"kau iblis yang menyedihkan"
"ah bukan lebih tepatnya manusia berwajah malaikat dan bersifat iblis yang kejam, sangat menyedihkan"
"apa kau percaya tuhan"
"berhenti mengoceh dan ketuk saja pintu neraka mu" pria itu mengarahkan sebuah pistol ke kening sang lawan.
"baik lah sebelum aku mati, aku ingin bertanya satu hal"
"apa kau pernah jatuh cinta"
"ucapan omong kosong apa ini"
"HAHAHAA bahkan sang iblis dan malaikat pun akan kalah oleh perasaan itu"
"aku dan manusia yang nyawanya telah kau renggut, mengutukmu"
"JATUH CINTA LAH KEPADA GADIS YANG AKAN MENJADI MALAPETAKA NYAWAMU SENDIRI" teriak pria yang tersenyum sinis.
"sudah mengoceh" pria itu menarik ujung pistol membuat sang lawan tertembak tepat di kepala dengan mata merah menatap benci kepada sang iblis.
"bawak saja kutukan mu itu ke alam baka"
"karena aku memang sudah jatuh cinta kepadanya" tawanya mengelegar di tengah hutan, para bawahannya memalingkan wajah takut menjadi sasaran sang iblis.
manusia adalah mahkluk paling menjijikn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ancan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mokondo
apa semua laki-laki akan kasar saat dia lelah? padahal aku sangat berharap, wanita ini menjadi tempat favoritnya saat dia lelah_bia
Ya semua pria akan sama, entah dia lelah atau hanya perasaan wanitanya, namun sampai saat ini pun pria selalu berubah sesuka hatinya, lalu bagaimana dengan wanitanya apa perempuan seperti kami harus overthinking sepanjang malam lantaran suara atau teks mu yang berubah tidak seperti biasa.
Ada ribuan kalimat yang berputer-puter saat teks dan ucapanmu berubah, apa dia tidak nyaman? Apa yang membuat ia tidak nyaman dengan ku, tolong jangan berubah sesuka mu, karena aku juga melawan badmoodku yang sedang campur aduk oleh overthinking darimu.
aku cuman punya kamu, dunia ku cuma kamu_ terkesan menjengkelkan jika semua wanita di haruskan mengatakan kalimat seperti itu, tidakkah ini tidak adil, itu akan membuat semua pria berubah sesuka hatinya memainkan perasaan wanitanya.
*****
"mamvus gue"
ini siapa sih yang cepuin kalo gue di jemput cowok gue, emang setan lu ya beraninya cepuin.
"salah satu hal yang paling gue syukuri adalah punya abang"
******
"dunia seindah ini buat di nikmati malah milih menikmati piara mokondo, menyala otak dan saldo lu kan_
"Kak gue balek ke kosan" ucap bia kepada gadis cantik yang sedang membuka kulkas.
"Sama siapa lu pulang" tanya kairen menatap adek angkatnya.
"Cowok nya jemput" ucap hazel menatap bia yang sedang memasukan leptop ke totebag berwarna pink.
"Mana cowok lu" tanya kairen.
"Noh di depan" ucap bia fokus mengetik di smartphone miliknya.
Kairen berdiri menatap keluar melalu jendela kos pacarnya itu, matanya menatap kepada pria yang sedang berdiri di depan kap mobil brio hitam keluaran tahun 2020.
"Ini bawak" hazel menyerahkan satu kantong plastik besar berisi makanan dan cemilan untuk bia yang telah dia anggap seperti adik perempuanya sendiri.
"Thanks you" bia melempar senyum manis kepada hazel sedangkan hazel hanya mengusap puncak kepala bia.
"Bisa ga" tanya kiaren di angguki bia, gadis itu membawa dengan susah payah kantong kresek dan totebag miliknya, hazel menganter bia hanya sampai depan pintu, pria yang berstatus kekasih adiknya itu hanya menatap bia dengan wajah masam.
"Nunggu lama" tanya bia dengan senyum.
"Banget" bales vikko jutek
"Sorry" bia menghampiri kekasih dengan susah payah.
"Dimana otak dia" beo hazel membuat kairen penasaran.
Mata kairen menatap tajam kepada dua pasang kekasih di depan kosan hazel.
"Dia cowok" tanya kairen.
"Bukan banci" emosi hazel makin tersulut saat adiknya di perlakukan seperti itu di depan matanya.
"Woy" teriak kairen membuat bia dan vikko menatap kairen yang berdiri di belakang hazel.
"Ga bisa lu bantu bawaki barang adik gue" teriak kairen menatap tajam kepada pacar adiknya itu.
"Sorry bang gue lupa" ucap vikko tersenyum bodoh, ia merampas kresek besar bia dengan kasar membuat mata hazel melotot sedangkan bia tersenyum manis kepada dua manusia yang sedang menatap vikko dengan aura permusuhan yang sangat terlihat.
"Babay abang" ucap bia melambai kepada kairen.
"Gue oke kak" bia tersenyum menyakinkan gadis yang sedang menatapnya dengan tajam.
"Awas aja lu perlakukan adek gue semana-mena lu, mati lu di tangan gue" ancem hazel membuat vikko mengangguk dengan wajah masam.
"Ya uda lu pulang entar ke malaman"
"Berani lu buat adek gue licet tamat lu" ucapan kairen semakin membuat vikko tidak suka ia hanya bisa mebales dengan senyum masam.
"Ya uda gue balek dulu baybay" ucap bia masuk ke dalam mobil brio berwarna hitam.
"Baru mobil brio uda songong bener ke perempuan" ucap kairen menatap tajam mobil yang melaju kencang meninggalkan area kosan pacarnya itu.
Sedangkan suasan di dalam mobil hanya ada suara musik, suasana hati vikko masih ga bagus akibat ucapan dari dua pasangan tadi.
"Abang lu tadi" tanya vikko.
"Iya" bales bia fokus menatap suasana tengah kota.
"Yang cewek kaka lu" tanya vikko, karena memang ia tak menganal terlalu lama pacarnya itu.
"Termasuk"
"Termasuk gimana"
"Dia kan pacar abang aku jelas kaka aku dong jadinya" ucap bia menatap vikko dengan senyum.
"Btw ini dua bulannya jalan hubungan kita, kamu sibuk ga nanti malam" tanya bia.
"Ga tau gue kenapa" tanya vikko.
"Mau dinner" mata bia menatap vikko dengan harap.
"Harus" tanya vikko dengan menatap gadisnya.
"Hmm, selama kita jadian kita ga pernah dinner, shopping, nonton bioskop atau keluar berdua" ucap bia yang memang jarang di kasih waktu oleh vikko.
"Gue sibuk sama pekerjaan gue, lu kira gue pengangguran yang punya waktu 24jam bareng lu mulu" bales vikko pedas.
"Ya masa malam minggu pun kamu ga bisa sama aku sayang"
"Kalo lu ngabarin mendadak ya jelas ga bisa" ucap vikko.
"Sebenarnya kamu serius ga sih jalanin hubungan ini" tanya bia mulai meragukan perasaan lelaki di sampingnya.
"Kalo ga serius ngapain gue sama lu, gue itu sibuk lu paham ga sih" nada suara vikko mulai meninggi membuat jantung bia berdegup gadis itu sama sekali tidak bisa di bentak seperti ini.
"Kenapa marahin aku" tanya bia dengan mata mulai berkaca-kaca.
"Drama lagi lu kan, gue capek sama drama lu"
"Vikko kamu kan tau aku ga bisa di bentak"
"Mana gue ingat" bales vikko santai.
"Kamu ngeharusin aku ingangat semua hal yang tidak kamu suka, tapi kamu kenapa ga ingat tentang aku" ucap bia.
"Ga usah drama gue cuman lupa"
Vikko meninggikan suara musik membuat mata bia mulai memanas, tangan mungil itu meraih tombol of untuk mematikan musik, mata vikko menatap tajam kepada kekasihnya.
"Mau lu apa sih" tanya vikko.
"Gue bela-belain jemput lu walaupun gue capek pulang kerja, lu ga bisa ga buat ulah, ga buat drama setiap kali kita jumpa" mata vikko menatap gadis yang sedang menunduk.
"Kalo lu ke gini terus mending kita putus" ucapan vikko berhasil membuat gadis itu mendangak menatap kekasihnya.
"Vikko, aku, aku ga mau, bia salah maaf" ucap bia menunduk, ia saja tidak tau sebenarnya yang sering bikin drama itu siapa sih.
"Lain kali lu pahamin situasi cowok lu" vikko menancapkan laju mobilnya di tengah riuk suasana malam kota, sedangkan bia hanya bisa menunduk, ia masih kebingungan, yang harus di pahamin siapa yang harus minta maaf siapa.
"Terserah deh yang penting hubungan gue ga kandas" lirih bia, bener-bener gadis yang bodoh sampai kapan ia bertahan dengan pria yang tidak pernah sedikitpun paham bagaimana dirinya, bener-bener sangat egois kepada perasaanya, entah sampai kapan ia akan sadar bahwa pria itu yang sangat ia cintai benaran pantas untuknya atau tidak.
Vikko menepikan mobilnya membuat bia menatap dengan ribuan pertanyaan di otak cantiknya.
"Gue mau angkat telpon dulu, tunggu bentar di dalam mobil" ucap vikko di angguki bia.
Vikko dengan sedikit berjalan cepat menuju ke depan kap mobil, mata bia menatap lekat semua gerak-gerik pacarnya, sedangkan vikko terlihat fokus menjawab panggilan telponnya.
"Mungkin dari bos nya" beo bia.
Matanya berulang kali mencuri gerak-gerik vikko.
"35menit, gila dia bisa telponan selama itu" lirik bia kepada arloji di tangan kanannya.
"Sebenarnya telpon dari siapa yang dia jawab"
Vikko memasukan telponnya ke dalam jas hitamnya, ia tersenyum saat mengakhiri telpon itu, sedangkan bia di buat kebingungan dengan gerak-gerik pacarnya.
"Siapa" tanya bia saat vikko membuka pintu mobil.
"Atasan" bales vikko masuk ke dalam mobil, ia tidak langsung mengemudikan kembali mobilnya, pria itu malah mengeluarkan dompet miliknya.
"Lu bisakan pulang naik grab" tanya vikko membuat bia menatap kekasihnya dengan raut serius.
"Pulang, pulang naik grab kenapa" tanya bia dengan bingung.
"Gue ada pertemuan mendadak dengan atasan"
"Kalo gue ga tepat waktu gue di pecat sayang" ucap vikko membuat bia mengangguk paham, padahal dirinya sendiri tidak terima di turunkan dengan cara seperti ini, namun sialnya ia lagi-lagi kalah dengan kebodohannya yang mulai mengambil ahli dirinya.
"Bisa kok"
"Ini" vikko memberikan uang 20 ribu kepada pacarnya.
"Naik grab motor aja dekat bentar lagi nyampek kok" ucap vikko, bia menggigit bibir dalamnya otak dan hati nya berulang kali bertengkar.
"Oke" bales bia menerima uang dari pacarnya.
"Ga mungkin karena 20 ribu gue minta putus sama nih cowok"
Mata bia menatap vikko yang sedang tersenyum manis.
"Buset sebenarnya apa yang lu liat dari nih cowok sih bia" bia tersenyum mengambil totebag keluar dari mobil pacarnya.
"Kalo lu dah sampai kabarin gue ya" ucap vikko di angguki bia, mobil brio itu memuter tujuannya, meninggalkan bia yang berdiam di halte bis dekat taman kota.
"Setann" teriak bia megacak-acak rambutnya.
Handphonenya bergetar dengan masih emosi ia mengambil smartphone dengan kesing pink nude, dari dalam totebag.
Mata dan bibirnya tersenyum ceria saat melihat nama pemanggil.
"Iya sayang"
"dia pasti ga tega ninggalin gue dan bakalan balik nganterin gue kan" harapan dari hati kecilnya seratus persen meleset.
"Lu ada saldo ga sayang" tanya vikko dari sebrang sana.
"Saldo" pekik bia.
"Iya entar gue ganti"
"Ada butuh berapa" bia menggigit bibirnya.
"bia anjg lu ga bisa apa nolak ucapan nih cowok?" makinya kepada kebodohan dirinya.
"3jt kalo ada kalo ga ada 2.5 pun bisa" ucap vikko.
"Tunggu ya bia cek BCA bia" ucap bia membuka aplikasi bca.
"Ada 2.2 sayang"
bia anjg bilang ga ada setan.
Ia berulang kali memaki dirinya.
"Kirimin sayang cepat ya gue butuh cepat, janji gue balikin kok" ucap vikko.
"Iyaa" sambungan telpon itu terputus dengan bia mengirim saldonya kepada mokondo piaraannya selama dua bulan itu.
"Setan sama lu" makinya kepada layar smartphonenya.
"Entar gue balikin, dua bulan ini gue serasa jajani lu mulu"
"Kan gue yang cewek kenapa gue yang keluar dana mulu sama lu setan" ia meninju angin yang tidak terlihat di depan matanya.
"ahhhhh" rengek bia menjambak kuat rambutnya
"bekal makanan gue di mobil dia setan" teriak kuat bia.