NovelToon NovelToon
Pengkhianatan Suami Dan Adikku.

Pengkhianatan Suami Dan Adikku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Penyesalan Suami / Pihak Ketiga
Popularitas:351.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: ratih Ratnasari

Hanna harus menerima kenyataan pahit bahwa sang suami telah memiliki hubungan dengan saudara kandungnya.
Ia merasa di bodohi dengan sikap suaminya yang baik dan penyayang, begitu juga dengan sikap adik kandungnya yang terlihat baik dan polos. Namun ternyata mereka menjalin hubungan terlarang di belakangnya.
Apakah Hanna akan memaafkan suami dan adiknya? atau ia akan pergi dari kehidupan rumah tangganya?
Yuk ikuti ceritanya! jangan lupa like, komentar, dan suscribe ya. Terima kasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratih Ratnasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8

"Tante cantik," panggil anak kecil yang baru saja menghampirinya.

Hanna menatap anak kecil itu, entah kapan dia berada didekatnya.

"Kamu? Sedang apa di sini?" tanyanya sambil melihat ke sekeliling.

"Aku sedang main bersama ayah, Tan. Itu ayah lagi beli es krim di sana." Hanna melihat seorang pria yang sedang membeli es krim di sebrang jalan.

"Tante masih inget sama aku, aku pernah bertemu Tante di supermarket," Hanna mengingat-ingat, ia memang pernah bertemu dengannya tapi ia lupa dengan namanya.

"Ah, iya. Sepertinya Tante inget, tapi Tante lupa dengan namamu?"

"Namaku, Dafa. Tante jangan sampai lupa lagi, ya," ucapnya membuat Hanna gemas pada Dafa.

"Baiklah, Tante akan mengingat namamu."

Bram melihat ke sekeliling, ia tak menemukan Dafa di sana.

"Kemana anak itu?" Bram mulai mencari Dafa ke taman.

"Dafa," teriaknya.

"Ayah, aku di sini," jawabnya dengan melambaikan tangan. Bram segera menghampiri Dafa.

"Rupanya kau di sini? Ayah mencarimu."

"Aku sedang duduk sama Tante cantik, ayah. Aku mau menemani Tante di sini, kasihan dia sendirian," ucapnya dengan polos, Hanna tersenyum pada Bram.

"Hai, apa kabar?" sapanya.

"Baik, apa kabar denganmu?"

"Aku juga baik, sebelumnya kita pernah bertemu di supermarket, ya."

"Iya, aku masih ingat." Dafa tersenyum melihat ayahnya yang akrab dengan Hanna.

"Ayah, aku mau main bola di sana. Ayah temani Tante di sini, ya." Bram mengangguk mengiyakan kata-kata Dafa.

Hanna dan juga Bram, mereka sama-sama canggung. Hanna tak biasa berada didekat seorang pria.

"Em, bolehkah aku bertanya," kata Bram.

"Silakan,"

"Apa kamu sudah menikah?" Hanna tersenyum menanggapinya.

"Saya sudah menikah,"

"Dimana suamimu?"

"Suamiku sedang bekerja,"

"Lalu, sedang apa kau di sini?" tanyanya lagi, Hanna merasa sedang diintrogasi oleh detektif.

"Aku hanya ingin menghirup udara segar di sini, sudah lama aku tidak duduk di sini," jawabnya. Bram mengangguk-anggukan kepalanya mengerti dengan ucapan Hanna.

"Maaf, aku sudah mengganggumu. Maaf juga karena anakku selalu menyapamu,"

"Tidak apa-apa, malahan aku senang punya teman anak kecil. Aku sangat menyukai anak kecil seperti dia,"

"Kalau boleh tahu, apa kamu belum memiliki anak?"

"Ya, aku belum memiliki anak. Pernikahanku sudah menginjak satu tahun lebih, tapi Allah belum menitipkan malaikat kecil untukku."

"Ah, maaf aku sudah lancang. Semoga kamu segera diberikan keturunan,"

"Terima kasih atas doa nya, aku permisi untuk pulang karena adikku sebentar lagi pulang dari kuliah,"

"Ya, silakan. Terima kasih sudah berbagi cerita denganku," kata Bram, kemudian Hanna menghampiri Dafa meminta izin untuk pulang.

Setelah sampai rumah, Hanna segera masuk ke kamarnya. Ia kembali teringat suami dan adiknya. Hanna semakin penasaran dengan hubungan Revan dan Sarah, ia ingin mencari tahu sendiri untuk membuktikan bahwa suami dan adiknya memiliki hubungan.

Hanna menghubungi Revan, namun lagi-lagi teleponnya selalu ditolak. Ia semakin curiga pada Revan yang semakin hari banyak perubahan dari sikapnya. Revan tak pernah perhatian lagi padanya, ia baru menyadari semua itu. Awalnya Hanna biasa saja, namun setelah Santi memberitahu soal suami dan adiknya, ia menyadari hal itu dan semakin curiga.

"Kenapa Mas Revan selalu menolak teleponku, sebenarnya ada apa dengan dia?" pikirnya dalam hati.

Hana merenung sendirian di atas tempat tidur, ia masih menunggu kepulangan suami dan adiknya, namun sudah pukul 8 malam mereka berdua belum pulang. Hanna sudah berkali-kali menghubungi mereka tapi jawabannya tetap sama.

"Ya Allah apa benar mereka tega mengkhianatiku," tak terasa air mata Hanna lolos begitu saja. Hanna langsung menghapus air matanya, ia mendengar suara mobil yang masuk ke halaman rumah.

Hanna pura-pura tertidur di kamarnya, ia ingin tahu apa yang akan dilakukan Revan.

"Kak, sepertinya kak Hanna sudah tidur?"

"Iya, tapi ini belum terlalu malam, biasanya Hanna belum tidur,"

"Bagaimana kalau aku buatkan susu lagi untuk kak Hanna, aku ingin tidur bersamamu sampai pagi, kak. Sampai kapan kita harus sembunyi seperti ini?"

"Sarah, tolong tatap aku. Aku tidak mungkin menikahimu, tetaplah seperti ini walaupun rumit," Sarah mengangguk, walaupun ucapan Revan tak sesuai dengan keinginannya.

"Aku mau ke atas dulu, menemui Hanna,"

"Iya, kak."

Revan berjalan menaiki tangga untuk menuju kamarnya, ia menekan handle pintu dan melihat istrinya sudah tidur.

Cup... "Rupanya kau sudah tidur, Hanna." setelah mengecup kening Hanna, lalu ia pergi ke kamar mandi.

"Mas Revan sudah ada di kamar mandi, aku harus mengecek ponselnya," Hanna pun segera bangkit dari tidurnya, ia mengambil ponsel yang berada di atas kursi. Ia membuka layar ponsel Revan, namun ternyata Revan menguncinya. Hanna mulai memasuki code tanggal lahir dan tanggal pernikahannya, akan tetapi gagal. Ia kembali mencoba tanggal lahir Revan, namun hasilnya tetap gagal.

Tiba-tiba ada pesan masuk dari Sarah, walaupun layarnya terkunci Hanna tetap bisa melihat dari layar depan.

"Kak, aku buatkan susu untuk kak Hanna, agar dia tidur dengan nyenyak lagi," Hanna langsung menutup mulutnya tak percaya melihat pesan yang dikirimkan oleh Sarah. Ia baru tahu bahwa dirinya telah diberi obat tidur, pantas saja tadi pagi ia bangun kesiangan.

Hanna segera menyimpan ponselnya ketempat semula sebelum Revan keluar dari kamar mandi, ia kembali pura-pura tertidur.

Setelah Revan selesai dari kamar mandi, ia langsung mengecek pesan yang dikirimkan oleh Sarah lalu membalasnya. Tak lama kemudian Sarah datang ke kamarnya membawakan secangkir susu untuk Hanna.

"Sayang, bangun!" Hanna membuka matanya perlahan, lalu ia segera bangun.

"Mas Revan sudah pulang?" tanyanya.

"Iya, sayang. Itu ada Sarah mengantarkan susu untukmu," kata Revan.

"Hai, kak. Aku membawakan susu untukmu," Sarah masuk ke kamarnya, lalu ia menaruh susu diatas meja.

"Di minum ya, kak."

"Terima kasih, Sarah. Simpan saja disana, nanti aku akan meminumnya."

"Baik, kak. Kalau gitu aku permisi dulu," kemudian Hanna pun berlalu pergi.

Hanna menatap suaminya yang sedang fokus pada layar laptop, ia menghampirinya lalu bersandar pada pundak Revan.

"Mas, kamu masih sibuk?" tanyanya.

"Iya, sayang. Pekerjaan Mas belum selesai,"

"Em, begitu. Apa aku boleh bertanya, Mas?"

"Boleh, sayang. Memangnya kau ingin bertanya apa?"

"Kenapa Mas selalu pulang bersama sarah?" Revan tertawa, lalu ia menghadap pada Hanna.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu? Apa kamu tak percaya padaku? Aku hanya ingin melindungi adikmu jadi aku menunggu dia untuk pulang bersama,"

"Tapi kenapa Sarah selalu pulang malam, Mas?"

"Mas juga tidak tahu, mungkin dia sedang mengerjakan sekripsi dengan temannya," Hanna mengangguk pura-pura mengerti.

"Sayang, segera minum susunya nanti keburu dingin," titah Revan.

"Iya, Mas. Tapi aku ingin kau mengambilkan cemilan untukku,"

"Baiklah, tunggu sebentar sayang," Revan berlalu dari hadapannya untuk pergi ke dapur. Setelah kepergian Revan, Hanna memikirkan ide untuk membuang susunya. Ia membuangnya lewat jendela, agar ia tak tertipu lagi oleh mereka berdua. Tak lama kemudian Revan kembali dengan membawa cemilan.

"Ini sayang, cemilanmu."

"Terima kasih, Mas. Tapi kok aku ngantuk ya, Mas. Mas makan saja cemilannya, aku ingin segera tidur," Hanna berbaring di atas tempat tidur, lalu ia menyelimuti tubuhnya sampai kepala. Tak lama kemudian Ia mendengar Revan menekan handle pintu dan keluar dari kamarnya.

"Ya Allah, kuatkan hati ini," lirihnya, Hanna menunggu 15 menit untuk melihat kenyataan, ia tak mau rencananya gagal. Ia menarik nafasnya dengan kasar, lalu ia bangkit dari tidurnya untuk turun ke lantai bawah.

Hanna berjalan dengan perlahan, entah kenapa lututnya merasa lemas. Akan tetapi ia tetap melanjutkan langkahnya menuju kamar Sarah. Setelah sampai di depan kamar Sarah, Hanna mendengar ******* dari kamar adiknya, ia semakin penasaran apa yang terjadi di dalam sana. Hanna berharap itu hanya mimpi.

"Ya Allah, kuatkan hatiku," lirihnya.

"Kak Revan, ini sangat nikmat," desah Sarah yang terdengar pada telinga Hanna.

Seluruh badan Hanna tiba-tiba lemas, dia sudah tak kuat menopang tubuhnya lagi. Namun demi membuktikan, ia tetap berdiri dengan kekuatan yang hampir hilang.

Hanna menekan handle pintu kamar Sarah, seketika ia langsung menutup mulut melihat pemandangan di depannya. Air matanya tumpah membasahi pipi mulus Hanna, ia memberanikan diri untuk melangkah masuk ke dalam.

"Mas Revan, Sarah? Inikah yang kalian lakukan dibelakang ku," ucapnya dengan nada bergetar menahan sesak di dadanya seperti di tusuk ribuan jarum.

Revan dan Sarah menghentikan permainannya, ia terkejut melihat Hanna yang berada di hadapannya.

"Tega sekali kalian melakukan ini di belakangku," teriak Hanna.

...----------------...

1
Salsabila Arman
lanjut
doni rean schwazer
Luar biasa
Ma Em
Biarkan Bram bersama Sarah agar tau kelakuan Sarah yg sebenarnya semoga saja Bram segera mengetahui betapa bejatnya kelakuan Sarah.
Ma Em
Sarah perempuan murahan gonta ganti cowok tapi aku juga heran sama Hana kok gampang banget jatuh cinta tapi juga Hana ini ga cerdik, lemah gampang dibodohi.
Ma Em
memang seharusnya Hana tidak dengan Bram karena Bram sering menghina Hana salah sedikit menghina walaupun minta maaf tapi kalau sudah karakter begitu tdk bisa dihilangkan.
Ma Em
sudahlah Hana kalau Bram menemukan tempat tinggalmu jangan mau diajak kembali kerumahnya jangan jadi orang bodoh Hana.
Ma Em
kalau kata aku tidak ada satu orangpun yg cocok untuk Hana si Revan tukang selingkuh si Bram terlalu sombong selalu saja menghina orang apalagi Alex cuma seorang germo cari yg lain saja Hana yg baik dan tulus mencintaimu
Ma Em
Eeh dasar Sarah kok jadi wanita murahan begitu yah menggoda setiap lelaki sudah hilang rasa malunya.
Ma Em
si Sarah ini emang perempuan jalang masa Hana sama Revan digoda dan direbut sekarang Hana sama Bram masih suka juga sama pasangan orang emang dasar pelakor
Ma Em
Hana lebih baik kamu keluar saja tidak usah jadi pengasuh Dafa kamu sudah direndahkan dan dihina sama Bram untuk apa kamu bertahan keluar saja dari rumah Bram.
Ma Em
Hana jangan mau balikan lagi sama Devan mendingan sama Bram saja moga moga Hana berjodoh dengan Bram
Ma Em
wah jangan jangan sekarang Sarah hamil.
Ma Em
Luar biasa
Ma Em
semangat Hana semoga kamu segera memergoki perbuatan bejat suami dan adikmu
Ma Em
semoga Hana segera memergoki kelakuan bejat Revan dan Sarah dan s3gera meninggalkan Revan, agar Revan menyesali segala perbuatannya meskipun itu sudah terlambat.
Npy
koper mgkn ini mksdnya ya kak?
Zaskia Mecca
jgn tamat Dolo Thor Hanna semoga jd ibu sambung Daffa aja Thor semangat ayoo up lgvthooott
Ilan Irliana
knp g ke Bali,Bandung,Jogja,ujung2'y JKT2 jg..hadeeuuhh..
Ilan Irliana
Hanna ohh Hanna...knp g prg jaug gt...nyri krjaan lain...klo kek gni mh mlhn Revan smkin happy liat loe jd babby sitter..
Bapuk Caplin
di tunggu lnjutanya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!