Keina Arlova, terpaksa menjadi pemuas nafsu seorang pelanggan di cafe tempatnya bekerja yang bernama Calvin Alexander si cassanova yang sudah sering berganti wanita untuk menghangatkan ranjangnya. Itu semua terjadi karena Keina tak sengaja berhutang uang jutaan rupiah pada Calvin.
" Loe hanya wanita penghangat ranjang gue! tapi meski begitu ada satu hal yang harus loe ingat. Loe dan tubuh loe ini hanya milik gue! tak ada satu pria pun yang boleh menyentuh loe, termasuk kekasih loe itu. - Calvin
" Apa kamu sudah gila, Kak ? Dia itu pacar aku, meskipun kamu memiliki tubuhku tapi hatiku tetap miliknya. -Keina
Sebenarnya kesalahan apa yang membuat Keina berhutang pada Calvin. Lalu akankah hubungan Keina dengan sang kekasih bisa dipertahankan? atau memilih menuruti kemauan sang cassanova?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShiNe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawanan
Dalam hati Keina mengucapkan seribu sumpah serapah pada Calvin yang sudah lancang menyentuh tubuhnya yang selama ini mati-matian ia jaga kesuciannya. Bahkan Gevan kekasihnya pun tak pernah ia ijinkan untuk menyentuh anggota tubuhnya selain pipi dan juga kening. Bahkan ciuman bibir pertama nya, Calvin lah yang merenggutnya pertama kali.
Calvin tersenyum kecut mendengar pengakuan Keina yang sudah memiliki kekasih ada perasaan kesal dan tidak rela yang muncul secara bersamaan .
" Gue gak peduli, mau loe punya pacar atau enggak! Walaupun loe hanya wanita penghangat ranjang gue tapi meski begitu ada satu hal yang harus loe ingat. Loe dan tubuh loe ini hanya milik gue! tak ada satu pria pun yang boleh menyentuh loe, termasuk kekasih loe itu. Yang jelas gue gak suka milik gue disentuh oleh orang lain." tegas Calvin tak ingin dibantah.
" Apa kamu sudah gila, Kak ? Kamu gak berhak melarang aku sekalipun kamu sudah memiliki tubuhku. Dia itu tetap pacar aku! "ketus Keina.
Perkataan Calvin benar-benar seperti seorang pria yang tengah cemburu kalau kekasihnya dekat dengan pria lain. Ah lebih tepatnya ia tak ingin tawanannya lepas ke tangan pria lain, pikir Keina.
" Gue udah bilang. Gue gak peduli! Kalau loe gak terima kembalikan uang 20 juta gue sekarang juga! " ancam Calvin tak suka karena Keina membantah ucapannya.
hubungan macam apa yang aku jalani dengannya, batik Keina. miliknya? sungguh lucu Keina mendengar penuturan Calvin yang mengklaim bahwa Keina adalah miliknya.. lebih tepat tawanannya..
" Kamu jahat banget!" ucap Keina lirih.
" Ya , gue emang jahat . Tapi orang jahat ini yang udah nolong loe dari cengkraman Livy. Benar? "
Sahut Calvin membela diri .
" Kalau tau begini aku lebih baik jadi budak Livy daripada menjadi budak ranjang mu." ketus Keina menatap tajam wajah santai Calvin yang amat memuakkan baginya.
" Tapi sayangnya semua udah terlambat . Loe sekarang udah menjadi milik gue. Milik Gue ! " bisik Calvin tepat di telinga Keina dengan nada penuh kemenangan.
" Lalu sampai kapan aku menjadi tawanan mu kak?" tanya Keina lagi . Percuma bukan membantah ucapan Calvin saat ini . Cukup ia iyakan saja toh dirinya dan Gevan juga jarang bertemu. Setidaknya untuk saat ini ia aman dari amarah Calvin . Entahlah kalau Gevan pulang saat liburan nanti. Dia seperti orang yang tengah mempunyai dua kekasih saat ini.
" Selama dua bulan lalu hutang loe lunas. Layani gue kapan pun gue mau!" ujar Calvin.
Seolah tau apa yang Keina pikirkan maka dari itu Calvin kembali berucap. " Tenang aja gue gak akan ganggu jam kerja loe. Kita bisa ngelakuinnya seusai loe kerja.
Calvin menganggap Keina mematuhi perintahnya maka dari itu dia membiarkan gadis itu beranjak dari tempat tidurnya.
" Aahhh. ssshhh. " lirih Keina saat akan turun dari ranjang.
Gadis itu merasakan nyeri yang cukup kuat di bagian intinya hingga membuat pergerakkannya menjadi sedikit terbatas.
" Sakit? " tanya Calvin mendekat ke arah Keina yang terduduk kembali di tepi ranjang karena rasa perih yang ia rasakan.
" I-iya. " jawab Keina sambil menganggukkan kepalanya. Tangannya menyentuh bagian **** ************* yang masih tertutup selimut, dengan kembali menahan sakit dan malu bersamaan Keina meraih kemejanya yang kini berserakan di lantai. Pergerakkan itu tak lepas dari tatapan tajam Calvin . Dia sadar kalau Keina saat ini pasti bingung bagaimana caranya kembali kerumah dengan baju yang sudah rusak karena beberapa kancing nya terlepas karena dibuka paksa oleh Calvin.
Calvin menyibak selimut yang menutupi sebagian tubunya dan bangkit dari duduknya untuk meraih bajunya yang tergeletak di lantai kemudian tanpa rasa malu ia memakai kembali pakaiannya di depan Keina yang wajah nya merah merona ketika sekilas melihat tubuh polos Calvin, sontak ia langsung mengalihkan pandangannya.
Setelah memakai pakaiannya, Calvin berjalan ke walk in closed untuk mengambil kaos miliknya yang akan ia berikan pada Keina. Calvin sempat terdiam sejenak lalu mengusap wajahnya kasar , Calvin semakin gila, dia tidak menyangka bahwa dirinya telah merusak anak gadis orang karena sebelumnya dia tidak pernah mempermainkan gadis yang masih perrawan.
Setelah berhasil menguasai dirinya, ia berjalan keluar dan menyerahkan kaos miliknya pada Keina. " ini bisa loe pakai, setelah itu gue antar pulang."
Keina meraih kaos itu kemudian mengenakannya dihadapan Calvin tanpa ada rasa malu sedikit pun. Harga dirinya sudah tidak ada lagi dihadapan pria kejam itu. Lalu untuk apa dirinya menutupi tubuhnya lagi, pikir Keina.
Calvin tau Keina pasti sangat lapar karena kelelahan melayani dirinya di atas ranjang.
Keina telah selesai mengenakan pakaiannya , ia beranjak keluar dari kamar untuk mengambil tasnya dan berniat untuk segera pulang.
" Makan dulu ! kita pesan online aja atau mau makan di luar sambil jalan pulang? " tanya Calvin.
" Aku gak lapar, kak. " Keina menatap datar Calvin, bagaimana mungkin ia bisa makan dihadapan pria brengssek yang sudah mengambil kesuciannya. Keina muak, dia ingin segera pergi dari hadapan pria itu. Menatapnya saja Keina enggan apalagi harus makan bersama dengannya.
" Yaudah, ayo buruan! kita makan di luar aja. " ucap Calvin.
" Tapi, kak..... "
" Makan dulu atau gue bilang ke semua orang kalo loe barusan tidur sama gue. " ancam Calvin , sepertinya itu akan menjadi ancaman andalannya agar gadis dihadapannya ini tak lagi berani membantah perintahnya.
Namun ancaman itu benar-benar berhasil membuat Keina sangat takut karena Calvin berniat membuka aib mereka berdua. Lagi-lagi Keina tidak ada pilihan lain selain menyetujuinya.
Menghembuskan nafas berat, Keina berjalan gontai mengikuti langkah Calvin keluar apartemen menuju parkiran.
" Mau makan apa ? " tanya Calvin yang kini sedang mengendarai mobilnya sambil sesekali menatap Keina yang hanya diam sambil menatap jalanan.
" Apa aja kak. Terserah "
Calvin menghembuskan nafas kasar, ini lah yang tak ia sukai dari kaum wanita yaitu kalau mereka sudah mengeluarkan kata-kata mutiaranya 'Terserah' membuat Calvin bingung dibuatnya.
" Seafood mau? " tanya Calvin lagi.
" Gak suka. " ketus Keina.
" Bebek gimana? "
" Suka, tapi lagi gak pengen makan itu! "
" Tadi katanya terserah, sekarang ditawarin ini itu gak mau, gak suka. terus maunya apa Kei? " kesal Calvin yang merasa kesabarannya sedang di uji saat ini.
Padahal sebelumnya Calvin tak akan peduli pada partner ranjangnya tapi baru kali ini dia peduli pada gadis yang habis ia tiduri itu. Entah rasa bersalah atau apa Calvin juga tak tau mengapa ia begitu peduli dengan gadis itu. Bahkan sebenarnya bisa saja ia memberi uang taksi pada gadis itu, tapi entah kenapa lagi-lagi ia ingin memastikan sendiri bahwa gadis itu pulang dengan selamat, maka dari itu ia memilih mengantar Keina pulang.
" Yaudah Mekdi aja. " sentak Keina, dia kesal karena Calvin setengah berteriak padanya .
Sesampainya di restoran cepat saji itu Keina langsung melahap makanannya karena sejujurnya ia juga merasa sangat lapar, tak lagi ia pedulikan pria dihadapannya ini. Ia muak tapi tak bisa mengabaikan perutnya yang mulai terasa perih meminta untuk di isi.
" Kakak gak makan? " tanya Keina dengan mulut yang begitu penuh dengan makanan.
" Gue kenyang liat loe makan. " jawab Calvin tersenyum meledek ke arah Keina yang sedikit belepotan saat makan, benar-benar terlihat seperti orang kelaparan.
tadi aja diajak makan gak mau, sekarang makannya kaya orang kesetanan. batin Calvin.
...----------------...
" Kamu dari mana jam segini baru pulang? kenapa lagi jalan nya pincang begitu? " tanya seorang wanita paruh baya yang membukakan pintu untuk Keina.
" Maaf tante tadi Keina...... "
" Keina abis kerja di tempat lain juga bu, biar bisa dapat uang lebih banyak untuk ibu. Tadi Keina terpeleset pas lagi kerja jadi jalannya pincang. " sahut Keina memotong perkataan Calvin yang akan menjawab pertanyaan ibunya.
" Kamu tuh kalau kerja yang bener, Kei! kalau kamu nanti dipecat gimana? sanggup kamu membiayai hidup ibu? " ketus ibu Keina yang bernama Rina.
" Maaf Bu... " lirih Keina yang hanya bisa menunduk sedih, bukannya mengkhawatirkan keadaannya tapi sang ibu malah memikirkan pekerjaannya.
Calvin yang melihat hal itu hanya bisa terdiam, ia bisa menebak hubungan Keina dan ibunya tak terlalu harmonis dari cara wanita paruh baya itu memperlakukan Keina, sebenarnya ia ingin bertanya tapi ia tau ini bukan saat yang tepat.
.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...