Khusus Area Anuu dan banyak anuu
# Jangan cari sesuatu yang faedah, ga bakal nemu😂😂😂
Arka dan Naura adalah saudara angkat yang selalu bersama, keduanya menjalin percintaan setelah bertemu kembali.
Hingga keduanya dipersatukan dalam ikatan pernikahan.
Namun keinginan mempunyai keturunan begitu syulit.
Apalagi pernikahannya tidak diketahui oleh orang tua Arka.
Bagaimana mereka berdua mendapatkan kebahagiaan dengan mempunyai keturunan.
Nahhhhh
Ikutin aja
Walau ga ada faedahnya
Banyak mengandung anuuu
harap bijak dalam membaca😂😂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Dianggap
Hari pun berlalu, Arka semakin giat untuk bekerja dikantor bersama Naura, namun setiap berangkat dan pulangnya, keduanya tidak bersamaan.
Arka dan Naura masih menutupi hubungannya saat ini, terlebih saat ini sedang menyelidiki kasus yang melibatkan bagian keuangan.
Ada beberapa file dan dokumen yang menurut Arka ganjil saat ini, dan itu semua sudah didiskusikan dengan Naura.
Semenjak rapat direksi, Naura kini lebih waspada, karena ada seseorang yang dicurigai bekerjasama dengan pihak lain, diluar ketentuan dari proyek perusahaan.
Bahkan nama tersebut sudah di blacklist oleh perusahaan, saat dipimpin oleh Hendra Mahendra, papa Arka sendiri.
Naura meminta Selvi untuk mempercayakan Arka mengurus beberapa dokumen penting perusahaan, namun Selvi menolaknya.
Sebab menurut Selvi, Arka adalah anak baru dan belum bisa menjaga komitmen untuk perusahaan.
"Tapi Ra!, Arka kan orang baru disini!, masa elu langsung percaya begitu saja sih!"
Selvi masih membantah perkataan Naura, sebab pasti ada apa apanya antara Naura dan Arka.
"Begini Vi, kenapa gue harus bisa percaya sama Arka, justru karena dia orang baru, dan tidak dikenal banyak pegawai sini, sehingga ketika melakukan penyelidikan, tidak akan mudah diketahui, seakan Arka hanya menjalankan tugas."
Sesaat Naura menjelaskan, kenapa harus Arka yang memeriksa dokumen penting perusahaan, terutama bagian keuangan saat ini.
"Dan lagi, jika elu yang mengerjakan ini semua, gue yakin elu kagak dapat apa-apa, tapi elu yang akan di intimidasi oleh orang yang kita curigai!"
"Gue belum paham ini mah, coba jelasin pelan pelan, bukan karena elu demen sama Arka kan?"
Selvi mencurigai Naura karena menyukai Arka. Perkataan itu membuat Naura malas meladeni Selvi, kemudian memutar bola matanya.
Naura pun menjelaskan, jika hal itu sudah dipikir baik-baik sebelumnya, kenapa harus Arka yang mengatasi dokumen dan file keuangan perusahaan.
Naura mempunyai firasat, jika Arka akan dapat menyelesaikannya, namun ada pula kendalanya nanti.
Ia yakin, Arka akan mampu mengatasinya, terlebih Arka adalah seorang lelaki, yang mungkin jika mendapatkan ancaman akan mampu mengatasinya.
Naura pun menjelaskan secara detail maksudnya itu kepada Selvi, hingga Selvi menyetujuinya, karena pucuk pimpinan saat ini harus dipatuhi, dan orang itu adalah Naura.
Walau agak kesal, Selvi pun mengiyakannya, bukan tidak percaya, namun Arka adalah orang baru di perusahaan, yang besar kemungkinan membocorkan rahasia perusahaan.
Hal itu dibantah oleh Naura, karena Arka merupakan salah satu orang yang mengenal Abimana Mahendra, ayah dari Hendra Mahendra, dan tidak mungkin Arka dikemudian hari berkhianat, apalagi hanya untuk kepentingannya sendiri.
Selvi pun akhirnya keluar dari ruangan Naura, dan kini berhadapan dengan Arka yang masih fokus dengan pekerjaannya.
"Ka!, gue ikut perkataan Bu boss, tapi jika Lo menyalahgunakan kepercayaan itu, gue akan bantai Lo."
Arka yang mendengar perkataan Selvi pun hanya melirik sekilas, sambil tersenyum tipis bahkan kemudian tertawa cekikikan.
"Emang bisa?" Sahut Arka.
"Huuuuhhh!!, awas ya kalau sampai bocor!!"
Arka hanya menganggukkan kepalanya, sebab Arka yakin jika Selvi merupakan salah satu orang yang kompeten dan loyal terhadap perusahaan.
Arka membuat catatan penting tentang siapa Selvi ini, karena sikap Selvi berbeda dengan yang lainnya.
"Udah?, mau lanjut ngomel lagi?" Gerutu Arka.
"Gak!"
Selvi akhirnya duduk disebelah Arka, yang memang bangku tempat kerja Selvi saat ini.
Sementara staf lainnya sedikit curiga dengan Arka, sebab bisa dipercaya langsung oleh Naura saat ini.
Bagi karyawan lainnya akan susah mendapatkan kepercayaan langsung dari Naura, terlebih mengurus hal yang sangat rahasia saat ini.
"Kalian ga usah curiga dengan Arka, sebab Arka juga mengenal bos besar, tuan Abimana Mahendra selain itu Arka juga kompeten dalam bekerja, walau kadang slengean kaya kucing kecepit pintu dapur!"
Selvi menatap ke karyawan sekelilingnya, dimana beberapa orang sempat mencurigai sesuatu tentang Arka dan Naura.
"Ya gue kan ganteng, siapa tahu Bu bos naksir gue hingga gue dipercaya sama Bu bos kalian!" Celetuk Arka setelah Selvi mengucapkan beberapa patah kata.
"Pede amat lu Ka!"
Celetuk beberapa staf yang ada di ruangan itu, namun tidak berani menatap Arka.
"Ya harus pede lah, Bu bos juga cantik!"
Sahut Arka sambil mengedipkan mata kepada beberapa staf kantor saat ini.
"ARKA..!!!"
Suara panggilan dari arah pintu CEO, membuat semua staf yang berjumlah 6 orang itu pun terdiam.
Arka pun menoleh ke arah samping tempat suara memanggilnya.
"Ya Bu!"
Arka berdiri kemudian menuju ruangan Naura, hingga kemudian masuk serta menutup pintu ruangan CEO.
"Ada apa?"
Arka yang baru masuk, langsung menanyakan kenapa Naura memanggilnya.
"Kakek meminta kita untuk menemuinya besok pagi, ada yang mau dibicarakan," Sahut Naura yang kini berada dihadapan Arka.
Arka berfikir, ini pasti tentang keinginan kakek dan neneknya yang belum terwujud, hingga harus memanggil Arka dan Naura ke kediamannya.
"Pasti nanyain itu lagi!"
"Aku tak tahu, sepertinya penting!"
"Baiklah, besok pagi kita kesana. Tapi nanti malam kita jalan-jalan yuk?, mumpung besok libur."
Arka menginginkan jalan berdua malam ini, sebab sudah beberapa waktu tersita karena mengurus perusahaan, terlebih karena ada permasalahan di kantor sampai saat ini.
"Mau kemana?"
"Emmm, kita keliling aja sih, sambil cari makan diluar. Sekali-kali lah kita makan di luar, kita buat me time bersama."
Naura setuju karena semenjak menikah dengan Arka memang jarang sekali jalan berdua, apalagi makan malam bersama diluar.
Setelah kesepakatan dengan Naura, Arka pun kembali ke tempat kerjanya, menyelesaikan sisa pekerjaannya hari ini.
***
Sore harinya, setelah kantor sepi, Arka dan Naura pun pulang kerumah dengan kendaraannya masing masing.
Setelah sampai rumah, keduanya pun membersihkan diri, karena niat awal ingin jalan-jalan berdua.
"Pakai motor atau mobil?"
"Motor aja bagaimana?"
"Ga takut ketahuan temen temen kamu kalau kita jalan berdua?"
"Ngapain takut, lama kelamaan mereka juga tahu, kalau kita suami istri."
"Ya udah aku siapin motor dahulu."
Arka pun menyiapkan kendaraan bermotornya untuk dipakai, karena suasana ini jarang sekali terjadi.
Arka dan Naura pun berkeliling kota hingga keduanya pun mampir ke sebuah restoran cepat saji, untuk mengisi perut yang sudah keroncongan.
Restoran tampak penuh sesak, namun tidak menjadi kendala buat Arka maupun Naura.
"Sayang sekali, saya tidak mempunyai seorang putra, sehingga tidak bisa membuat perjodohan dengan anda, karena anak lelaki kembar saya meninggal ketika dilahirkan. Hanyalah seorang putri yang saat ini sudah menjadi dokter di rumah sakit milik kakeknya."
Suara seorang lelaki paruh baya terdengar begitu jelas di telinga Arka, dan arka pun mengenal suara itu.
Naura yang berada disampingnya pun menggigit jarinya setelah mendengar ucapan dari lelaki yang berada tidak jauh dari tempat duduknya saat ini.
Beruntung Arka dan Naura tertutup oleh tanaman hias di antara dua meja restoran.
"Sayang sekali tuan, saya juga hanya mempunyai seorang putri, dan putra kami pun masih kecil saat ini,"
Sahut lawan bicara orang yang berkata pertama kali dibalik tanaman hias tersebut.
Naura sekilas tahu orang orang tersebut dari nada suaranya.
"Om Hendra, ngapain ada disini bersama Tuan Albert?" Monolog Naura yang tampak penasaran saat ini.
Sementara Arka menunduk, karena ucapan papanya diseberang dan terdengar di telinganya.
Begitu sakit, jika dirinya ternyata dinyatakan sudah meninggal oleh papanya sendiri saat ini.
Arka pun menangis tertahan, kemudian mencoba menyeka air matanya yang sempat mengalir.
Naura yang melihat gelagat Arka pun mendekati, kemudian menggenggam tangan Arka untuk menguatkannya.
"Nanti kita tanya kakek, apa yang sebenarnya terjadi!" Bisik Naura kepada Arka.
Namun Arka semakin menunduk, tangan kanannya meraih tangan Naura.
"Kita bawa pulang yah, maaf."
Naura yang paham pun mengajak Arka untuk membawa pulang makanan yang dipesan, kemudian keduanya pun bangkit dan meninggalkan tempat tersebut untuk dibawa pulang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
..."𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐚𝐧𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐑𝐔𝐏𝐀, 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐦𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐑𝐀𝐒𝐀"...
...Jika memiliki maksud baik, sebaiknya disampaikan dengan cara yang baik pula. Karena apabila salah dalam cara penyampaian, maka yang dimaksud akan salah mengartikan...
...****************...
"Mau kemana Cip?"
"Jalan-jalan sama ayang, kenapa?"
"Aku ga diajak jalan-jalan?"
"Mau?"
"Maulah kalau diajak!"
"Let's go, Remon!!"
Cip ngobrol sama motor kesayangannya yang bernama Remon, untuk menjemput Nyai.
𝙱𝙴𝚁𝚂𝙰𝙼𝙱𝚄𝙽𝙶....
ati" loh, jangan sampe nanti malahan jatuh cinta
awas aja kalau ketemu yang lebih anu, kamu anu/Hammer/
sepertinya ceritanya menarik...