnya Rindu secara sepihak, belum tentu Pak Martin akan setuju. Saya rasa, rasa cinta beliau pada almarhumah istrinya sungguh sangat besar. Bisa jadi, beliau malah akan membenci saya, menganggap saya wanita yang aneh, baru bertemu sehari dan langsung saja mau menikah dengannya."

Bu Juwita mendengarkan penjelasan Naila dengan saksama, tampak mengangguk mencerna apa yang disampaikan Naila. Ini sungguh sangat masuk akal dan tidak terbantahkan.

"Selain itu, bukankah ayah Rindu seorang dokter, Bu? Ibu lihat sendiri, kan? Saya baru delapan belas tahun. Profesi Pak Martin bisa jadi taruhannya jika menikahi gadis yang belum dewasa seperti saya."

Bu Juwita tersentak, seolah baru menyadari implikasi dari ide spontannya. "Benar juga! Nanti malah saya yang disalahkan karena menjodoh-jodohkan kalian."

Bu Juwita menarik napas panjang. "Tapi, kamu harus tahu! Sebenarnya, saya tidak begitu percaya menitipkan cucu-cucu saya pada orang lain." Ia menatap Naila lagi, mengingat nasib malang yang dialami gadis itu.

"Namun, saya akan menerima kamu sebagai pengasuh bagi cucu-cucu saya. Tapi ingat, saya akan selalu mengawasi semua pekerjaanmu," kata Bu Juwita dengan nada serius namun lebih lembut.

'Alhamdulillah,' lega Naila dalam hati, akhirnya dapat pekerjaan.

"Horeee, Mama tetap sama Lindu di sini!" seru gadis kecil itu sambil melompat-lompat dari pangkuan Naila dengan riang.

Naila pun mulai bekerja sebagai pengasuh. Sore itu, Naila menggendong Reivan dengan kain jarit, bayi itu tampak nyaman dan terus tersenyum di dalam gendongannya.

Di depannya, Rindu asyik bermain. Hampir seluruh sudut rumah neneknya sudah dipenuhi jejak kreativitasnya. Kertas berserakan, pensil warna, krayon, dan mainan Rindu memenuhi lantai yang tadinya bersih.

"Allahuakbar Allahuakbar ...."

Suara azan lohor terdengar jelas. "Eh, sudah lohor?" gumam Naila sambil melirik Rindu yang masih sibuk dengan dunianya, bergantian menatap Reivan yang tenang dalam gendongannya.

"Rindu, Kakak mau salat sebentar ya? Rindu tunggu di sini, oke?"

"Ma, Lindu lapal!" Gadis kecil itu tiba-tiba bangkit dan menarik tangan Naila, membuat Naila sedikit kehilangan keseimbangan dan memeluk Reivan erat. "Lindu mau maem, Mama. Mamam," rengeknya sambil menarik-narik baju Naila.

"Huwaaaaa, huwaaaa ...." Tangisan Reivan pecah, kaget dengan gerakan tiba-tiba kakaknya.

Naila menghela napas pelan. "Rindu sayang, Kakak salat dulu sebentar ya?" bujuknya lembut.

"Ga mau! Lindu ma mamam!" rengek Rindu lagi, menarik-narik tangan Naila dengan gigih.

'Aduh, begini ya rasanya mengasuh bayi dan balita sekaligus,' pikir Naila dalam hati.

Tiba-tiba, dari sebuah ruangan yang Naila yakini kamar Bu Juwita, terdengar suara pintu ditarik.

"Ada apa ini? Kenapa ribut sekali?" tanya Bu Juwita, menatap Naila dengan heran dan sedikit khawatir.

"Begini, Bu. Rindu sedikit rewel, sepertinya lapar."

Bu Juwita melihat jam dinding. "Astaga! Harusnya anak-anak ini sudah makan setengah jam yang lalu!" ujarnya sedikit meninggi, lalu bergegas menuju dapur.

"I-iya, Bu, maaf," sahut Naila sambil mengikuti Bu Juwita ke dapur, menggendong Rindu dan Reivan.

"Kamu taruh dulu Reivan dan Rindu di sana!" perintah Bu Juwita menunjuk dua kursi bayi dekat jendela. "Reivan di kursi biru kecil, Rindu di kursi merah muda yang agak besar."

Naila mengangguk patuh, melepaskan kain jarit dan menaruh Reivan di kursi biru. Setelah itu, ia mengangkat Rindu dan mendudukkannya di kursi merah muda di samping adiknya.

"Sekarang, bantu saya siapkan makanan untuk mereka!" titah Bu Juwita lagi.

"Baik, Bu," jawab Naila sigap. Ia dengan cepat mengambil dan meletakkan semua barang yang diminta Bu Juwita. Sesekali ia melirik jam dinding, merasa tidak enak karena belum menunaikan salat lohor.

Sementara itu, Rindu terus memukul-mukul meja di depannya, tak sabar ingin makan. Naila yang merasa kasihan, mencoba menawarkan camilan pada Rindu.

"Jangan! Nanti dia kenyang duluan, tidak mau makan lagi! Ingat, jangan sampai terlambat lagi memberi makan cucu-cucu saya!" kata Bu Juwita dengan nada yang lebih tegas.

"Baik, Bu. Maafkan saya," jawab Naila merasa bersalah atas kelupaan pertamanya.

Selama di dapur, Naila mengamati betapa cekatannya Bu Juwita. Tanpa asisten rumah tangga, beliau bisa melakukan semuanya dengan baik. Dari situ, Naila juga mendapat informasi tentang makanan kesukaan Rindu dan cara membuat MP-ASI sehat untuk bayi. Di kampungnya dulu, bayi yang belajar makan biasanya hanya diberi makanan instan.

"Nah, sudah siap nih makanan untuk Reivan dan Rindu! Ayo kita makan dulu!" ajak Naila ceria.

"Ya jangan di sini juga kali! Ini dapur," celetuk Bu Juwita tanpa mengalihkan perhatian dari kompor.

"Lalu di mana, Bu? Bukankah kursi ini untuk memberi makan anak-anak?" tanya Naila bingung.

"Kursi di sini hanya untuk menaruh mereka saat saya masak. Kamu lihat sendiri, kan? Tidak ada orang lain di rumah ini. Jadi, mereka duduk di sana kalau ada aktivitas di dapur. Tapi, kalau memberi mereka makan, ya tetap di ruang makan, dong. Di sana, sudah ada kursi bayi lain," jelas Bu Juwita sambil terus berkutat dengan masakannya.

"Oh, baik, Bu. Saya bawa mereka ke sana," kata Naila patuh. "Kakak duluan ya?" Naila bersiap mengangkat Rindu.

"Mamam ...." Reivan terlihat bergerak-gerak ingin ikut.

"Sabar ya, sebentar lagi giliranmu." Naila menggendong Rindu dan melihat ada dua kursi bayi lagi yang sama persis seperti di dapur. "Nah, Kakak duduk di sini!" Naila mendudukkan Rindu di kursi pink.

Dari arah dapur terdengar rengekan bayi, tak lain adalah Reivan. Terdengar Bu Juwita berusaha menenangkan cucu laki-lakinya. Naila segera melangkah cepat mengangkat Reivan dan mengambil satu piring nasi tim yang sudah disiapkan untuknya.

"Tunggu!" Sebuah hardikan mengejutkan Naila dan Reivan.

1
arielskys
berasa lihat hantu
arielskys
merasa pembantu ternyata /Grievance/
arielskys
katanya kelurga baik2
arielskys
menunggu reaksi mak2 membacanya /Speechless/
arielskys
persis si setan merah
arielskys
wkwkwkw..azwa yaa..bisa jaga rahasia ga ya?
arielskys
hati2! kalau berbisik2 /CoolGuy/
Syahril Maiza
weeeiii..yang dinanti pun datang /Drool/
Eva Karmita
Alhamdulillah pak dokter selamat dari jebakan dua siluman...
MomyWa
jangan jahat2 lah duo maut tu..
Eva Karmita
jangan buat pisah ya otor biarkan Martin dgn Naila tetap bersatu
SoVay: hihihi, simak terus ya kakaaa
total 1 replies
Safira Aurora
thor, mau ada eksien kah ini?
SoVay: ayo ikuti terus yaaa
total 1 replies
Safira Aurora
afa2an ini?
Safira Aurora
mungkin kamu sebenarnya anak pungut /Smile/
Safira Aurora
gletak gletuk bunyinta thor?
FieAme
aku kasih vote tapi janji harus keren kelanjutannya
SoVay: terima kasih yaaaah
total 1 replies
FieAme
bisa ga ya, ceritanya lurus2 aja thor?
arielskys
duh, dikirain keluarga mereka akan adem ayem
SoVay: minta doanya yaaaa
total 1 replies
Syahril Maiza
duet maut kerja sama
SoVay: harus semangat
total 1 replies
FieAme
weeeh, syukur laaah..martin tetep bela istri. wooi lah, jangan lama2 konfliknya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!