Dinikahi Karena Mandul

Dinikahi Karena Mandul

Chapter 1 - Kabur

Malam itu, Clara sangat totalitas dalam penampilannya. Bagaimana tidak, ini akan menjadi malam yang tak terlupakan baginya bersama Cole, sang kekasih. Di acara spesial ini, Clara memilih untuk mengenakan gaun merah dengan sedikit aksesoris mutiara-mutiara di bagian leher. Ia memadukan gaun itu dengan sepatu high heels warna silver, serta perhiasan serta jam tangan di pergelangan tangannya.

Gaun merah tanpa lengan itu membentuk lekuk tubuh wanita berusia 24 tahun ini. Clara yakin ia pasti tidak hanya menarik perhatian Cole, tetapi juga pasang mata pria lainnya.

Mungkin sudah sekitar setahunan hubungan manis antara Cole dan Clara tidak sehangat akhir-akhir ini. Pertengkaran demi pertengkaran tentang masalah hutang Cole ke beberapa rekannya menjadi penyebab ia bersikap dingin pada Clara. Terhitung sejak Clara menolak untuk membayar hutang yang Cole lakukan, sikap dingin itulah yang dia terima.

Namun akhir-akhir ini, Clara menilai Cole yang dingin dan cuek mulai memperbaiki diri untuk lebih peduli terhadap dirinya. Suasana di tempat tinggal mereka mulai kembali dipenuhi cinta. Kini ia akan makan malam bersama Cole setelah sekian lama tak lagi berkencan.

"Apa sudah siap, sayang?" tanya pria berambut coklat keemasan, saat menemui sang kekasih di ujung kamar. Clara berhenti berkaca, ia tersenyum tipis dan mengangguk.

Riasan tipis di wajah Clara sudah terlalu cukup untuknya. Cole terpukau dengan kecantikan Clara. Wanita yang sudah ia kenal selama 7 tahun itu telah tumbuh menjadi wanita dewasa yang memikat.

"Kamu cantik sekali sayang," Cole berbisik dan memuji pacarnya itu sampai tersipu. Matanya tak bisa berbohong menilai penampilan Clara yang elegan.

"Terima kasih," balas Clara.

"Nggak salah aku membelikanmu gaun ini. Apakah sebaiknya kita berangkat nanti saja? Aku nggak tahan melihatmu sekarang," rayu Cole dengan nada sangat rendah. Membuat bulu kuduk Clara merinding.

Clara menggeleng pelan. "Kita lakukan setelah makan malam nanti, aku sudah lapar."

Cole tampak tak puas dengan jawaban Clara. Ia mendorong Clara sampai bersandar ke tembok dan menatap wajah pacarnya itu penuh intimidasi. Hembusan napas Cole menyentuh tengkuk Clara, membuat gairahnya tiba-tiba ikut bangkit.

"Ayolah, sebentar saja. Aku janji nggak akan merusak tatanan rambut dan riasanmu."

Clara merasakan adanya kekuatan yang kuat ketika Cole mendorong dan mengunci tangannya hanya dengan satu tangan. Jika sudah seperti itu, tandanya Cole benar-benar ingin dan tidak menerima penolakan.

"Tapi, ini sudah waktunya makan malam. Aku sudah lapar," tolak Clara. Cole tidak peduli. Ia mengangkat tubuh Clara yang ramping itu ke atas meja dan menyibakkan gaun sang kekasih. Ia menurunkan celananya, dan berusaha menyalurkan keinginannya kepada Clara.

Clara tak bisa memberontak. Pakaian dalamnya sudah tertanggal entah di mana. Dia hanya pasrah menerima dorongan demi dorongan yang Cole lakukan padanya. Meski ia juga menikmatinya, namun rasanya itu hanya sesaat dan tidak seenak yang dibayangkan. Clara merasa perlakuan ini hanya sepihak saja. Namun Clara tidak berani membantah, ia lebih sayang tangan dan kakinya. Ketimbang diberi memar, lebih menyenangkan diberi cinta seperti ini.

Hanya sekitar 15 menit Cole meluapkan hasratnya, ia membuat penampilan Clara sedikit berantakan. Namun, tidak ada ucapan terima kasih atau apa pun itu setelah Cole melakukannya pada Clara.

Clara merasa seperti dicampakkan, namun ia tidak bisa berbohong bahwa Cole telah membuatnya merasakan kebahagiaan sesaat.

"Benahi dulu riasanmu, kita langsung berangkat," kata Cole dingin. Clara mengangguk, ia merapikan rambutnya dan memperbaiki rambut dan lipstiknya.

**

Sesampainya di sebuah restoran, Clara bersama Cole duduk di tempat yang telah mereka pesan setelah melakukan reservasi. Clara dan Cole menunjukkan kepada publik bahwa mereka adalah pasangan yang sempurna.

Clara memiliki paras cantik dan imut seperti barbie. Sementara Cole memiliki garis rahang yang tegas sehingga memperlihatkan wajah tampannya.

"Cole, terima kasih sudah mengajakku ke sini," kata Clara memuji kekasihnya.

"Ya, sama-sama. Aku bekerja keras untuk mengajakmu ke restoran mahal ini. Aku senang kamu menyukainya," ujar Cole.

Tak lama kemudian, pesanan makan mereka datang. Clara pun tak sabar menyantap makanannya, mengingat perutnya sudah keroncongan. Steak itu sangat memanjakan lidah Clara yang sangat jarang makan makanan mewah. Clara tersenyum lebar saat mengunyah daging itu di mulutnya.

"Cole, ini sangat lezat!" kata Clara pada kekasihnya.

"Kalau kamu ingin tambah, bilang saja. Aku ingin memanjakanmu, sayang," kata Cole romantis. Clara terbuai akan ucapan manis kekasihnya itu.

Setelah menghabiskan steaknya, kini Clara mencoba kudapan hidangan penutup. Namun, di tengah kencan mereka berdua, dua orang pria berusia 40-an datang menghampiri tempat di mana Clara dan Cole duduk.

Kedua pria itu berpakaian sangat rapi, setara seperti bos muda. Mereka melirik Clara yang kelewat cantik. Sementara Clara kebingungan karena mereka menyorotinya seolah ingin menerkamnya.

"Hei, Hans! Bagaimana kabarmu?" sapa Cole menyadari kehadiran dua pria bertubuh kekar dan tegap itu.

"Cole, senang akhirnya bisa bertemu denganmu."

"Silahkan duduk bersamaku. Nggak apa-apa kan, Clara? Kalau mereka duduk gabung kita?" tanya Cole kepada kekasihnya. Clara tak punya pilihan. Ia pun mengangguk meski hatinya enggan menerima.

Ini malam kencannya dengan Cole, Clara sebenarnya ingin berduaan dengan pacarnya. Namun, tampaknya kedua teman Cole ini lebih penting darinya.

"Perkenalkan, ini Clara. Wanita yang kuceritakan pada kalian," kata Cole memperkenalkan Clara.

Clara tersenyum pahit karena tampaknya perkenalan itu tidak penting. Sementara kedua pria yang menatap Clara tajam sejak awal bertemu manggut-manggut. Bahkan mereka mengamati Clara dari ujung kepala hinga ujung kaki.

"Hai, Clara. Aku Hans, dan ini William."

"Salam kenal." Clara hanya membalasnya singkat. Ia bahkan tidak peduli siapa mereka, Clara berharap dua pria itu segera pergi dan meninggalkan Clara bersama Cole. Namun, kedua pria itu saling lirik ke arah Cole. Mereka tersenyum puas

"Kami menyukainya, dia sesuai dengan keinginan kami. Bukan begitu, Will?" ujar Hans kepada Cole, membuat Clara tidak mengerti percakapan apa yang mereka maksud.

"Nah, kan. Kubilang juga apa, ini barang bagus. Sesuai dengan video yang kutunjukkan ke kalian," kata Cole bangga, ia terkekeh bersama dua pria berusia matang tersebut.

"Baiklah. Kalian nikmati saja waktu bersama, aku akan meninggalkan dia di sini bersama kalian. Dia milik kalian," kata Cole tiba-tiba. Tubuh Cole beranjak dari kursinya, membuat Clara bingung karena ia terlihat hendak dicampakkan.

"Milik kalian?" mendengar kalimat itu, Clara terkejut. Mengapa Cole mengatakan itu kepada kedua pria matang tersebut?

"Cole, kamu mau ke mana?"

"Clara, tolong temani dua temanku ini sebentar ya. Aku ada urusan sebentar." kata Cole menenangkan Clara. Namun, firasat Clara semakin tak enak. Bagaimana bisa Cole tega meninggalkannya bersama dua pria asing ini? Sepenting apa urusannya?

"Tapi, Cole. Kenapa aku harus bersama mereka? aku bisa menunggumu sendirian," kata Clara menarik tangan Cole ketakutan.

"Jangan takut. Mereka temanku. Aku hanya ada urusan sebentar saja." Cole masih terus berusaha membuat Clara tinggal bersama dua pria asing tersebut.

"Ta-tapi Cole, aku..."

"Clara! Tetap di sini, temani mereka sebentar selagi aku ada urusan."

"Mereka bukan penagih hutang, kan? Apa aku disandera untuk dijadikan jaminan?" Clara mengatakan itu di depan dua pria asing tersebut. Cole menutup mulut Clara agar bungkam.

"Ssstt! Jangan bahas tentang itu di sini!"

"Maka jelaskan padaku, siapa mereka? Kenapa aku harus menemani mereka?"

"Sudahlah! Duduk manis di situ! Jangan buat mereka kecewa. Aku ada urusan, hanya sebentar!" Cole mendorong Clara sampai wanita itu terduduk. Sementara Cole pergi, Clara memasang wajah masam. Ia tak nyaman dengan tatapan kedua pria tersebut.

"Apa hidangannya enak, Nona?" tanya salah satu pria tersebut. Clara tidak menjawab, ia merasa tak perlu. Karena tidak ada jawaban, salah satu dari pria itu duduk di samping Clara sambil merangkul pundak wanita itu.

"Jangan diam saja. Mari kita bersenang-senang," kata pria itu merayu Clara. Sontak Clara melepaskan tangan nakal pria asing tersebut. Ini semakin tidak benar.

"Jangan macam-macam pada saya. Saya sedang bersama pacar saya," kata Clara mengancam. Namun, kedua pria itu justru terkekeh.

"Pacar? Bukankah kamu salah satu talent-nya Cole, ya?"

"Apa maksud Anda? Saya pacarnya."

"Sudahlah. Jangan membuang waktu kami. Cepat layani kami. Kami tidak sabar ingin melakukannya bersamamu, cantik." ujar pria itu genit sambil menyusuri pandangan ke arah Clara.

"Apa-apaan ini? Jangan sentuh-sentuh aku!"

"Hei, jangan membantah! Kami sudah membayarmu mahal. Jadi kami bebas menyentuhmu!" kata pria itu terang-terangan.

Mendengar pengakuan para pria itu, Clara bagaikan disambar petir. Sudah membayar? Apakah Cole menjual diri Clara kepada dua pria hidung belang itu?

"Perlakukan kami seperti di video yang kamu buat bersama Cole," kata pria itu menunjukkan cuplikan video amatir tak senonoh yang memperlihatkan Clara sedang melayani Cole di atas ranjang.

Clara semakin tak percaya, Cole diam-diam merekam dan menyebarkannya kepada pria hidung belang ini. Cole menjual Clara pada para pria ini!

"Aku tidak mau! Aku bukan wanita panggilan seperti yang kalian kira! Jangan kurang ajar kalian!" bentak Clara. Namun, para pria itu tidak peduli. Mereka membopong Clara keluar dari restoran dan masuk ke dalam mobil mereka.

Clara diculik paksa malam itu oleh pria bernama Hans dan William. Alih-alih menangis ketakutan, Clara mencari cara untuk terus memberontak. Ia tidak menyangka jika Cole melakukan hal biadab ini. Cole bahkan menjual harga diri pacarnya sendiri kepada orang lain.

"Lepaskan aku!"

"Tidak akan! Kamu sangat cantik dan aku sudah menantikan ini," kata pria itu tanpa sopan santun menyentuh gunung Clara. Clara semakin memberontak, ia jijik melihat pria itu.

Dengan sekuat tenaga, Clara menendang harta berharga pria yang mengikatnya itu dengan keras. Sementara pria satunya lengah, Clara berlari sekencang mungkin dengan gaun pendeknya itu untuk kabur dari para pria hidung belang.

"Hei! Jangan kabur!" teriak pria itu pada Clara. Namun Clara lebih pintar, ia melempar dirinya ke area semak-semak dan menghilang dari pandangan pria bernama Hans itu. Hans mengumpat karena kehilangan jejak Clara. Ia tidak menyerah untuk mencari Clara.

"Dasar b*d*h! Bagaimana bisa kehilangan dia?" seru William marah kepada Hans.

"Dia pasti tidak jauh dari sini, ayo kita cari!"

"Cari saja sendiri sana! Aku nggak mau capek-capek cari wanita pembelot seperti dia! Aku ingin uangku kembali. Telpon Cole!"

 **

Terpopuler

Comments

Seven may

Seven may

kksihan tokoh wanitanya /Frown/

2025-04-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!