Saat di dunia nyata mereka saling membenci, tetapi di dunia maya mereka saling menyukai. Mungkinkah cinta akan bersemi dengan subur di hati keduanya?
Shelomita Praditya harus merasakan ditalak setelah akad karena fitnah dari laki-laki yang menyebalkan dalam hidupnya,. Sampai akhirnya dia dipaksa menikah dengan laki-laki itu-itu.
Sementara Jupiter Kiandra tersenyum penuh kemenangan karena berhasil menggagalkan pernikahan gadis yang paling dibencinya. Dia menyetujui usulan para orang tua untuk menikahi Shelo karena sudah banyak rencana di otaknya untuk mengerjai gadis itu.
Bagaimana pernikahan mereka akan berjalan, sementara hanya ada kebencian di hati keduanya?
Mungkinkah cinta akan hadir seiring berjalannya waktu kebersamaan mereka?
Jangan lewatkan kekonyolan mereka dengan mengikuti terus kisahnya!
Follow Ig @Thatya0316
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon thatya0316, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Juki sialan!
"Bagus ya! Kalian jalan berdua."
"Apaan sih? Awas jangan halangin jalan! Gak lihat apa berat begini," ketus Shelo.
Juki langsung mengambil alih kantong belanjaan dari tangan Dion tanpa bertanya lebih dulu. Membuat laki-laki itu sedikit mengerutkan keningnya dengan apa yang dilakukan oleh laki-laki itu.
"Bukankah Anda Pak Jupiter, Dosen dari universitas FDH?" tanya Dion saat mengenali wajah Juki yang dia rasa tidak asing.
"Anda mengenal saya?" tanya Juki heran.
"Saya Dion, Pak. Pernah jadi mahasiswa Bapak selama satu tahun. Maaf, kemarin saya kurang mengenali wajah Pak Jupiter," ucap Dion dengan tersenyum hangat.
"Tidak apa, terima kasih sudah mengantar istriku."
"Apa Pak Jupiter masih mengajar kelas malam?" tanya Dion saat Juki mau berbalik masuk ke dalam apartemennya.
"Dion, masuk dulu. Aku buatkan minum dulu," teriak Shelo dari dalam.
"Apa saya boleh masuk, Pak?" tanya Dion lagi.
"Iya." Juki menjawab singkat seraya masuk ke dalam apartemen. Dia langsung menuju ke dapur untuk menyimpan belanjaan. Kemudian kembali ke depan untuk mengawasi Shelo dan Dion yang sudah asyik mengobrol.
"Shelo, aku gak nyangka banget kalau suami kamu itu dosen aku," ucap Dion.
"Masa sih?"
Aku malah gak tahu, apa pekerjaan dia sebenarnya. Yang aku tahu, dia bekerja di kantoran. Entah di kantor apa? batin Shelo.
"Iya, aku pernah belajar perancangan basis data dari Pak Jupiter. Orangnya tegas, tidak suka dibantah oleh mahasiswanya," jelas Dion.
"Gitu ya!"
Aku juga tahu kalau dia suka marah karena aku kadang ngeyel. Tapi Dion tidak tahu kalau bujang lapuk itu pendendam, batin Shelo.
"Shelo, bukankah sudah waktunya masak? Perutku lapar sekali," sela Juki.
"Kalau begitu, aku pamit dulu. Kapan-kapan kita ngobrol lagi ya! Mari Pak Jupiter," pamit Dion.
"Oke! Makasih ya, Dion!" ujar Shelo dengan tersenyum ramah
"Iya, silakan!" Juki segera mengantar Dion sampai ke depan pintu.
Sama cowok lain dia ramah sekali, tapi sama suami sendiri ngajak perang terus.
Sementara itu Shelo menuju ke dapur untuk membereskan barang-barangnya. Tidak lama kemudian, Juki menyusul Shelo ke dapur. Dia langsung memojokkan gadis itu ke kitchen set.
"Berani sekali kamu jalan dengan laki-laki lain, di saat kamu sudah menikah," sentak Juki.
"Siapa juga yang jalan? Aku bertemu di lobby dengan Dion. Kenapa sih marah-marah terus? Gak takut stroke? Lagian dia cuma bantu aku bawain belanjaan sama tadi ketemu di lobi."
"Oh ya? Lalu kenapa kamu mau kerja tidak meminta ijin dulu pada suami kamu? Mau bagaimana pun juga, aku ini suami kamu. Sudah seharusnya kamu minta ijin sama aku dulu."
Shelo hanya bisa menghela napas dalam mendengar apa yang Juki katakan. Dia juga tidak menyangka akan secepat itu diminta CV oleh Regan. Padahal baru tadi pagi mereka chatting saat dia berkirim pesan di medsos dengan Renata.
"Oke minta ijin sama kamu. Apa semua hal yang akan aku lakukan harus seijin kamu? Padahal kita menikah juga karena terpaksa, kan? Sudahlah, lain kali aku akan minta ijin sama kamu. Sekarang cepat menjauh dariku! Aku mau masak. Jangan berpikir kamu ingin mencium aku karena jarak yang sedekat ini, seperti ada di cerita-cerita. Karena aku tidak akan pernah mengijinkannya."
Bukannya melepaskan Shelo, Juki justru tersenyum miring mendengar apa yang gadis itu katakan. Karena memang dia tidak berpikir ke arah ke sana. Tapi karena Shelo mengingatkan, akhirnya dia berpikir untuk mengerjai gadis itu.
Cup
Juki langsung berlari pergi setelah dia mengecup bibir Shelo yang tipis terlihat ranum. Jelas saja gadis itu menjadi syok untuk beberapa detik. Sampai akhirnya tersadar dari keterkejutan dan mengejar Juki.
"Juki sialan! Kamu mengambil ciuman pertamaku. Sini kamu akan aku hajar kamu," teriak Shelo sambil berlari mengejar suaminya.
Tapi dia tidak bisa melampiaskan kekesalannya karena Juki masuk ke dalam kamar dan langsung menguncinya. Hanya terdengar tawa nyaring laki-laki itu karena berhasil mengerjai istrinya.
"Hahaha ... Emang enak aku kerjain."
"Awas Juki! Akan aku balas kamu." Lagi-lagi terdengar teriakan Shelo di luar kamar seraya menggedor pintu kamar. Gadis itu sangat kesal dengan apa yang suaminya lakukan.
Juki tidak membalas teriakan istrinya, dia memilih melemparkan tubuhnya ke atas kasur king size miliknya. Dengan telunjuk yang dia pakai untuk mengelus bibirnya, pikirannya berkelana entah ke mana.
Lembut sekali bibir Shelo sampai masih terasa di bibirku. Gila Juki! Jangan berpikir untuk mencobanya lagi, pasti kamu akan ketagihan.
Berbeda dengan Shelo yang langsung membersihkan bibirnya dengan pasta gigi. Berharap bekas bibir Juki hilang. Namun, sepertinya, rasa dingin dan lembut benda kenyal itu, melekat di pikirannya.
Jupret sialan! Dia sudah menodaiku. Ayah ... Ibu aku tidak suci lagi. Bagaimana nanti kalau suami aku tahu? Tapi kan, suamiku si Jupret itu. Lalu, kalau nanti dia melakukannya lagi bagaimana?
"TIDAKKK!!!!" Shelo berteriak tiba-tiba saat dia membayangkan melakukan hal yang iya-iya dengan musuhnya. Rasanya tidak mungkin dia akan melakukannya.
Selesai membersihkan bibirnya, dia pun lanjut membereskan belanjaannya. Baru dia memasak untuk makan malamnya dengan Juki. Meskipun hatinya kesal, tak urung dia menyiapkan makanan untuk suaminya.
Selesai menyiapkan hidangan makan, Shelo memilih untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu. Dia memakai baju tidur dengan celana yang setengah paha dan baju yang kedodoran. Tampilannya yang fresh setelah mandi, membuat Juki yang sudah duduk di meja makan, melongo untuk sesaat.
"Aku colok nih matamu!" ancam Shelo dengan mengarahkan telunjuk dan jari tengah ke arah Juki.
"Jangan salakan aku melihatmu seperti itu, kamu sendiri yang mengundangnya. Apa kamu lupa kalau aku ini pria dewasa dan menikmati kamu itu hak aku," ucap Juki enteng.
"Apa kamu bilang? Awas saja kalau berani! Akan aku tendang burung perkututmu, lalu aku cincang seperti mencincang ketimun. Lalu akan aku beri sedikit cuka dan garam, serta wortel dan cabe rawit, baru aku simpan kulkas."
"Ngoceh mulu, cepat makan! Kalau masih ngoceh, aku akan lakukan seperti yang tadi aku lakukan."
Dengan bibir yang bergerak ke kiri dan kanan, Shelo akhirnya memilih untuk diam tidak bicara lagi. Mereka akhirnya menikmati makan malamnya dengan lahap. Sampai semua makanan yang ada di meja makan habis tak bersisa.
"Alhamdulillah," ucap Juki seraya mengelus perutny kekenyangan.
Aku gak nyangka, masakan dia enak sekali. Mirip-mirip dengan masakan Mama. Apa selama ini dia belajar masak dari Mama ya? Batin Juki.
Lihat, dia kekenyangan! Ternyata, Mama terus merayuku untuk belajar masak, agar bisa membuat anaknya kekenyangan seperti itu. Tapi sudahlah! Memang seorang perempuan harus bisa memasak untuk anak dan suaminya. batin Shelo.
...~Bersambung~...
...Jangan lupa dukungannya ya kawan! Klik like, comment, rate, vote, gift dan favorite....
...Terima kasih....
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖