Setelah berhasil kabur dari Ayah angkatnya, Iyuna Marge memutuskan untuk bersekolah di sekolah elite school of all things Dengan Bantuan Pak kepala yayasan. Ia dengan sengaja mengatur nilainya menjadi 50 lalu mendapat kelas F. Di kelas F ia berusaha untuk tidak terlihat mencolok, ia bertemu dengan Eid dan mencoba untuk memerasnya. Begitu juga beberapa siswa lainnya yang memiliki masa lalu kelam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggara The Blukutuk³, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gelombang Kolam
**Flashback Off:**
Balik lagi ke keadaan Iyuna, Rakha, Eid, dan Sherin yang sedang double date di mall. Atau lebih tepatnya setelah mereka keluar dari toko pakaian dengan langkah ringan, mereka mondar mandir kesana kemari berkeliling mall dengan kaki yang melangkah berirama di lantai marmer yang mengkilap. Membeli berbagai barang dengan mata yang berbinar antusias setiap kali menemukan sesuatu yang menarik. Mereka tampak bersenang senang hari ini, tawa riang sesekali terdengar menggema di koridor mall. Yeah, begitu juga dia.
Setelah mereka puas berkeliling mall dengan tas belanjaan yang semakin bertambah, mereka keluar dengan langkah perlahan sambil mengayunkan tas belanjaan di tangan mereka yang mulai terasa berat.
"Baiklah, selanjutnya kemana?" Tanya Iyuna sambil memutar tubuhnya, melirik ke arah Sherin dengan mata penasaran.
Sherin tersentak, tubuhnya menegang sedikit. "O—oh itu—" Matanya berkedip cepat, jari-jarinya menggaruk pelipis dengan gerakan gugup.
"—Ke...."
"Yeah, kita ke taman!"
Ucap Sherin terbata sambil menepuk dahinya dengan telapak tangan, ia tampaknya agak lupa dengan rencana. Wajahnya memerah samar karena malu.
"Taman di blok 2 itu?" Tanya Rakha sambil menunjuk ke arah yang dimaksud dengan jari telunjuknya.
"Benar! Kudengar disana ada pembukaan kolam renang umum!" Jelas Sherin antusias sambil meloncat kecil di tempat, jarinya menggambar bentuk kolam di udara dengan gerakan melingkar.
"kolam renang umum?" Tanya Iyuna datar, fokus berjalan sembari matanya melirik Sherin sejenak dengan alis terangkat.
"Iyah! Kita bisa bersantai dulu disana! Jika kau ragu soal baju ganti! Disana juga disewakan baju renang!" Jawab Sherin antusias sambil bertepuk tangan kecil, matanya berbinar penuh semangat.
"Wah, kau tau banyak yah" Puji Eid di samping Sherin sambil mengelus kepala gadis itu dengan lembut.
Sherin tertawa kecil karena pujian Eid, kepalanya menunduk malu sambil mengayunkan tubuhnya ke kanan dan kiri, wajahnya memerah samar.
Setelah sekian lama berjalan dengan langkah ringan namun teratur, kaki mereka melangkah menyusuri trotoar yang dipenuhi dedaunan, mereka akhirnya sampai di taman yang ingin mereka datangi. Di gapura taman itu terdapat hiasan bunga bunga yang indah dengan warna-warni cerah yang bergoyang lembut tertiup angin.
Rakha menoleh ke sekeliling sambil memicingkan mata, tangannya bertumpu di pinggang. "wah, sudah lama sekali aku tidak ke tempat ini. Ternyata, sudah banyak yang berubah yah" Gumam Rakha sambil menggelengkan kepala pelan, matanya menyapu pemandangan dengan nostalgia.
"Ayo masuk" Ajak Eid sambil melangkah duluan, tangannya memberi isyarat kepada yang lain untuk mengikuti. Mereka kemudian masuk beriringan dengan langkah kompak.
Di depan mereka langsung disuguhi keramaian yang memekakkan telinga. Dan benar saja, di tengah keramaian itu ternyata ada sebuah loket dengan antrian panjang yang berkelok. Tampaknya, itu adalah tiket untuk akses ke kolam renang.
"Ayo! Kita kesana" Ajak Sherin antusias sambil merentangkan tangannya ke udara, ia kemudian melangkah riang ke arah loket dengan langkah ringan seperti menari.
"Iyah iyah" Jawab Eid singkat, kemudian berlari menyusul Sherin di depannya.
Iyuna dan Rakha berdiri sejenak dengan tubuh mematung, mereka bertatap sejenak dengan mata saling bertemu, kemudian saling mengangguk dengan gerakan pelan dan mantap. Hingga akhirnya, mereka mengikuti langkah Sherin dan Eid dengan kaki yang bergerak seirama.
Mereka pun kemudian menyewa pakaian renang yang ada disana dengan proses yang cukup lama karena harus memilih ukuran yang pas.
"Huh~" Hembusan napas Iyuna terdengar jelas saat dia merasa nyaman duduk di tepi kolam sambil mengayunkan kakinya perlahan di dalam air, mengenakan bikini berwarna hitam kebiruan dengan hiasan seperti rok melilit pinggang bawahnya yang bergerak lembut setiap kali kakinya bergerak.
"Hei Iyuna.., kau tau? Kau terlihat seksi sekali...." Goda Sherin sambil menyipratkan air kecil-kecil dengan telapak tangannya, sedang berdiri di tengah kolam yang dangkal (1,2 meter). Mengenakan bikini berwarna putih bermotif polkadot.
"apa maksudmu?" Iyuna hanya merespon datar sambil menatap Sherin dengan ekspresi bingung.
"huh~" Sherin menghela napas sambil menggelengkan kepalanya dengan gerakan dramatis, "Sudahlah, tidak penting. Ayok! Masuklah ke kolam!" Ajak Sherin sambil merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.
Iyuna kemudian bangkit dengan gerakan anggun lalu mundur beberapa langkah sambil mengukur jarak, matanya fokus menatap permukaan air. "Kolam ini..., kurang lebih sedalam 1,2 meter. Seharusnya, segini cukup" Gumamnya sambil menghitung-hitung dengan jari yang bergerak di udara.
Iyuna kemudian berlari dengan cepat sambil mengayunkan tangannya untuk momentum hingga sampai di ujung tepi kolam, tubuhnya melayang sejenak di udara. Ia meloncat dan meluncur sempurna ke dalam air dengan gerakan elegan seperti lumba-lumba, menyebabkan "Byurr" Air terciprat keluar kolam dengan suara gemuruh.
Sherin memperhatikan sejenak sambil bertepuk tangan dengan mata terbelalak kagum, "Kerenn" matanya berbinar penuh kekaguman.
Sedangkan Eid dan Rakha sedang bermain bola voli di sebelah Iyuna dan Sherin sambil berlompat-lompat untuk memvoli bola yang melayang di udara. Tentu, mereka ada di dalam kolam dengan air yang menciprat setiap kali mereka bergerak. Mereka mengenakan celana pendek berwarna hitam dan bertelanjang dada dengan otot-otot yang berkilau basah.
Sementara itu, di sekolah yang sepi dan sunyi....
"Jadi? Mengapa kau menghalangiku menjatuhkan kelas 10F?" Ucap seseorang sambil mengepalkan tangannya di atas meja, suaranya berat dan penuh penekanan, tak lain dan tak bukan adalah Hugo Sintarou, ketua kelas 10A yang berdiri tegak dengan kacamatanya yang berkilat menangkap cahaya.
Reza yang menjadi lawan bicara Hugo menghela napasnya sambil bersandar santai di kursi, "Huh~". Lalu lanjut sambil menyilangkan kaki dengan gerakan arogan, "gampangnya, aku beraliansi dengan kelas 10F" Ucap Reza sambil menyeringai, matanya berkilat yakin penuh kepercayaan diri.
Hugo tersentak seolah tak percaya sambil mundur selangkah dengan mata membelalak, kacamatanya hampir merosot dari hidungnya. "A—apa? Ti—tidak mungkin" Gumamnya sambil menggelengkan kepala dengan gerakan tak percaya, langkahnya mundur dengan tubuh yang sedikit bergetar.
"Ta—tapi, mengapa? Kau melakukan hal seperti itu?"
"kelas 10F bahkan tidak hadir di kumpulan ketua kelas tadi. Mengapa kau membela bahkan beraliansi dengan mereka!" Tanya Hugo ngegas sambil menunjuk dengan jari telunjuk yang gemetar, suaranya meninggi karena emosi.
"Huh~" Reza menghela napas sambil berdiri perlahan dari kursinya, lalu ia menyeringai tajam dengan sudut bibir terangkat tinggi.
"Gampangnya, hanya aku yang boleh menjatuhkan kelas 10F!" Ucap Reza sambil menepuk dadanya dengan kepalan tangan, matanya berkilat penuh percaya diri dengan aura intimidasi yang menguar dari tubuhnya.