Kedatangan sekretaris baru yang bernama Erina membuat Darren, pemimpin di sebuah perusahaan Adipati Gemilang jatuh hati dan tergoda pada sekretaris nya sendiri karena kemolekan tubuhnya.
Apa yang akan terjadi di antara keduanya?
Follow IG @wind.rahma
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecupan Singkat
Hari ini Erina masuk kerja seperti biasanya. Namun, ada kecanggungan saat ia bertemu kembali dengan bos nya, Darren.
"Tuan, ini ada beberapa berkas yang harus segera di tanda tangani hari ini." Erina menyodorkan beberapa berkas yang ia ke hadapan pria itu.
Alih-alih mengambil berkas tersebut, pria itu justru malah meraih pergelangan tangan nya. Dan menariknya untuk duduk di sofa sebelahnya seperti kemarin.
"Tuan-"
"Tenang saja, aku tidak akan macam-macam," pungkas Darren seolah tahu apa yang di khawatirkan oleh Erina.
Darren mengambil berkas tersebut dari tangan Erina dan membaca satu persatu isi berkasnya. Setelah itu barulah ia menandatangi menggunakan pulpen yang tergeletak di atas meja.
"Hari ini kau ada acara apa setelah pulang kerja?" tanya pria itu sembari memberikan kembali berkasnya pada Erina.
"Aku tidak pernah kemana-mana," sahut wanita itu.
"Bagus kalau begitu."
Erina mengerutkan alisnya. "Bagus bagaimana maksudnya, tuan?"
"Aku ingin mengajakmu makan malam di rumahku."
Erina terbelalak. "Makan malam di rumah tuan?"
"Iya. Kenapa? Kau keberatan?"
Erina menggeleng. "Bukan begitu. Tapi kenapa harus aku?"
Darren menyunggingkan sudut bibirnya.
"Karena aku maunya kamu."
Erina terdiam. Ia masih tidak mengerti kenapa pria itu mengajaknya makan di rumahnya. Ia pasti akan bertemu dengan keluarga pria itu. Bagaimana jika keluarganya bertanya-tanya tentang dirinya?
"Kau pasti sedang berpikir kenapa aku tiba-tiba mengajakmu makan malam di rumahku kan?" tebak Darren.
Erina tidak mengangguk maupun menggeleng. Ia menunggu pria itu melanjutkan kalimat sebagai jawaban atas pertanyaannya sendiri.
"Papaku yang bernama Adipati yang telah membawamu ke perusahaan ini sebagai sekretaris baruku pada saat aku bertugas di luar kota."
Erina mengangguk-anggukan kepalanya. Sekarang ia paham kenapa pemimpin perusahaan yang ia temui pada saat pertama kali ia melamar kerja di sana berbeda dengan pemimpin yang ia temui saat ia sudah keterima kerja. Rupanya orang yang pertama kali ia temui merupakan papa dari bosnya tersebut.
"Lalu tujuan tuan mengajakku makan malam di rumah tuan apa?" tanya Erina penasaran.
"Aku ingin berterima kasih pada papaku di hadapanmu, karena beliau sudah memilih sekretaris baru untukku yang tepat. Yaitu kau."
"Maksudnya tepat?" tanya Erina lagi.
Darren menghela napas panjang. Kenapa Erina mendadak berubah seperti seorang intel yang banyak bertanya.
"Sekarang kau kembali saja ke ruanganmu. Nanti jangan dulu pulang setelah selesai kerja, temui aku di sini."
Erina mengangguk patuh. Meski sebenarnya ia berharap pria itu menjelaskan tentang apa maksud di balik kata sekretaris yang tepat untuknya.
"Baik, tuan. Kalau begitu saya permisi."
Erina bangkit dari duduknya. Baru mau melangkah, tapi lagi-lagi pergelangannya di tarik oleh pria itu.
Darren ikut bangkit berdiri dan begitu Erina menoleh, ia mendarat kan sebuah kecupan singkat tepat di bibir wanita itu. Erina sampai membulatkan matanya sempurna. Rupanya wanita itu terkejut dengan apa yang baru saja ia lakukan.
Tanpa rasa bersalah, Darren kembali duduk dengan santainya.
Tidak ingin hal seperti barusan berkepanjangan seperti kemarin. Erina buru-buru pergi dari sana dengan langkah tergesa. Hingga membuat Darren yang melihatnya geleng-geleng kepala.
"Kau memang menggoda, Erina. Aku suka."
Ucap pria itu kemudian kembali fokus pada layar laptop di atas meja di hadapan nya.
_Bersambung_