Cerya Putri berusia 17 tahun, dia gadis populer di sekolahnya itu, karena kecantikan yang ia miliki dia sering di kelilingi banyak pria yang mengidolakan nya. Karena itulah Daniel Felix guru tampan berusia 27 tahun itu menolak cinta murid yang memiliki nama panggilan Cery. Ia tidak menyukai Cery karena gadis itu juga masuk pada golongan siswi bodoh.
Namun karena kegigihan Cery yang sangat ingin mempunyai suami kaya raya agar bisa merubah nasib nya dan nasib kelurganya, Cery bertindak cukup di luar batas hingga membuat Daniel semakin membencinya.
Namun kesalah pahaman yang ia buat malah semakin mudah melancarkan aksinya untuk menikahi pria idaman nya itu.
Pernikahan pun terjadi, apakah Daniel akan tergoda dengan kegigihan Cery yang ingin memiliki Daniel seutuhnya, hingga gadis itu setiap hari berani merayunya dan mengajak nya bercinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCGS - Eps 8
Sepanjang Daniel mengajar dia sama sekali tidak bisa pokus, ia kinih telah menyelesaikan semua jadwalnya mengajar.
Hal bodoh yang sangat ia sesali adalah menanyakan sesuatu yang bodoh pada pada muridnya sendiri dan membuat dirinya kepikiran oleh jawaban yang sama sekali tidak ingin dia dengar.
Waktu sudah menunjukan pukul 3 sore, ia berjalan menyusuri lorong sekolah bergegas pulang. Sejak tadi ia merasa gelisah entah tentang jawaban Aron, atau entah apa yang jelas sejak tadi terasa ada yang mengganjal di benaknya.
“Pak Daniel, di luar ada keributan.” Ucap seorang siswa yang berlari dengan terengah-engah ke arahnya.
“Apa yang terjadi?” Tanya Daniel namun tubuhnya bergerak lebih dulu untuk segera mendekati kerumunan di luar sana.
Murid itu segera menyusul gurunya dengan berlari.
“Mereka memperebutkan seorang pria pak,” jawabnya.
Oh astaga! Sungguh Daniel sangat malas mengurus gadis-gadis puber seperti ini. Namun apa boleh buat sudah menjadi tugasnya untuk melerai perkelahian itu.
“Minggir!” Ucap Daniel dengan nada tinggi karena banyak siswa yang berkerumunan menghalangi jalannya.
“Sekali lagi jika kamu berani menyukai kekasihku, aku tidak akan segan-segan denganmu!” Ancam Cery pada gadis yang berada di bawah tubuhnya.
“Arrgghh!! Lepaskan si—“ ucapanya terputus saat ia melihat orang yang menarik tas ranselnya dengan paksa dan membuat tubuhnya ikut terangkat.
“Kau?” Pekik Daniel kesal, karena rupanya pembuat onar itu adalah istrinya sendiri.
“Siapa pria yang kau sebut kekasih itu? Sampai kalian berantem hanya gara-gara seorang lelaki?” Tanya kesal Daniel.
Daniel menatap bergantian Cery dan murid yang terduduk di rerumputan itu.
Cery menatap sinis Nova gadis yang terlihat berantakan itu, mereka berdua sudah saling jambak saat memperebutkan seorang pria.
Semua murid yang berada di sana menjadi ricuh, mereka saling pandang dan berbisik.
Pasalnya pria yang di perebutkanya itu adalah guru itu sendiri, Daniel.
Sudah jadi rahasia umum jika Cery menyukai Daniel dan bahkan sejak dulu sudah mencapnya sebagai kekasihnya.
“Cery! Katakan siapa dia? Kenapa kalian sampai melakukan hal konyol dan bodoh hanya karena seorang pria! Cepat beri tahu siapa dia?” Tanya lagi Daniel.
Sebenarnya siapa pria itu tidak harus dia ketahui, yang harus Daniel lakukan hanyalah menghukum dan mendisiplinkan mereka berdua.
Baik Cery ataupun Nova kedua nya tidak ada yang mau menjawab.
“Lari 10 keliling di lapangan!” Sentak Daniel akhirnya.
“Pak…” rengek Cery.
“Cepat!” Pekiknya lagi.
Mereka berdua pun dengan cepat berlari kelapangan, beserta seluruh siswa siswa yang menontonya mereka berlari pergi meninggalkan tempat itu hanya untuk menonton Cery dan Nova.
Daniel menatap lurus kepergian para murid, dia membuang nafasnya dengan rasa kesal yang sejak tadi di tahanya.
“Hah! Berani-beraninya dia punya kekasih setelah menjebakku sampai harus menikahinya.” Pekik Daniel dalam hatinya.
“Daniel,” panggil seorang perempuan yang baru saja sampai tepat di belakang pria itu.
Daniel pun melirik ke arahnya, “kenapa kamu kesini Via?” Tanya Daniel karena tidak biasanya wanita yang sudah lama menjadi sekertarisnya itu datang ke sekolah.
Selain jadi seorang guru, Daniel juga memegang satu perusahaan. Xavia adalah sekertaris Daniel dia wanita yang selalu mengurus pekerjaan pria itu saat di sekolah.
Xavia datang dengan hati gelisah saat mendengar jika Daniel atasan sekaligus sahabatnya itu sudah menikah.
Ya saat Daniel menikah Xavia sedang cuti tiga jadi dia tidak tau menau saat acara pernikahanya berlangsung di hotel tempat ia bekerja.
“Apa benar jika kamu kemarin menikah?” Tanya Xavia langsung pada intinya.
“Iya, seperti yang kamu dengar.” Jawabnya acuh lalu melangkah pergi, Daniel berniat kembali kedalam ruang kerjanya.
Karena obrolan akan berlangsung lama, karena bulan hal ini saja yang akan mereka bicaraka. Tentu saja Daniel pasti akan memeriksa berkas yang biasanya Xavia berikan kepadanya.
“Siapa perempuan itu? Sejak kapan kalian pacaran? Aku tidak pernah tau jika kamu punya kekasih.” Ucap Xavia, dia hanya meninggalakn kota ini selama 3 hari namun kenapa dirinya seolah banyak hal yang tidak dia ketahui dari pria yang sudah lama selalu bersamanya.
Daniel tidak menjawab dia lebih dulu mempersilahkan sekertarisnya itu duduk, “tidak ada yang perlu kamu tau, itu terjadi begitu saja.” Ucap Daniel.
Xavia pun duduk dan berhadapan dengan Daniel yang terhalang meja.
“Mana berkas yang harus aku periksa?” Tanya Daniel karena ia baru sadar jika Xavia tidak membawa satu berkas pun di tanganya.
“Aku kesini tidak ada hubunganya dengan pekerjaan, aku sengaja datang ke sini karena ingin tau dengan siapa kamu menikah. Aku sempat kesal karena kamu tidak memberi tahuku.” Ucap Xavia panjang lebar.
Dadanya terasa nyeri sekali, karena semua orang telah menganggap hubungan mereka berdua lebih dari seorang atasan dan bawahan.
Namun nyatanya pria ini menikah dengan wanita lain, Daniel memang tidak pernah menyatakan cinta atau bahkan menyentuhnya. Namun Xavia yakin jika selama ini Daniel tidak tertarik dengan wanita lain itu karena ada dirinya di sisinya.
Dirinya yang bisa membuat Daniel nyaman, selalu ada saat pria itu membutuhkanya. Mereka berdua sangat cocok soal pekerjaan, dan banyak makanan yang sama-sama mereka sukai.
Ini sangat tidak adil baginya.
“Kadi kenapa kamu menikah?” Tanya lagi Xavia saat melihat Daniel enggan menjawabnya.
“Itu karena memang saatnya aku menikah, Via. Pulanglah jika sudah selesai.
“Tidak aku belum selesai, aku ingin tau siapa dia?” Tanya nya lagi.
Daniel terdiam sejenak, lalu dia tersenyum kecil saat membayangkan wanita mana yang ia nikahi.
“Dia hanya seseorang yang sangat cerewet, dan seseorang yang membuatku pusing.” Jawabnya jujur.
Namun jawaban itu di telinga Xavia terdengar sangat harmonis, dadanya terasa semakin nyeri. Lenganya bergetar, dia tidak bisa membayangkan jika Daniel tersenyum oleh wanita lain.
Brak!
“Suamiku!” Pekik Cery dengan kesal karena saat ini giliranya lah yang harus membalas kekesalanya pada Daniel yang sudah dengan tega menghukum istrinya yang sangat cantik ini.
Cery bahkan sampai tidak sadar jika ada orang lain di ruangan itu, ia duduk di samping Daniel lalu menggelayut manja di lengan pria itu.
“Suamiku! Kenapa kamu tega menghukumku juga? Padahal Nova yang salah bukan aku.” Ucap Cery dengan napas yang terengah-engah karena sudah lari 10 keliling di lapangan.
Daniel menyeka keringat Cery yang hampir jatuh dari bulu matanya, Cery hanya memejamkan mata dengan senyum lebar di bibirnya.
“Apa kamu akan menciumku?” Tanya Cery dengan mata yang terpejam, dan jantung yang berdebar cepat.
Tak!
“Aw!” Pekik Cery sambil mengusap kening yang terkena jitakan suaminya.
“Kenalkan dirimu padanya.” Ucap Daniel pada Cery, Cery melirik arah tatap Daniel.
Rupanya sejak tadi ada wanita yang menatapnya dengan sengit.