Mempunyai paras cantik dambaan semua wanita tak membuat kisah percintaan Rania mulus.
Rania mendapati sebuah penghianatan besar dalam hidupnya, yang dilakukan oleh calon suaminya sendiri.
Terlebih lagi Rania juga harus menerima kenyataan jika dirinya disebut - sebut sebagai perawan tua oleh sebagian masyarakat yang masih mempercayai mitos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiyarakey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Telah berlalu
"Benggong saja sih Ran,,," ucap Dini yang menggagetkan Rania, sedari tadi Dini melihat Rania termenung,
"astagfirullah,,," ucap Rania kaget, membuyarkan lamunanya menginggat peristiwa 5 tahun yang lalu.
"kamu kok ngagetin aku sih Din,,, jantungku mau copot ini lho,,," gerutu Rania.
"kenapa jam segini udah melamun aja???" tanya Dini lagi.
"ah,,, aku tadi berangkat kepagian,, tokonya belum di buka,,, jadi aku duduk disini deh,,,"
"diantar siapa??" tanya Rania saat tak melihat motor Dini.
"di antar mas Yoga sama Bintang,,, mumpung Mas Yoga libur,, jadi sekalian ajak Bintang jalan - jalan,,," tutur Dini.
Dini sahabat Rania sejak masuk kerja pun sudah menikah 5 tahun yang lalu setelah kegagalan pernikahan Rania. Sekarang Dini sudah mempunyai putra berumur 4 tahun.
"Beruntung kamu Din,,, punya suami yang sangat sayang padamu dan juga bertanggung jawab,," ucap Rania sambil tersenyum.
"Besok kamu juga akan bertemu dengan pria yang bertanggung jawab dan juga sayang sama kamu,,," balas Dini.
"Mana ada yang mau sama aku Din,,, aku sudah tua,,," ucapnya lirih sambil masuk ke dalam toko dan menaruh barang - barangnya di dalam loker.
"umur kita baru 27 tahun Ran,,, masih muda,,,"
"itu menurutmu kan,,, tapi menurut orang - orang, aku itu perawan tua" ucap Rania sambil terkekeh.
"ah,,, sejak kapan sih Rania mulai jadi gadis yang baperan,, siapa tahu jodohmu itu orang kota yang tampan tajir dan mapan,, dia tidak akan mempermasalahkan umurmu,,,"
"mana mungkin gadis desa kayak aku berjodoh dengan pria kota,,,, halu kamu Din,,," ucap Rania sambil terus menata barang - barang di dalam toko yang sedikit berantakan.
"siapa tahu Ran,,, kita tidak tahu lho jodoh kita siapa,, bisa jadi orang dekat,, bisa jadi orangnya masih berada sangat jauh dari kita,,, tapi kalau jodoh pasti akan bertemu,,,"
"amiin,,, semoga cepet datang ya, kalau berada nun jauh disana,,,"
Tak terasa mereka berdua membereskan barang dagangan hingga jam buka toko, sehingga mereka harus siap di belakang meja kasir.
"selamat datang,,,, selamat berbelanja,,,," ucap Rania saat ada beberapa pelanggan yang membuka pintu kaca toko swalayan tersebut.
***
Pukul 4 sore Rania sampai di rumahnya dengan mengendarai sepeda motor maticnya. Tak lama setelah Rania sampai di rumah, Rudi pun juga sampai di rumah dengan memboncengkan seorang perempuan muda nan cantik.
"mbak,,, bapak sama ibu mana???" tanya Rudi yang telah masuk ke dapur, dimana Rania sedang keluar dari kamar mandi.
"tadi ibu sedang masak disini Rud,,, mungkin disamping memberi makan ayam,,," ucap Rania, sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"biar aku lihat dulu mbak,,,"
"ada apa Rud,,, kok ibu dengar kamu mencari ibu???" tanya Bu Ningrum sambil memasuki rumah dari pintu samping, setelah memberi makan hewan ternaknya.
"itu bu,,, aku membawa temenku datang,,, mau kenalin sama kalian semua,,," ucap Rudi.
"perempuan???" tanya ibu
"iya bu,,, ya sudah suruh tunggu, ibu pakai hijab dulu,, sekalian panggil bapakmu tadi tiduran di kamar sepulang dari ladang,,,"
Rudi pun kembali ke ruang tamu menemani kekasih hatinya yang akan ia kenalkan kepada keluarganya.
"aku takut mas, keluargamu tidak menyukaiku,,," ucapnya lirih yang masih dapat Rania dengarkan dari dalam kamarnya.
"tidak usah takut,, bapak ibuku sama mbakku itu baik,,," ucap Rudi menenangkan.
Tak menunggu lama bapak dan ibu pun menemui kekasih Rudi, yang baru Rania ketahui namanya saat membawakan minum ke ruang tamu, namanya Linda.
Bapak dan ibu Rania pun menyambut tamu tersebut dengan hangat, karena memang baru pertama kali mereka bertemu Linda, yang ternyata anak dari kampung tak jauh dari kampung Rania.
Setelah berbincang sebentar bapak pun pamit akan ke masjid karena waktu memang sudah memasuki waktu sholat magrib.
Rudi dan bapak pun menuju masjid yang tak jauh dari rumah, sementara Linda telah diajak Rania untuk duduk di ruang makan sambil menyiapkan makan malam mereka.
"mbak Rania kerja dimana???" tanya Linda saat mereka tengah menata piring di meja makan,
"aku kerja di minimarket jadi kasir,,, kamu sendiri sudah kerja apa masih sekolah??" tanya Rania balik, mereka memang belum sempat berbicara sebab ketika bapak dan ibu menemani Linda berbincang Rania tengah menyelesaikan kegiatan memasak ibunya yang sempat tertunda.
"aku kerja jadi guru TK mbak,,," jawab Linda.
"wah,,, hebat kamu,,,"puji Rania.
"Lulus SMA aku ambil kuliah terbuka mbak, sambil jadi guru TK,,, sekarang sudah lulus mbak,,,"
"Alhamdulillah ya,,,, " ucap Rania.
"kalian sudah lama pacarannya??" imbuhnya.
"kami dekat sudah sejak Mas Rudi lulus sekolah mbak,,,"
"sudah lumayan lama ya,,, "
Pak Usman dan Rudi pun masuk ke dalam rumah ketika Rania dan Linda asyik berbincang, sementara Bu Ningrum masih asyik di dapur.
"pada ngomongin apa asyik bener,,," celetuk Rudi yang baru saja masuk ke ruang makan.
"Rahasia,,," ucap Rania dan Linda bersamaan.
Setelah semuanya berkumpul mereka pun makan malam, dengan di selingi obrolan - obrolan ringan.
Jarun jam sudah menunjukkan di angka 8 saat Rudi hendak mengantarkan Linda pulang.
Linda pun berpamitan kepada seluruh anggota keluarga Pak Usman.
***
"apa kamu sudah yakin pada gadis itu Rud???" tanya Bu Ningrum beberapa hari setelah kedatangan Linda.
"insyaallah bu,,,," jawab Rudi sambil mengelus - elus motor kesayangannya, yang dia beli dari jerih payahnya sendiri.
"bagaimana orang tua Linda,, apa mereka merestui???" tanya Pak Usman.
"mereka merestui pak,,, mereka memintaku untuk membawa bapak dan ibu untuk melamarnya,,,"
"apa kamu sering kesana???" tanya Bu Ningrum.
"iya bu,,, aku sering mengantar dan menjemput Linda ke tempat kerja,,,"
"pantas saja,,, mereka risih anak gadisnya sering pergi dengan lelaki tapi statusnya belum jelas,,,"
"pada ngomongin apa sih bu,,, kok kayaknya serius???" tanya Rania menimpali.
"ini lho,,,, orang tua Linda minta kita cepet melamar anaknya,,, gara- gara Rudi sudah sering kesana,,," jawab Bu Ningrum.
"ya lamar saja to buk,,,,, mau nunggu apa lagi, Rudi juga sudah punya pekerjaan,, pasti Rudi tanggung jawab" ucap Rania dengan enthengnya.
"kamu mikir opo to nduk????, dimana - mana tidak boleh anak gadis dilangkahi menikah oleh adik laki - lakinya" ucap Bu Ningrum.
"Bu,,,mana ada seperti itu,, kalau jodoh Rudi yang datang duluan ya biar Rudi menikah dulu, tidak usah nunggu aku,,,"
"Rania bener bu,,,, jaman sekarang ngak ada yang percaya mitos seperti itu" kata Pas Usman.
"pokoknya ibu ndak setuju,," ucap Bu Ningrum seraya meninggalkan suami dan anak - anaknya di teras.
Rudi pun terdiam mendengar ketidak setujuan ibunya, namun juga tak tega jika harus melangkahi kakak perempuannya untuk menikah lebi dulu.
"pak,,, mbak,,,, aku berangkat kerja dulu,,," ucap Rudi berpamitan.
"assalamualaikum,,," ucapnya dan di jawab oleh Rania dan Pak Usman bersama - sama.
"kamu masuk siang nduk???" tanya Pak Usman.
"iya pak"