NovelToon NovelToon
Magic Out Of Love

Magic Out Of Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fharisa Janny Alfarisy

Aku, si gadis benalu yang selalu di banding - banding kan dengan kakak ku. Hanya karena tak pandai dalam segala hal, aku merasa sendiri seperti benalu.

Namaku Shafira Angel Baskara, aku terlahir di keluarga yang tidak kekurangan apapun, hanya satu yang tidak ku miliki, kepintaran seperti kakak ku.
Hingga pada akhirnya sebuah keajaiban datang dalam dunia ku. Keajaiban berupa cinta dari dia, sosok yang selalu berada di segala situasi hidup ku. Mengubah semua sedih ku menjadi tawa, melukiskan warna baru di setiap lembaran.

Boleh kah aku berharap, kebahagiaan ini kekal untuk ku?

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Hidup Shafira begitu berat, selalu di nomor duakan dalam hal apapun, membuat kepribadian nya lebih tertutup.
Bahkan Ketika cinta nya mulai berlabuh pada seseorang, kesedihan karena di khianati kembali menghampiri.

Akankah dia mampu menghadapi badai demi badai yang menerpa hidup nya?

Dan Siapakah yang akan menjadi pelabuhan cinta terakhir nya?

Simak kisahnya......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fharisa Janny Alfarisy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8. Balasan Setimpal

Kegundahan selalu menyapa di kala seseorang yang di sayang memendam kemarahan ke pada kita.

"Kalau ada yang bisa buat Lo maafin gue, gue pasti lakuin itu, karena kemarahan Lo buat gue hilang semangat."

Nathan Andika Pratama.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Suara ayam yang berkokok seolah mewakili sang waktu untuk menyatakan, malam telah pergi, kini pagi telah menyapa.

Shafira turun ke bawah untuk sarapan, di sana mama, kak Elsa, kak Rangga dan Lilia sedang sarapan. gue juga duduk di samping Lilia, dia lagi makan roti selai Strawberry kesukaan nya.

"Lilia udah pinter aja y kak, udah bisa makan sendiri."

Ucap gue sama kak Elsa.

"Iya lah, anak ku memang pintar, kayak Aunty Kiara, dulu waktu Kiara kecil sangat mirip dengan Lilia, kalau sama kamu gak mirip, kamu umur segitu masih Bik Minah suapi, gak heran sih wajahnya Lilia juga mirip dengan wajah Kiara, mereka emang banyak kesamaan, aku berharap kalau Lilia besar nanti, bisa kayak Aunty Kia."

Ucap Elsa memuji Lilia serta kak Kiara. Padahal gue yang ada di situ, tapi tetap kak Kiara yang dapat pujian.

Tak lama kemudian, Kiara turun.

"Lagi ngobrolin apa sih kak, kayaknya seru banget?"

Tanya Kiara sambil duduk dan mengambil roti.

"Ini Shafira bilang Lilia makin pinter, ya pasti dong dia kan kayak Aunty nya, kayak kamu dulu waktu kecil, persis banget kayak Lilia, jadi Lilia ini fotokopi kamu dulu."

Ucap kek Elsa dengan antusias.

"Wah berarti aku Liat siaran langsung diri ku waktu kecil dong, keren Lilia, aunty nya aja keren kan."

Ucap Kak Kiara dengan wajah sumringah.

Sedangkan aku, hanya diam sambil makan roti, aku tak perlu ikut menjawab karena jawaban ku tak begitu penting untuk mereka, apalagi mama, setiap pagi saat aku sarapan tak pernah mama bertanya, bagaimana sekolah ku, apa aku betah atau senang di sana, mama tidak mau tau.

"Kiara sayang, kamu gimana sekolahnya, lancar - lancar aja kan?"

Tanya mama pada kak Kiara.

"Lancar ma, aku senang banget, di sekolah aku juga selalu aktif, jadi semua guru baik sama aku."

Ucap Kak Kiara dengan bahagia.

"Bagus kalau gitu, mama senang kalau anak mama juga senang, mama ke kantor dulu, pagi ini mama ada meeting sama Klien dari luar negeri."

Ucap mama berpamitan, dia mencium pipi Lilia dan kak Kiara, tapi tidak dengan gue. Mama langsung pergi tanpa lewatin gue.

Sesak, itulah yang aku rasakan. Di bedakan di dalam keluarga sendiri, oleh ibu kandung.

Setelah selesai sarapan, gue pamit sama kak Elsa.

"Kak aku berangkat dulu ya."

Ucap ku berpamitan.

"Iya."

Jawab kak Elsa singkat.

"Lilia Aunty berangkat dulu ya sayang, cium satu."

Ucap ku berpamitan pada keponakan tersayang.

"Gak mau, aku gak mau cium Aunty Ira, aku cuma mau cium Aunty Kia, awas aku mau cium Aunty Kia aja."

Ucap Lilia menyuruh gue minggir. Dia menghampiri kak Kiara dan mencium pipi kak Kiara, ada seberkas kesedihan di hati gue, bahkan anak kecil aja bedain gue sama kak Kiara, padahal selama ini gue juga sayang sama dia.

Akhirnya gue pergi aja dari situ, melihat interaksi Kak Kiara sama Lilia buat gue iri banget, karena nyatanya gue gak bisa kayak kak Kiara.

Selamanya gue akan tetap kalah sama Kak Kiara.

Gue hari ini mau naik Bus lagi, gue menuju ke halte bus, lima menit gue tunggu akhirnya bus datang. Gue naik bus dan duduk di bangku.

Hari ini penumpang nya gak terlalu penuh, gak ada yang berdiri, gue ambil ponsel dari tas, gue dengar lagu aja kali ya, mungkin bisa sedikit mengurangi rasa sedih, pagi ini cerah banget, tapi hati gue masih sama seperti hari sebelumnya, gue coba menikmati alunan lagu, sambil melihat ke luar jendela.

Gue kembali teringat dulu waktu kecil, gue ulang tahun, tapi gak ada yang kasih gue kue ulang tahun bahkan kado, mama gak ingat dan kakak gue yang lain juga sama, cuma papa yang peduli dan sayang sama gue, papa selalu merayakan ulang tahun gue, kasih gue kado dan kue.

FLASHBACK.

Seorang anak perempuan berusia Enam tahun sedang menangis di taman rumah.

"Kenapa gak ada yang ingat ulang tahun aku, mama gak ingat, kak Elsa juga gak ingat, kak Zidan juga lupa, papa juga lupa, gak ada yang sayang sama Ira hiks hiks hiks."

Ucap Shafira sambil menangis. Tiba - tiba ada suara terompet di tiup dan suara Papanya nyanyi lagu selamat ulang tahun.

"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun SHAFIRA, semoga anak papa panjang umur....."

Papa menyanyi sambil membawa kue ulang tahun berbentuk princess kesukaan Shafira.

Shafira yang tadi menangis tersenyum bahagia, karena ternyata sang papa masih ingat hari ulang tahun nya.

"Papa gak lupa hari ulang tahun Ira."

Ucap Shafira kecil dengan bahagia.

"Gak dong Sayang, mana mungkin papa melupakan hari ulang tahun putri kecil papa ini, ayo tiup lilinnya, buat permintaan dulu."

Ucap papa pada Shafira.

Shafira membuat permintaan dan meniup lilin.

"Hore."

Papa memotong kue dan menyuapi Shafira.

Shafira sangat bahagia dia di beri hadiah berupa Mainan Princess kesukaan nya yaitu Putri Salju dan Istana princess.

"Hore dapat Princess, makasih papa, Ira sayang papa."

Shafira kecil memeluk papanya.

FLASHBACK SELESAI.

Air mata SHAFIRA jatuh, mengingat papanya selalu membuat dia sesak, karena papa sangat menyayangi nya.

"Loh Neng Shafira kenapa nangis atuh neng, neng lagi sedih?"

Tanya Pak Bejo melihat Shafira menangis.

"Gak ad papa Mang, saya cuma lagi ingat almarhum papa saya, makanya saya sedih."

Ucap Shafira menghapus air matanya. Gak mungkin gue bilang gue juga sedih karena selalu di bedain di keluarga gue.

"Oh yang sabar ya Non, Mang yakin papa Non pasti bahagia di atas sana, Apalagi punya anak sebaik Neng."

Ucap Mang Bejo berusaha menghibur ku.

"Makasih Mang, semoga aja begitu."

Ucap Shafira kembali tersenyum, menyembunyikan sedikit rasa sedih yang masih menghiasi dadanya.

Tak jauh dari kursi Shafira, ada seseorang yang sedang memperhatikan Shafira sejak tadi, Nathan melihat Shafira menghapus air mata, dia bertanya - tanya, Kenapa Shafira menangis.

"Shafira kenapa ya, kenapa dia nangis, gue gak tega banget liat dia nangis, hati gue juga sedih, andai gue bisa hibur dia, tapi dengan apa ya gue hibur dia, biar dia gak sedih lagi, gue kasih coklat atau bunga atau apa ya."

Batin Nathan bingung.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

1
Fharisa Janny Alfarisy
Amazing.
jangan lupa mampir guys.😆😆😆😆🙏🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!