NovelToon NovelToon
Who Am I?

Who Am I?

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem
Popularitas:710
Nilai: 5
Nama Author: @Sanaill

Seorang mahasiswa cupu yang hidupnya terkurung oleh penyakit langka, menghembuskan napas terakhirnya di ranjang rumah sakit. Tanpa dia duga, kematian hanyalah awal dari petualangan yang tak terbayangkan. Dia terbangun kembali di sebuah dunia fantasi yang penuh sihir dan makhluk-makhluk aneh, namun dalam wujud seorang anak laki-laki berusia lima tahun bernama Ahlana. Ironisnya, dia terlahir sebagai budak.

Di tengah keputusasaan itu, sebuah Sistem misterius muncul dalam benaknya. Sistem ini bukan hanya memberinya kesempatan untuk bertahan hidup, melainkan juga kekuatan luar biasa: kemampuan untuk meng-copy ras makhluk lain beserta semua kekuatan dan kemampuan unik mereka. Namun, ada satu syarat yang mengubah segalanya: setiap kali Ahlana mengaktifkan kemampuan copy ras, kepribadiannya akan berubah drastis, menyesuaikan dengan sifat alami ras yang dia tiru.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Sanaill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25: Percobaan Kejam dan Kilas Balik yang Terungkap

Waktu di Fasilitas Penelitian Multidimensi Xylos terasa mengalir lambat bagiku, setiap hari adalah rangkaian tes dan pengamatan tanpa henti. Aku terus mempertahankan fasad gadis kecil yang ketakutan dan tidak berdaya, seorang "prototipe" yang terlalu rapuh untuk dikendalikan sepenuhnya. Aku menangis saat jarum-jarum menusuk kulitku, mengeluh sakit saat gelombang energi memindai tubuhku, dan berpura-pura pingsan ketika mereka mencoba memprovokasiku untuk berubah wujud. Setiap air mata, setiap rintihan, adalah bagian dari sandiwaraku.

"Data menunjukkan fluktuasi energi yang tidak teratur," Direktur Aris berkomentar suatu pagi, menatapku melalui panel kaca pengamatan. Matanya yang dingin tidak pernah goyah. "Inti Sistemnya memang kuat, namun aktivasi spontannya terlalu tidak dapat diprediksi. Kita perlu menekan anomali ini."

"Usulan?" tanya seorang ilmuwan laki-laki di sampingnya, dengan rambut pirang rapi dan kacamata tebal.

"Stimulasi lingkungan ekstrem," jawab Aris. "Mungkin tekanan fisik dan mental yang lebih intens akan memaksa Sistem untuk beradaptasi, atau setidaknya, memberi kita gambaran lebih jelas tentang pemicu sebenarnya."

Jantungku mencelos. Stimulasi lingkungan ekstrem? Itu terdengar tidak menyenangkan.

Tak lama setelah itu, aku dibawa ke sebuah ruangan baru, yang jauh lebih gelap dan terasa dingin. Udara di sana lembap, dan ada suara gemuruh samar yang datang dari balik dinding. Ruangan itu kosong, hanya sebuah platform kecil di tengahnya.

"Pasien 001, Anda akan menjalani simulasi lingkungan," suara Aris terdengar dari pengeras suara. "Tujuan kami adalah mengamati respons biologis dan neurologis Anda dalam kondisi stres tinggi."

Tiba-tiba, suara gemuruh semakin keras. Sebuah dinding di ruangan itu bergeser, memperlihatkan sebuah lingkungan yang tampak seperti replika hutan. Namun, replika itu segera berubah menjadi badai buatan yang brutal. Angin menderu, petir menyambar, dan hujan deras mulai turun. Suhunya turun drastis, membuatku menggigil hebat.

"Ini... ini terlalu dingin!" teriakku, tubuhku gemetar. Aku berpura-pura ketakutan, meringkuk di platform, meskipun dalam hatiku aku merasakan kemarahan yang membara. Mereka ingin memaksaku.

Suhu terus menurun. Air hujan membeku di kulitku. Aku memeluk diriku sendiri, mencoba menahan gigil. Aku mencoba memanggil Sistem, berdoa agar blokir itu terangkat, hanya untuk merasakan rasa sakit dan peringatan yang lebih kuat. Aku tidak bisa menggunakan kekuatanku. Tidak di sini. Tidak sekarang.

"Data menunjukkan peningkatan detak jantung dan aktivitas adrenalin," suara Aris terdengar tenang, seolah dia sedang mengamati tikus lab. "Namun, tidak ada indikasi aktivasi Sistem."

Aku menggertakkan gigiku. Aku harus bertahan. Aku tidak boleh menyerah. Aku tidak akan memberi mereka kepuasan itu.

Ketika badai mencapai puncaknya, sebuah kilas balik tiba-tiba menyergapku, lebih jelas dan lebih nyata dari sebelumnya.

Aku melihat diriku yang lebih muda, mungkin sekitar lima atau enam tahun, di dalam sebuah tabung transparan yang penuh cairan. Suara-suara dengungan mesin dan percikan listrik memenuhi ruangan. Di luar tabung, beberapa sosok berjubah putih mengawasiku dengan mata tajam.

"Subjek 001 menunjukkan anomali dalam integrasi genetik," suara yang familiar itu—suara Aris, tapi lebih muda—terdengar. "Dia menolak imprint ras ke-27. Kita harus meningkatkan dosis stimulan."

Gambar berubah. Ahlana kecil, gemetar dan meringkuk di sudut ruangan yang dingin, mirip dengan yang sekarang. Aku dikelilingi oleh cahaya-cahaya yang berkedip dan suara-suara yang menusuk. Aku sendirian, ketakutan. Lalu, tiba-tiba, sebuah suara lain terdengar di benakku, bukan Sistem, tapi sesuatu yang lebih primitif, lebih purba.

Lari... bertahan... berubah...

Sebuah sensasi aneh melanda Ahlana kecil. Kakiku memanjang, bulu-bulu tumbuh di kulitku. Aku berubah! Aku berubah menjadi makhluk aneh, campuran dari beberapa hewan, dengan cakar tajam dan taring kecil. Aku mengaum, raungan kesakitan dan kebingungan.

Para ilmuwan mundur, terkejut. "Anomali!" teriak salah satu dari mereka. "Transformasi tidak stabil! Dia memecahkan protokol penahanan!"

Ahlana kecil yang sudah berubah wujud itu melesat, memecahkan tabung, dan menyerang. Aku tidak mengerti apa yang kulakukan. Itu adalah insting murni, insting untuk melarikan diri dari rasa sakit, dari penahanan. Aku ingat berlari, merasakan lantai yang dingin di bawah cakarku, melihat kilatan lampu alarm merah. Aku melarikan diri ke dalam sebuah portal yang tiba-tiba terbuka, sebuah lorong cahaya yang memanggilku.

Itu adalah pelarian pertamaku. Bukan kebetulan. Bukan kecelakaan. Itu adalah momen pertamaku menggunakan Sistem, didorong oleh keputusasaan dan insting bertahan hidup.

Kilas balik itu memudar saat badai buatan mulai mereda. Aku terengah-engah, tubuhku gemetar bukan hanya karena dingin, tapi juga karena syok dari ingatan yang kembali. Jadi, ini bukan kali pertama aku terjebak di sini. Aku sudah pernah melarikan diri sebelumnya. Dan aku akan melakukannya lagi.

Setelah simulasi ekstrem itu, aku kembali ke selku. Aku merasa lelah, tetapi otakku bekerja lebih cepat dari sebelumnya. Ingatan yang kembali itu adalah kepingan puzzle yang sangat penting. Itu menjelaskan segalanya. Mengapa Sistem ada di dalam diriku, mengapa aku adalah "prototipe," mengapa para Arsitek begitu putus asa untuk menangkapku.

Mereka telah menciptakanku. Mereka telah memaksakan Sistem ke dalam diriku, mencoba mengendalikan evolusi genetikku. Tetapi aku telah memberontak, entah bagaimana, dan melarikan diri ke dunia fantasi. Sekarang, mereka telah menemukanku kembali.

Aku menyadari betapa pentingnya menjaga rahasia bahwa Sistemku terblokir. Jika mereka tahu aku tidak bisa berubah wujud, mereka tidak akan ragu untuk membedah atau menghancurkanku untuk mempelajari inti Sistem. Mereka harus terus percaya bahwa aku adalah bom waktu yang tidak stabil, yang hanya bisa diledakkan dengan pemicu yang tepat.

Aku mulai mengubah sedikit perilakuku. Aku masih berpura-pura lemah dan kelelahan, tetapi ada kilatan tekad yang lebih dalam di mataku. Aku mulai memperhatikan setiap detail kecil, setiap kelemahan dalam rutinitas mereka. Aku mengamati kapan para penjaga berganti shift, di mana kunci kartu mereka disimpan, dan bagaimana sistem ventilasi bekerja.

Aku juga mulai "menguji" mereka, tanpa mereka sadari. Misalnya, aku akan pura-pura sangat kesakitan di lengan kiriku, dan ketika penjaga atau ilmuwan memeriksa, aku akan mengamati bagaimana mereka bergerak, seberapa dekat mereka datang, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk panggilan darurat.

"Pasien 001 menunjukkan tanda-tanda kelelahan ekstrem setelah simulasi," Aris menulis di tabletnya, mengamatiku melalui kaca. "Hipotesis: Aktivasi Sistem membutuhkan energi biologis yang sangat besar, menguras subjek hingga batasnya."

Aku mendengar itu, dan senyum tipis, nyaris tak terlihat, tersungging di bibirku. Mereka percaya padaku. Mereka percaya pada kebohonganku. Bagus. Biarkan mereka percaya. Semakin mereka meremehkanku, semakin besar peluangku untuk melarikan diri.

Aku tidak tahu bagaimana caranya, atau kapan. Tapi aku tahu satu hal: aku akan keluar dari sini. Aku akan kembali ke Kluster Malam. Aku akan membalas dendam atas apa yang mereka lakukan padaku, dan atas ancaman yang mereka bawa ke dunia yang kini aku sebut rumah. Proyek Omnia ini akan berakhir di tangan Ahlana, prototipe yang tak terkendali.

To be continue......

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!