NovelToon NovelToon
Suamiku Dokter Sultan

Suamiku Dokter Sultan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: omen_getih72

Yang sudah baca novelku sebelumnya, ini kelanjutan cerita Brayn dan Alina.

Setelah menikah, Brayn baru mengetahui kalau ternyata Alina menderita sebuah penyakit yang cukup serius dan mengancam jiwa.

Akankah mereka mampu melewati ujian berat itu?

Yuk baca kelanjutan ceritanya 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Tangan Brayn mengulur memungut map berwarna hijau tersebut. Pikirannya mulai berkelana jauh, memikirkan segala kemungkinan.

Semakin yakin jika Alina sedang menyembunyikan sesuatu darinya, atau bahkan dari seluruh keluarga mereka.

"Emh...." Lenguhan Alina berhasil mengalihkan perhatian Brayn.

Ia menoleh sejenak dan bernapas lega. Alina masih lelap dan hanya mengubah posisi tidurnya.

Sejenak ia memandangi nama Alina Putri Khoirunnisa yang berada di kolom nama pasien, menarik napas dan mulai membuka lembar demi lembar.

Apa yang ditemukan Brayn dalam catatan kesehatan istrinya itu membuat air matanya luruh seketika, tangannya gemetar, bahkan dadanya terasa sesak dalam sepersekian detik.

"Astaghfirullah, Ya Allah." Ia memandang wajah istrinya sejenak, lalu kembali terfokus dengan map di tangannya. Melanjutkan membaca secara keseluruhan.

Sebagai seorang dokter, Brayn paham setiap keterangan berikut kode-kode kedokteran yang tertulis di sana.

Kebiasaan-kebiasaan aneh Alina mulai terbayang dalam ingatan. Mulai dari kegemarannya menonton film sedih.

Malam ketika mereka ke Jerman Alina bahkan sempat menonton film tentang perjuangan seorang gadis melawan penyakitnya.

"Apa kanker itu bisa sembuh, Kak?" Masih segar dalam ingatan Brayn pertanyaan Alina kala itu.

Malamnya, Brayn mendapati Alina menangis dalam tidurnya.

Brayn mengusap wajah, merenung sejenak. Kini, ia paham dengan semua alur yang diciptakan Alina untuk menjauh darinya.

Bagaimana selama ini Alina berusaha mendekatkannya dengan Siska, melakukan apapun yang Brayn tidak sukai dan menolak lamaran kala itu.

Bahkan Alina memberi syarat yang berat sebelum menikah.

Rasanya, Brayn ingin memarahi istrinya yang keras kepala itu.

"Kanker hati?" gumam Brayn sambil menjatuhkan air mata menatap berkas catatan kesehatan istrinya. "Bagaimana kamu bisa merahasiakan semua ini?"

"Ya Allah, aku harus apa?" Brayn menjerit dalam hati.

Kejutan menyesakkan dada ini seperti melumpuhkan akal sehatnya.

Setelah berhasil mengurai rasa terkejut, ia meletakkan berkas tersebut ke meja.

Duduk di tepi tempat tidur dan membelai wajah istrinya. Menatapnya sendu.

Lalu keluar kamar dan menuju dapur, mengambil wadah dan air hangat untuk membasuh tubuh Alina, sebab kamar mandi di kamar Alina tidak dilengkapi dengan mesin penghangat air.

"Bagaimana Alina, Nak?" tanya Maya saat melihat menantunya melintas.

"Masih tidur, Bu," jawab Brayn. Ia menebak jika kedua mertuanya sama sekali tidak mengetahui apa yang disembunyikan Alina. "Oh ya, Bu ... boleh tanya sesuatu?"

"Soal apa?"

"Aku lihat dua hari ini Alina pingsan. Kemarin setelah ijab juga. Apa Alina sering pingsan sebelumnya? Soalnya, aku baru dua kali lihat."

"Dulu sih beberapa kali pingsan di sekolah kalau ikut upacara. Katanya tidak tahan kena terik matahari. Fisiknya memang agak lemah." Maya mengulas senyum. "Memang kenapa, Brayn? Alina tidak apa-apa, kan? Apa perlu kita bawa ke rumah sakit untuk periksa?"

Tak ingin mertuanya khawatir, Brayn mengulas senyum.

"Tidak apa-apa, Bu. Mungkin memang benar Alina fisiknya agak lemah. Apalagi beberapa hari kemarin sempat sibuk."

"Syukurlah kalau begitu."

"Aku ke atas ya, Bu. Mau ganti bajunya Alina."

"Mau Ibu bantu?" tawar sang mertua.

"Tidak usah, Bu. Aku bisa kok."

Brayn segera kembali ke kamar. Menutup pintu dan meletakkan wadah air hangat ke meja.

Kembali duduk di tepi tempat tidur, ia memandangi wajah pucat yang masih lelap. Mengecup keningnya pelan.

Brayn mulai meneliti tubuh Alina, memeriksa warna kulit, warna mata, penapasan dan tekanan darah.

Setelah memeriksa sebentar, ia meraih ponsel dan menuju balkon kamar, kemudian menghubungi dokter yang tertera pada rekam medis istrinya.

Kebetulan ia mengenalnya karena merupakan dokter seniornya.

"Assalamu'alaikum, Dokter Faisal. Maaf, saya ganggu malam-malam," ucapnya santun.

"Walaikumsalam, tidak apa-apa. Kebetulan sedang istirahat."

Tanpa basa-basi, Brayn langsung mengutarakan tujuannya menghubungi sang dokter dan menginformasikan tentang pasien yang merupakan istrinya.

Tentu informasi yang disampaikan Brayn mengejutkan sang dokter.

Tidak banyak yang tahu perihal pernikahan mereka, sebab digelar secara sederhana dan hanya melibatkan keluarga inti sesuai dengan permintaan Alina.

Hanya beberapa rekan sesama dokter yang mengetahui hal tersebut, termasuk Siska.

"Saya benar-benar tidak tahu kalau kalau salah satu pasien saya adalah istri kamu," ucap sang dokter. "Kalau tidak salah ingat, beliau datang seorang diri dan tidak didampingi keluarga."

"Itu sebelum kami menikah. Saya juga baru tahu kalau dokter yang menangani istri saya. Kalau boleh, besok saya mau sekalian konsul," ucap Brayn, setelah mengutarakan tujuannya menghubungi sang dokter.

"Boleh. Kebetulan pasien memang melewatkan beberapa pemeriksaan lanjutan. Saya sendiri sempat menghubungi, tapi tidak ada jawaban. Saya pikir pasien cari alternatif lain."

"Baik, Dok. Terima kasih sebelumnya."

"Sama-sama."

Brayn kembali ke kamar setelah menghubungi sang dokter dan membuat janji temu.

Ia kembali duduk di tepi tempat tidur. Menahan air mata yang menetes, ia mulai merawat istrinya.

Membasuh tangan dan kaki dengan handuk kecil basah dan membersihkan dari debu yang melekat.

Setelah memakaikan piyama, ia meletakkan kembali wadah ke meja. Menyibak selimut dan ikut berbaring di sisi istrinya.

Memeluknya erat dan mengecupi wajahnya.

Kelopak mata Alina perlahan mengerjap saat merasakan sesuatu yang lembut menyapu wajah.

Matanya tertuju pada wajah suaminya yang berada dalam jarak begitu dekat.

"Kamu sedang apa?" tanya Alina dengan suara serak.

Tangannya yang lemah mendorong dada suaminya. Namun, Brayn tak bergeser sedikit pun.

"Baju kamu kotor, jadi aku bantu ganti."

Mata Alina yang semula sayu itu langsung terbuka lebar.

Ia menatap ke bawah dan memperhatikan tubuhnya yang sudah memakai piyama.

"Kamu ganti baju aku?"

"Iya," jawab Brayn santai.

Alina berusaha melepas pelukan. Namun, lelaki itu memeluknya dengan sedemikian erat.

Lancang sekali! Pikir Alina.

Padahal Brayn sudah setuju dengan persyaratan yang ia ajukan sebelum menikah. Tidak boleh menyentuh jika belum diizinkan.

"Lepaskan aku!" pinta Alina sedikit memberontak.

Bukannya kesal, Brayn malah tersenyum. Mencium kening sekali lagi.

"Sstt!!! Kamu pasti masih lelah. Biarkan aku peluk kamu."

Tak dapat dipungkiri Alina merasakan kehangatan yang berbeda setiap kali Brayn memeluknya, atau saat mereka saling berpandangan.

Namun, perasaan hangat yang kian menjalar semakin dalam itu segera ia tepis.

"Aku tidak mau dipeluk sama kamu!" Alina melepas pelukan, hendak turun dari tempat tidur.

Tetapi, matanya langsung tertuju pada map yang tergeletak di atas meja, lengkap dengan buku rahasia miliknya.

Alina tersentak. Matanya seketika dipenuhi cairan bening.

Ragu-ragu ia menoleh menatap suaminya. Sama seperti dirinya, mata lelaki itu pun tampak basah.

Dalam sekejap Alina merasakan kehangatan saat tubuh tegap itu kembali mendekapnya dengan lebih erat dibanding sebelumnya.

"Jangan merahasiakan apapun lagi, Khumayrah. Tahukah kamu apa yang menyakitkan bagi suami?"

Alina terdiam. Matanya mulai mengucurkan air mata.

"Saat istrinya sakit dan dia tidak tahu. Saat dia merasa tidak cukup dipercaya oleh istrinya."

Dalam sekejap kamar itu dipenuhi isak tangis.

*************

*************

1
Maulida Maulida
seru bgt
Maulida Maulida
sedih banget part ini😭 suka bgt cerita nya thor
Yasmin Natasya
up dong thor...
Endang 💖
pasti itu akal2n Siska tu hasilnya
DozkyCrazy
dasar siskamling
Endang 💖
jahat juga rupanya si Siska itu

up lagi thor
DozkyCrazy
pasti si siskamling
DozkyCrazy
syukaaa sama cerita author 😘
DozkyCrazy
Alhamdulillah
ovi eliani
Ya Allah semoga benar cuma anemia aja, tidak ada penyakit yg lain, cepat sembuh ya pengantin baru sehat 2, ya, semangat thor
Yasmin Natasya
lanjut Thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!