Cita-cita adalah hal mutlak yang harus dicapai. Sedangkan, prinsipnya dalam bekerja adalah mengabdi. Namun sebagai gadis miskin tanpa pendidikan penuh ini — pantaskah Meera menjadi sasaran orang-orang yang mengatakan bahwa 'menjadi simpanan adalah keberuntungan'?
Sungguh ... terlahir cantik dengan hidup sebagai kalangan bawah. Haruskah ... cara terbaik untuk lepas dari jeratan kemalangan serta menggapai apa yang diimpi-impikan — dirinya harus rela menjadi simpanan pria kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sintaprnms_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8 : Apa Yang Disalahpahami?
8 : Apa Yang Disalahpahami?
“Hachi!” Meera mengusap bawah hidungnya. Ya Allah … nggak mungkin aku flu. Kehujanan pun udah lewat berhari-hari. Masa aku sakitnya sekarang? Meera menatap sekeliling. Gelap. Sepertinya lampu depan taman waktunya diganti, dan Pak Said baru tahu malam ini, jika lampu itu mati.
Mata Meera beralih pada ponsel. Ada notifikasi dari group teater. Poster dikirim berisi … Apa?! Prambanan Ballet 2023?
Bude Sugeng Lastrini
Bude mau ambil beberapa anak teater buat tampil ndek Jogja.
Pada mau, ndak?
Semua menjawab, bersedia. Jujur saja Meera juga ingin — sangat ingin. Tetapi … mendapatkan izin libur adalah hal yang sulit. Jangankan tampil di Jogja, di Malang saja ia belum pernah. Belum lagi, tugas dan tanggung jawabnya bertambah. Miss Ferdina pun tidak akan berhak memberi izin. Dan untuk berhadapan dengan Tuan Abhimana rasanya sudah melelahkan, Meera tidak mau.
Kling. Ponsel terkunci. Meera merebahkan diri, menatap langit-langit kamar.
Hidup … berhak untuk bermimpi dan memilih. Terlahir bagaimana pun, Meera rasa itu sama sekali tidak menghalangi ambisinya dalam menggapai segala hal. Niat baik, selalu memiliki jalan — itu yang Meera percayai.
Aku bakalan coba izin ke Tuan. Apapun jawaban Tuan aku terima. Yang terpenting aku udah coba dan lega, batin Meera.
Genap 4 hari Abhimana berada di Jakarta. Dan sekarang ia menunggu mobil jemputan di Bandara Udara Abdul Rachman Saleh.
Pak Lin — tukang kebun itu berinisiatif menjemput. Karena perintah dari Ferdina. Lagi pula … kerja Ferdina sangat lambat, mengapa mencari sopir pribadi untuknya tidak kunjung dapat juga? Apa sesusah itu?
“Siang Tuan Muda,” sapa Pak Lin. Setelah dirinya memasuki mobil.
“Siang, Pak. Langsung ke Villa aja.”
📍Villa Catra Paraduta.
Pak Lin menjemput Tuan Abhimana. Sedangkan Meera tentu saja menjalankan tugas untuk membersihkan seluruh ruangan serta kamar pribadi Tuan. Dan entah ada apa. Bahkan Miss Ferdina sudah tiba, beliau pun juga mengatur segala hal. Makanan pun juga disiapkan sedemikian banyak, karena Miss Ferdina memanggil Chef Diq.
Meera berpikir, apa bakalan ada acara keluarga, ya?
“Nyonya Cecilia sama Tuan Rajendra bakalan datang,” bisik Risa yang mengambil kesempatan mendekat padanya dengan menenteng kain pel.
Tuan … Rajendra? Yang itu — astaghfirullah. Serius orang itu mau datang? Meera menatap tak percaya.
“Meera!”
Deg. Ya ampun! Teriakan Miss Ferdina benar-benar mengejutkannya. “Ya, Miss?”
“Ikut saya.” Miss Ferdina berjalan menuju ruangan beliau. Dan setelah sampai, Meera diminta untuk duduk. Jika dilihat-lihat Miss Ferdina mungkin berusia dua puluh lima ke atas, sebab sejujurnya sampai sekarang pun Meera tidak tahu usia wanita ini.
“Ada apa, ya, Miss?” tanya Meera.
Miss Ferdina duduk dengan kaki menyilang. Dan berkata, “Kamu ini — jangan sok akrab sama Tuan Muda.”
Sok akrab? Meera menatap heran.
“Jangan kamu pikir saya nggak tahu. Semenjak Tuan Muda menetap di sini, kamu mendapat perhatian lebih.” Miss Ferdina menjeda. “Tugasmu menjadi ringan, hanya membersihkan sebagian tempat. Bahkan gilanya … Meera astaga — kamu ini harus berkaca dan sadar diri. “
“Jangan bertingkah seperti perempuan murahan,” sambung Miss Ferdina.
Murahan? Wanita di depan ini tahu apa? Murahan dalam bentuk apa? Hanya karena mendapatkan keringan bekerja? Hanya karena satu mobil dan pulang pergi bersama dirinya langsung dinilai serendah itu?
“Kamu beneran mau jadi gundiknya Tuan?”
Ah … sial.
Perkataan yang biasa ia dengar dengan keadaan yang baik-baik saja. Kini menggores hati. Jujur saja sakit. Harga dirinya bukan main-main. Jika teman sebaya, atau mungkin pelayan senior di sini yang berkata, mungkin … ia akan bersikap biasa. Tetapi yang melemparinya pertanyaan sekarang adalah Miss Ferdina — wanita dewasa, terpelajar — tentu saja sangat jauh berada di atasnya. Dan sungguh ini … melukai sisi hati yang terdalam.
“Miss.” Meera menatap datar. “Kalau saya, memang berniat seperti itu, sudah saya lakukan dari dulu.”
Miss Ferdina mengerut.
“Saya bertemu Tuan pertama kali di Villa ini saat usia 18 tahun. Dan coba Miss berpikir … di usia itu, saya tidak berpegang pada apapun. Saya putus sekolah, saya hanya fokus pada Villa ini.” Meera menjeda. “Bahkan kejadian besar dimana anak tidak sah Pak Tama terungkap, saya pun tahu. Saya melayani anak itu. Dan Miss Ferdina? Apa Miss sudah berada disini?”
Raut wajah Miss Ferdina berubah.
“Belum, kan, Miss? Anda belum menetap disini. Anda memang ditugaskan, tapi anda tidak menetap. Dan … apa yang Miss salah pahami dari saya dan Tuan?” Meera kian berani. “Tanpa Miss meminta pun, setiap hari saya sudah berkaca.”
Meera tidak mengizinkan Miss Ferdina membuka suara.
“Menjadi gundik, setelah melayani anak dari seorang gundik?” Anggap saja Meera kasar. Ia tidak peduli. Harga dirinya dipertaruhkan. Dipecat pun? Peduli apa? Biar … biarlah, sudah muak rasanya. “Itu sangat menjijikan, Miss ...”
Mata Miss Ferdina melebar. “Mulutmu!”
“Saya tidak berniat menghina Nona Mardiyah. Tapi orang-orang menilai bahwa Nona Mardiyah adalah anak dari seorang gundik. Dan fakta dimana … menjadi gundik —“ Meera menjeda. “ … adalah menjadi peliharaan pria. Apa Miss pikir saya bersedia?”
Gila. Meera tidak bisa menahan diri.
“Menukar harga diri demi sepeser uang? Miss … bekerja seumur hidup pun saya tidak masalah. Daripada mengakhiri hidup saya demi menjadi simpanan pria kaya,” sambung Meera dengan tegas.
Sengaja memang Abhimana, meminta untuk Pak Lin menghentikan mobil di depan pagar. Ia ingin berjalan saja menuju kamar. Rasanya … akan sangat seru jika mengejutkan gadis itu.
Tetapi … apa-apaan? Baru saja ia memasuki pintu utama. Seseorang yang menyambut pun tidak lengkap.
Dimana Meera?
Pandangan mata Abhimana mengarah pada pelayan senior. “Maaf Tuan, sepertinya Miss Ferdina dan Meera masih belum juga turun. Karena Miss bilang Tuan akan tiba sekitar pukul 3 sore. Jadi kami —"
Tidak peduli. Abhimana langsung berjalan menuju ruangan Ferdina. Apa-apaan? Tidak disambut adalah hal yang menyebalkan. Maksudnya – ada urusan apa Ferdina dengan Meera?
Srek – gesekan sepatunya dengan lantai bertekstur terdengar pelan. Apalagi saat ia menghentikan tangan, untuk membuka pintu ruangan Ferdina.
“Dan fakta dimana … menjadi gundik … adalah menjadi peliharaan pria. Apa Miss pikir saya bersedia?”
Sialan. Pembahasan macam apa ini?
“Menukar harga diri demi sepeser uang? Miss … bekerja seumur hidup pun saya tidak masalah. Daripada mengakhiri hidup saya demi menjadi simpanan pria kaya.”
Pintu itu terbuka tiba-tiba. Brak — Meera menabraknya. “Saya — permisi Tuan.”
Apa ini … apa? Dia … menangis? Setelah menjawab Ferdina dengan lantang … dia menangis?
Ferdina yang berada di dalam ruangan pun mendekat. “Selamat siang, Tuan.”
“Ferdina.”
Mendengar nama itu dipanggil. Ferdina menatap serius. “Saya, Tuan.”
“Apa yang kalian bicarakan?”
“Hanya beberapa peraturan baru, untuk mendisiplinkan pelayan, Tuan,” jawab Ferdina.
Abhimana kesal. Ia menatap datar, dan berbalik pergi menuju kamar. Sialan, dia bohong. Gue perlu cek cctv.
...[tbc]...
1031 kata, Kak. Jangan lupa tekan like. 🤍🤏🏻
Meera cuma mau hidup damai. Dia ini nggak lemah, semenjak kejadian di Upasama High School apalagi semenjak dia beranjak dewasa Meera bukan lagi gadis pemalu dan penakut. Mungkin iya, dia cerewet, gampang kesel juga sama Abhimana, tapi dilain itu dia ini tegas dia punya boundaries untuk menjaga dirinya dari orang yang semena-mena.
btw abhimata kocak banget si😂, cocok nih iya sama lu nai, jodoin bhi mereka, btw lagi udah akrab banget lagi sama dahayu romannya🤭
pesannya, yg nerimah sama faham beda ya bi🤭
btw iya juga ya, gak mungkin juga kan langsung jatuh cinta, untuk yg setara juga gak selalu apalagi ini beda kasta,, selalu menarik cerita KA Sinta😊, ok KA Sinta lanjut, penarikan ini jalan cerita bakal gimana,
ini demam kecapean+liat Meera kembenan🤦🤣
btw bhi baju begitu malah lucu bagus Anggunly, estetik, dan syantik 🥰 KA Shinta banget ini mah🤭
Abhimana semangat makin susah ini romannya buat deketin kalo begini ceritanya 🤭
tapi kita liat KA Shinta suka ada aja jalannya🤭😅