Dibunuh oleh putrinya sendiri membuat Kayana bersumpah untuk membalas setiap perbuatan keji sang putri saat ia diberikan kesempatan untuk hidup kembali. Doanya terkabul ia diberikan kesempatan hidup lagi, apakah ia akan membalas dendam kepada sang putri atau luluh karena sang putri berubah menjadi anak baik???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan maaf
"Kalau begitu mulai sekarang jangan pernah mengurusi hidup ku lagi, karena aku ini bukan anakmu!"
"Apa kau bilang kamu bukan anakku??" Mala mengernyit mendengar jawaban Nesa
Sama dengan Mala, Shela pun kaget setengah mati mendengar ucapan anak angkatnya itu.
"Dasar bodoh, memangnya selama ini kamu tidak sadar kalau aku ini berbeda dengan mu,"
Mendengar Vanesa hendak mempertegas ucapannya buru-buru Shela membungkam gadis itu.
"Cukup Nesa, sebaiknya kamu istirahat saja ya nak," ucap Shela menyuruhnya masuk kamar.
Ia pun menghampiri Mala dan menjelaskan kepadanya jika semua yang diucapkan Nesa hanya omong kosong belaka.
"Kamu tahu kan kalau dia itu hanya anak-anak yang memiliki imaginasi yang tinggi, jadi jangan diambil hati apa yang dia ucapkan," ucap Shela
Mala hanya menghela nafas kemudian pergi meninggalkan Shela.
"Huft, hampir saja," tandas Shela tampak lega
Tidak lama ia pun masuk ke kamar Nesa dan menghampirinya. Shela pun menasihati gadis itu untuk tidak menyinggung tentang statusnya lagi.
"Tapi momy, memang benar kan aku ini bukan anak kandung Ibu Mala?" sanggah Vanesa
"Kamu tahu darimana kalau kamu itu bukan anak Mala?"
"Dari momy, momy sendiri yang bilang kepada ayah kalau aku ini anak momy. Jadi tolong katakan yang sebenarnya, aku ini anak siapa??" imbuh Nesa
"Tentu saja kamu anak Mala, kalau kamu masih ragu kamu bisa tes DNA," jawab Shela
Ia pun mengusap lembut kepala gadis itu sambil menasihatinya.
"Apapun yang terjadi dia adalah ibumu, jadilah anak baik ok?"
Vanesa hanya menanggapi sinis ucapan Shela.
"Sudah malam, sebaiknya kamu tidur, besok kita cari sekolah baru untuk mu," Shela pun pamit pergi
Keesokan harinya Mala pun mulai bekerja sebagai OB di ZP Hotel.
Ia mulai menjalankan misinya untuk menyelidiki apa yang dilakukan oleh suaminya.
Mala mulai menguping pembicaraan Haris dengan Rizal. Ia sengaja menurunkan topinya agar Haris tak mengenalinya. Alih-alih membersihkan ruangan itu, Mala justru merekam pembicaraan keduanya.
Haris datang ke hotel untuk menyuap Rizal agar ia menyetujui proyek yang ditawarkan olehnya. Mengingat hubungan Rizal dengan adiknya, Rizal pun menerima suap dari Haris dan memastikan jika ia akan memilih proyek darinya.
"Jangan khawatir, di acara tender nanti aku pastikan kamu lah pemenangnya, tapi aku minta kamu segera menikahi adikku setelah proyek ini berhasil. Aku tidak mau ia terus menjadi bahan pembicaraan karena menjalin hubungan dengan pria beristri," ucap Rizal
"Jangan khawatir Abang, aku tidak akan pernah lupa kebaikan mu. Aku berjanji saat proyek ini berhasil aku akan menceraikan istriku dan menikahi Shela," jawab Haris
Mala buru-buru merapikan peralatan kebersihannya setelah merekam semuanya.
Ia kemudian menyimpan ponselnya dan buru-buru meninggalkan ruangan itu.
Sementara itu Vanesa tampak bersedih saat mengetahui tak ada satu sekolah pun yang mau menerimanya.
"Apa aku akan jadi gelandangan Momy?" ucapnya dengan nada gusar
"Jangan bersedih sayang, meskipun sekarang kamu tidak bisa bersekolah lagi aku akan memastikan kau tidak akan pernah menjadi gelandangan karena ada momy yang akan selalu menjamin kehidupan mu," jawab Shela kemudian mengusap air mata Vanesa
"Satu-satunya cara agar Vanesa bisa bersekolah lagi adalah dengan meminta maaf kepada Putri, jika gadis itu mau memaafkannya maka semua urusannya akan selesai," ucap Haryo
"Ok, kalau begitu aku hanya perlu bertemu dengan gadis miskin itu, dan menyuruhnya untuk memaafkan Nesa bukan??" tanya Shela
"Betul Bu Shela, tapi... Anda juga harus membujuk Ibu Mala untuk mencabut hukuman untuk Nesa. Karena bagaimanapun juga Ibu Mala lah yang bersikeras untuk menghukum Nesa," jawab Haryo
"Kalau cuma itu masalahnya serahkan saja semuanya padaku, aku bisa menyelesaikannya dengan cepat," sahut Vanesa
"Kau mungkin bisa membuat bocah pengemis itu memaafkan mu Nesa, tapi aku ragu kau bisa meluluhkan hati Mala. Apalagi beberapa hari ini ia terlihat begitu berbeda. Dia seperti orang yang berbeda, dia terlihat begitu kasar dan tegas, jadi kalau kamu butuh bantuan mommy atau ayahmu katakan saja,'
"Tidak perlu mommy, meksipun Ibu sekarang sudah berubah tapi aku yakin ada satu yang tak pernah berubah darinya?" jawab Vanesa
"Apa itu??" tanya Shela begitu penasaran
"Dia masih tetap ibuku, dan aku tahu aku tahu dia itu sangat menyayangiku dan itu tidak akan berubah. Aku yang paling tahu ibuku dan bagaimana caranya mengambil hatinya, jadi jangan khawatir aku pasti bisa meluluhkan hatinya lagi," jawab Vanesa begitu percaya diri
Malam itu Vanesa sengaja menunggu kedatangan Mala. Kali ini ia sengaja menunggunya di depan pintu. Ia buru-buru berlari menghampirinya saat melihat sang ibu turun dari Bus.
"Ibu, maafkan aku??" ucapnya dengan mata berkaca-kaca
"Ada apa denganmu, sebaiknya simpan drama mu itu karena aku sangat lelah hari ini," jawab Mala
"Hari ini aku mendatangi beberapa sekolah tapi tak satupun yang menerimaku!" seru Vanesa dengan suara serak diiringi isak tangis
Mala menghentikan langkahnya saat mendengar ucapan putrinya.
"Tolong maafkan aku ibu, aku tahu kamu melakukan semua ini agar aku berubah bukan. Lalu apa gunanya jika aku berubah tapi aku tidak bisa bersekolah. Apa ibu ingin melihat masa depan ku hancur karena tidak bersekolah. Sekarang aku sudah sadar jika semua yang aku lakukan selama ini adalah salah. Aku bahkan sudah meminta maaf kepada Putri atas apa yang sudah aku lakukan padanya. Sekarang aku dan putri sudah berteman baik ibu," Vanesa kemudian menunjukkan videonya yang sedang meminta maaf kepada putri
"Sekarang tinggal ibu, kalau ibu benar-benar sayang padaku maka ibu pasti akan memaafkan aku, jadi please maafin aku Ibu??" Vanesa pun langsung bersimpuh di bawah kakinya
"Sudahlah Nesa jangan berlebihan seperti ini, Ibu baru akan memaafkan mu setelah melihat mu benar-benar berubah," jawab Mala
"Aku sudah berubah ibu, kau lihat sendiri kan sekarang Putri sudah jadi temanku. Tapi kalau ibu tidak percaya padaku dan tidak mau memaafkan aku lebih baik aku mati saja, percuma juga aku hidup kalau aku hanya jadi sampah masyarakat!" seru Vanesa
Gadis itu pun mengeluarkan pisau dari balik bajunya.
"Sekarang ibu lihat, aku akan menyayat nadiku untuk membuktikan jika aku memang sudah berubah, lebih baik aku mati saja daripada membuat ibu malu karena memiliki anak seperti ku!"
Amalan segera merebut pisau dari tangan Nesa, saat gadis itu hendak menyayat tangannya.
"Jangan konyol Nesa!" seru Mala
Nesa pun menangis sejadi-jadinya.
"Aku malu Bu, aku malu karena tidak bisa bersekolah, semua orang mengucilkan aku dan mengatai ku sebagai perundung, daripada hidup seperti ini lebih baik aku mati saja, toh Ibu juga sama saja seperti mereka, ibu tak mau memaafkan aku!" seru Vanesa lagi
hadeh ada juga yg kyk gtu