Karna sebuah kesalah pahaman, Rinjani ChiMa Wardhana memilih memendam cintanya pada sosok Lintang yang seolah menjadi pelangi di hari harinya yang sempat mendung sebab pengkhianatan dari Sang mantan kekasihnya yang dulu..
Lintang yang tak tahu apa-apa dan mendadak di jauhi pun akhirnya menjatuhkan pilihan pada gadis itu.
"Jujur sama Lilin, atau masuk Neraka?"
***********
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 08.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂.
Drrrtt.... drrrtt...
Suara ponsel milik Rinjani bergetar diatas meja makan sedangkan Si pemiliknya justru belum selesai membuat makan siang, ia yang rindu dengan masakan mamanya membuat enggan pesan atau makan di luar.
"Hallo, Pah," sapa Rinjani sambil tersenyum senang karena ternyata Si cinta pertama lah yang menghubunginya.
"ChiMa, Mama--, masuk rumah sakit, Sayang," ucap Papa Chiko yang langsung membuat Rinjani lemas sampai spatula yang di pegangnya jatuh ke lantai, beruntungnya kompor sudah lebih dulu ia matikan sebelum mengangkat telepon.
"Mama--, kenapa, Pah?"
"Mama jatuh dari kamar mandi, kamu bisa kemari?" pinta papa Chiko yang tentu langsung di iyakan oleh Rinjani tanpa berpikir dua kali.
Ia menutup sambungan teleponnya lalu bergegas ke kamar untuk mengganti baju dan merapihkan beberapa barang bawaannya yang memang tak banyak sebab ia gadis yang cukup apa adanya dan tampil senyaman mungkin.
.
.
.
Semua yang serba mendadak tentu membuat Rinjani sangat kesal karna tak ada jadwal penerbangan ke kotanya dalam waktu dekat padahal ia sudah ingin buru-buru pulang bertemu dengan orangtuanya terutama Sang Mama.
Ia yang benar-benar kacau dan terisak sendiri kebingungan langsung mendongakkan wajahnya saat ia melihat seolah ada seseorang berdiri di depannya.
"Lilin," seru Rinjani pelan sambil menghapus air mata diwajahnya.
"Mau kemana?" tanya Lintang.
"ChiMa, mau--,"
"Yuk, mau pulang kan?" kata Lintang yang ikut sedih melihat gadis kesayangannya itu sangat berantakan karna rasa takut.
Rinjani bangun dari duduknya, ia berjalan satu langkah di belakang pria yang bagai Jailangkung karna datang dan pergi secara tiba-tiba tanpa bisa di tebak.
"Lin, kita mau kemana?"
"Maunya kemana?" Lintang balik bertanya, jika saja halal rasanya pria itu ingin sekali mengusap kebasahan di wajah Rinjani.
Gadis itu tahu apapun bisa di lakukan Lintang tapi untuk datang di saat seperti ini sungguh di luar dugaannya, bahkan awalnya yang ia tebak adalah Sky atau Shaka yang menyusulnya ke Bandara, bukan Lintang.
Keduanya lalu naik dan masuk kedalam pesawat pribadi yang sepertinya milik Rahardian Group karna nama itu ada di bagian luar badan Sang burung besi yang terlihat sangat mewah luar dan dalam.
Rinjani yang di persilahkan duduk langsung menghempaskan BoKOngnYa di salah satu kursi berbentuk sofa berwarna coklat yang begitu bagus dan nyaman, itu semua ia rasakan karna ini adalah pengalaman pertama baginya.
"Tadi Papa telepon, katanya Mama masuk rumah sakit," ujar Rinjani pelan dan lirih, air matanya juga jatuh lagi karna tak kuasa menahan rasa sedih, sebab disaat seperti ini ia tak ada di samping wanita hebatnya.
"Sabar ya, ini kan ChiMa mau pulang," balas Lintang yang paham dengan apa yang dirasakan Rinjani.
"Kok Lilin tahu kalau ChiMa mau pulang?" tanya Rinjani sambil menatap aneh pria didekatnya itu.
"Di bisikin nyamuk tadi," jawab Lintang sedikit berbisik padahal jelas tak ada siapapun di dekat mereka.
Rinjani hanya tersenyum kecil, selalu saja ada jawaban yang tak memuaskan yang ia dengar dari bibir Lintang yang masih perawAN.
Dan, bukan Lintang namanya jika tak bisa membuat Rinjani merah di kedua pipinya padahal tak ada yang ia lakukan sedari tadi kecuali menatapnya dengan tatapan sendu dan hangat.
"Lin, bisa gak liatinnya jangan kaya gitu? malu," protes Rinjani yang tubuhnya malah semakin lemas di perlakukan seperti sekarang oleh Lintang.
"Kenapa? Lilin kan diem aja loh," jawab Pria itu santai karna memang benar adanya ia hanya diam sedari tadi.
"Iya, ChiMa tahu kalau Lilin diem aja, lagian kenapa liatinnya kaya gitu?" tanya Si gadis cantik tersebut dengan nada kesal yang sebenarnya hanya demi untuk menutupi rasa gugupnya.
.
.
.
Gak apa apa, cuma seneng aja liatin MASA DEPAN
Ngegantung ini,
sok atuh di tunggu lanjutannya tth otor..
lilin koq jd gemoyyy