NovelToon NovelToon
Anak Untuk Kakakku

Anak Untuk Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Na_1411

Penikahan yang seharusnya berjalan bahagia dan penuh dengan keharmonisan untuk sepasang suami istri yang baru saja menjalankan pernikahan, tapi berbeda dengan Evan dan dewi. Pernikahan yang baru saja seumur jagung terancam kandas karena adanya kesalah pahaman antara mereka, akankah pernikahan mereka bertahan atau apakah akan berakhir bahagia. Jika penasaran baca kelanjutannya di novel ini ya, jangan lupa tinggalkan komen dan like nya… salam hangat…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Dion.

“Dia adalah temanku…” jawab Evan singkat, dewi merasa tidak percaya dengan jawaban Evan yang terdengar ambigu.

“Teman rasa mantan pacar, atau teman rasa pacar.” Ucap dewi asal.

Entah kenapa mendengar ucapan dewi Evan merasa geli sendiri, dia pun tersenyum sambil tetap melajukan mobilnya.

“Hmm… bisa di bilang begitu.” Jawab evan, dia melirik dewi sekilas. Terlihat wajah kekesalan dewi yang dapat Evan lihat, dengan perlahan tiba tiba Evan meminggirkan mobilnya masuk ke dalam sebuah kafe.

Terlihat kafe tersebut sangat ramai oleh pengunjung, dewi yang kebingungan dengan Evan merasa penasaran. Dia gatal ingin menanyakan tentang apa yang akan Evan lakukan di kafe tersebut, tapi karena rasa jengkel dewi dia memilih diam tak mengatakan apapun.

Evan turun dari dalam mobil, tapi berbeda dengan dewi yang masih setia diam tak bergerak sedikitpun. Evan kembali tersenyum melihat adik kecilnya yang muncul sifat ngambek ya seperti dulu, dipikirkan Evan saat ini. Ternyata dewi masih seperti yang dulu, sikap manja dan ngambek ya masih sama.

Evan segera membuka pintu mobil di samping dewi, Evan menatap dewi yang masih tetap terdiam tanpa mau menoleh atau puan bertanya ke Evan. tiba tiba dengan iseng Evan mendekat ke telinga dewi, dan membisikkan kata kata yang membuat dewi segera turun dari mobil.

“Mau Kakak gendong atau kamu mau jalan sendiri, Hmm…”

Segera dewi turun dan tidak lupa menggambil tasnya, dia mengikuti langkah Evan di belakang. Evan sengaja memperlambat jalannya, karena ingin dewi berjalan di sampingnya.

Tapi dewi masih saja mengikuti langkah Evan di belakang tubuh Evan, tiba tiba Evan menghentikan langkahnya dan tak sengaja dewi terbentur punggung keras milik Evan.

“Oh… sakit, gimana sih kak jalannya. Sakit tau…” rintih dewi sambil mengusap usap dahinya.

“Kamu bukan bodigard ku, jadi jalan lah di sampingku.”

Dengan kesal dewi kemudian maju dan berjalan di samping Evan, dengan gemas Evan sengaja merangkul kan tangannya ke bahu dewi. Jantung dewi rasanya berdetak semakin cepat mendapat perlakuan dari Evan yang tiba tiba, dia sempat kaku berjalan mengimbangi langkah Evan.

“Perlu kakak gendong.” Bisik Evan lagi.

“Oh tidak, tidak perlu.” Ucap dewi singkat.

Terdengar bunyi bel berbunyi nyaring ketika Evan membuak pintu kaca di depannya, tampak bartender yang melihat Evan melambaikan tangannya.

“Wah… tampan sekali, tapi masih tampan kak Evan sih.” Batin dewi melihat bartender tersebut.

Evan mengajak dewi untuk duduk di kursi di depan bartender tersebut, senyum ramah di perlihatkan ke arah dewi yang menatap cowok ganteng di balik meja bartender.

“Hai van, cewek kamu ya…?” Tanya Dion melihat Evan setelah memberikan senyum ramahnya ke dewi, Dion adalah pemilik kafe tersebut sekaligus merangkap menjadi bartender di kala waktu senggangnya.

“Dia adikku.” Jawab Evan singkat sambil menggambil permen mint di depannya.

“Mana ada kamu punya adik, kamu kan anak tunggal. Adik ketemu gede ya… haha…” tawa pecah terdengar di ruangan tersebut, yang kebetulan belum banyak pengunjung datang.

Dengan kesal Evan melempar bungkus rokok ke arah Dion, sednagkan dewi tersenyum melihat interaksi Evan dan temannya.

“Aku tadi lihat caca.” Ucap Evan tiba tiba menghentikan gerakkan Dion, Evan melihat Dion dengan tatapan penuh tanya.

“Seminggu yang lalu dia baru pulang dari LN, dia sempat ke sini dna menanyakan tentang kamu.” Dion meletakkan orang jus di depan dewi dan Evan.

Tampak Evan menundukkan kepalanya, sepertinya Evan terlihat sedikit kacau setelah mendengar ucapan Dion. Dewi hanya sebagai pendengar antara diakon dan Evan, dia tidak mengerti dengan alur pembicaraan kedua pria tampan tersebut.

“Temui dia van, kasihan…” ucap Dion yang menatap Evan.

“Belum saatnya.” Evan meneguk minuman pemberian Dion, dia menghabiskan setenagh isi di dalam gelas tersebut, dewi pun mengikuti Evan meminum minumannya.

“Terserah kamu, tapi aku harap kamu bisa memutuskan apa yang harus kamu lakukan selanjutnya.”

Tatapan mata Evan beralih menatap Dion, dia tahu jika sahabatnya Evan akan mengambil keputusan yang sangat tepat untuk kebaikannya.

“Oh iya van, kamu jadi kuliah di kampus YYY…?” Tanya Dion mengalihkan topik pembicaraan.

“Hmm… tadi aku sudah mendaftar, kamu jadi kuliah di kampus SSS.” Tanya Evan bergantian.

“Sepertinya aku akan mendaftar ke kampun YYY, aku lihat di sana ada jurusan yang aku minati. Jadi bersiaplah, kita akan bertemu lagi.” Dion mengangkat kedua alisa berkali kali, terlihat kekesalan di wajah Evan.

“Enam tahun kita barengan, apa kamu tidak bosan melihatku.”

“Kamu tahu van, jujur aku sudah jatuh cinta sama kamu sejak pandangan pertama. Andai kamu bersedia, kita bisa hidup bersama dan bahagia selamanya.” Bisik Dion yang masih dapat dewi dengar, seketika dewi tersedak air liurnya sendiri mendengar candaan garing Dion.

“Sialan… ya sudah, aku akan tinggal di apartemen kamu. Kita akan hidup satu atap, bersiaplah…” jawab Dion menanggapi candaan Dion.

Berbeda dengan dewi, dia menanggapi ucapan Dion dengan serius, dengan segera dewi berdiri dari tempat duduknya, saat dewi akan berjalan meninggalkan Evan. Dengan tiba tiba Evan mencengkram lengan dewi, tatapan mata dewi beralih melihat Evan.

“Aku… aku mau ke toilet kak.” Ucap dewi tergagap.

“Hati hati.” Evan melepaskan cengkeraman tangannya dari lengan dewi, dia membiarkan dewi berjalan menuju ke arah toilet.

“Boleh aku dekati dia van.”

Evan melirik tajam melihat Dion, diakon yang tahu akan maksud pandangan mata Evan terdiam.

“Sepertinya caca hamil.” Ucap Dion melanjutkan pembicaraan mereka tadi.

“Tidak mungkin, kami hanya melakukannya sekali.” Lirih Dion.

“Apa kamu yakin dia anak kamu van.” Tanya Dion menatap Evan, Dion ingin memastikan apakah Evan dan caca bernar benar melakukannya.

“Tapi… aku juga tidak yakin, posisiku terbangun sudah tak menggunakan apapun. Sedangkan caca tertidur di sampingku, aku juga tidak yakin jika aku melakukannya dengan dia.”

Senyum smirk Dion perlihatkan ke arah Evan, dia merasa jika Evan telah di jebak dengan caca. Tapi Dion belum bisa memastikan karena yang melakukannya adalah Evan dan juga caca, dia juga harus meyakinkan Evan apakah benar dia sudha melakukannya dengan caca.

“Aku melihat caca dengan seorang laki laki tadi di jalan.” Evan meneguk minumannya untuk membasahi kerongkongannya yang terasa kering.

“Mungkin dia saudara atau temannya, lebih baik kalian bertemu dulu.” Saran Dion.

“Aku tidak mempunyai nomor telpon milik dia, apa kamu punya…?” Tatapan mata Evan terlihat berharap Dion mau memberikan nomor telpon milik caca.

“Aku kirim ke kamu nanti, dan jika benar dia anak kamu. Maka kamu harus segera menikahinya van.”

“Hmm… iya.” Lirih Evan dengan suara beratnya.

Mereka menghentikan pembicaraan saat melihat dewi datang, Evan tersenyum ke arah dewi begitu juga dengan Dion.

1
Rohaniingsun09 Rohaniingsun09
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!