NovelToon NovelToon
Menjadi Selir Mantan Mertua

Menjadi Selir Mantan Mertua

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Nikah Kontrak / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: sayonk

Hasna Az Zahra terpaksa harus menikahi Mantan Mertuanya setelah tunangannya meninggal dunia. Dalam pernikahan ini, dia menjadi orang ketiga, di perlakukan tidak adil, menjadi istri yang tak di anggap. Mantan Mertuanya sangat membencinya dan menyalahkan dirinya atas kecelakaan anak semata wayangnya.

Akankah Hasna bertahan menjadi madu Mantan Mertuanya atau memilih pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ingin Tidur

Serkan memandang aneh makanan di depannya, meskipun air liurnya seakan ingin menetas, tapi ia seumur hidupnya tidak pernah makan hidangan aneh di depannya, katanya 'nasi goreng' tidak sehat.

Apa tuan akan memakannya? batin Andreas meringis. Dia pun juga tidak pernah memakan hidangan aneh itu, walaupun dia mengikuti jejak sang tuan ke Indonesia yang telah menjadi salah satu menu favorite di Indonesia.

"Tuan biar saya ..."

Serkan memberi kode lewat tangannya dan Andreas langsung bungkam. Namun hatinya tetap meringis, akankah sang bos memakannya?

"Oh maaf, orang kaya seperti kalian tidak akan memakan masakan aneh seperti ini, di sini tidak ada roti, jadi aku membuat sarapan seadaanya saja." Ucap Hasna. Dia mengerti kalau kedua pria itu sangat menjaga pola makan.

Tanpa mendengarkan Hasna lagi, berkutat dengan pikiran dan batinnya, Serkan mengambil sendok di piring itu, menyendok nasi piring itu, lalu menyuapi ke dalam mulutnya.

Kedua mata seakan mengikuti kunyahan mulutnya, dia mengangguk, baru pertama kalinya dia memakan masakan aneh, tapi menurutnya luar biasanya sangat enak. Dia pun kembali menyendok makanan itu, lalu masuk ke dalam mulutnya.

Apa masakan itu seenak itu? aku jadi ingin batin Andreas yang melihat sang bos makan begitu lahapnya.

"Andreas, kau juga ingin?" tanya Hasna. Dia lupa tidak menawarkannya pada Andreas.

Sebelum Andreas menjawab perkataan Hasna, Serkan mendahuluinya.

"Dia sudah sarapan?"

Hasna saling menatap kedua pria itu. Namun baginya, entah Andreas sudah makan atau tidak, tetap saja harus di tawari makan.

"Kalau kau mau makan, masih banyak." Ucap Hasna kembali.

"Aku sudah bilang, dia sudah sarapan." Dengus Serkan, hatinya susah berbagi untuk Andreas. Entahlah, dia tidak ingin berbagi.

"Tidak boleh seperti itu Om, kita harus menawarinya. Siapa tahu Andreas ingin dan kita tidak boleh mengabaikan keinginannya."

"Duduklah, aku akan mengambilkan sepiring lagi untuk mu."

Semenjak kapan tuan Bos berdebat masalah makanan? Ayam jantan masih berkokok kan?

"Tidak perlu, saya sudah sarapan." Andreas tidak ingin menjadi amukan masa Serkan, dia tahu betul pria itu akan membalasnya seperti apa.

"Aku mau lagi," ucap Serkan sambil menyodorkan piring yang telah habis. Hasna tersenyum, wajah suaminya membuatnya gemas. Seperti seorang anak yang harus di turuti, kalau tidak, akan mengamuk.

Hasna mengambil piring itu, lalu mengambilnya lagi dan menyerahkan pada Serkan.

Pria itu pun kembali memakannya dengan lahap dan membuat Andreas lagi-lagi tidak percaya apa yang ia lihat.

Ini bukan Jin kan? tapi bos ku kan?

Serkan merasa puas, perutnya kenyang dan kali ini ia ingin tidur. Rasanya sangat enak kalau sudah kenyang pas tidur.

"Aku ingin tidur," gumam Serkan.

Seketika kedua mata Andreas membulat, dia kembali tidak di buat percaya dengan orang di depannya.

Hasna bimbang, kalau dia menyuruh suaminya tidur dan menginap di rumahnya, lalu bagaimana dia bisa berjualan?

"Apa Om ingin tidur di sini?" tawar Hasna dengan hati-hati.

"Aku sudah mengantuk," ucap Serkan. Dia menguap, tapi memang benar kalau matanya terasa berat.

"Ya sudah, tunggu dulu."

Hasna bergegas membersihkan ranjang kecil dengan sapu lidi, membenarkan posisi bantalnya.

"Tuan, biar saya antar ke hotel terdekat." Tawar Andreas. Dia tidak yakin kalau Serkan akan tidur di rumah sempit ini.

"Om sudah selesai, ayo." Ajak Hasna.

Serkan menurut saja, hatinya menginginkannya. Dia pun masuk ke salah satu kamar itu dan menatap sekelilingnya. Kamar yang hanya muat satu ranjang kecil dan satu lemari plastik.

"Maaf tidak seperti di rumah Om, tapi kalau Om tidak mau tidur di sini tidak apa-apa," ucap Hasna. Karena ia tidak merasa yakin kalau tuan kaya di depannya mau tidur di kasur keras.

"Hem,"

Serkan mendaratkan bokongnya ke atas ranjang. Tidak buruk, walaupun sempit dan tidak panjang, tapi hatinya menikmati.

Dia pun membaringkan tubuhnya dengan berselonjor, tapi sayangnya kakinya melewati ranjang pendek di depannya.

Dia menekuk kedua kakinya, lalu menghadap ke samping membelakangi Hasna. Walaupun kasur itu keras di tubuhnya, tapi hati kecilnya menikmatinya.

"Om," sapa Hasna.

Serkan beranjak dan menatap Hasna.

"Apa nyaman? boleh Hasna membuka dasi di leher Om supaya nyaman untuk tidur, sekaligus sepatunya?"

"Ya sudah,"

Hasna mendekat, dengan dada yang berdebar-debar tak karuan dan gugup, dia membuka dasi yang mengerat di kerah leher suaminya.

Serkan memandang wajah Hasna di ikuti debaran jantungnya, ia mengamati setiap inci wajahnya. Alis hitam dan tidak terlalu tebal, bulu mata yang lebat dan melengkung ke atas dan mata yang bulat, hidung mancung dan jangan lupakan bibirnya yang sangat ****.

Glek

Seketika Serkan ambyar, dia bahkan menginginkan bibir itu. Ia pun menggeleng dengan cepat.

"Ada apa Om? apa Om merasa pusing?" tanya Hasna lagi. Serkan langsung menjauh, kebetulan ikatan dasinya sudah terlepas, tinggal hasna membuka dasi di kerahnya saja.

"Tidak!" gugup Serkan. Seumur hidupnya ia tidak pernah segugup ini.

"Ya sudah,"

Hasna membuka satu per satu sepatu di kaki suaminya, lalu kaos hitam yang menutupi kedua kakinya.

"Sudah, Om sekarang boleh tidur, tapi maaf, Hasna harus keluar manjajakan gorengan Hasna."

"Biar Andreas saja yang menemani Om,"

"Siapa juga yang mau di temani oleh mu?" Serkan membaringkan tubuhnya, dua menekuk kedua kakinya dan kembali ke posisi miring menghadap ke tembok, membelakangi Hasna.

Hasna yang masih berdiri pun memegangi dadanya yang berdebar, dia menarik nafasnya lalu menghembuskannya.

1
Ma Em
Sabar Hasna kamu pasti akan mendapatkan kebahagiaan atas buah kesabaranmu jangan biarkan Alena menghina dan merendahkanmu lawan dia agar Alena tdk berani lagi merendahkanmu
Ma Em
Luar biasa
Evy
katanya diawal cerita...Alena tidak bisa hamil karena rahim nya sudah diangkat.. kenapa sekarang bisa hamil...aneh juga ini...
Ervina
Luar biasa
Surati
bagus
Safa Almira
suka
Safa Almira
keren
Rory prastara
d tunggu lanjutannya
Sativa Kyu
👍👍👍
Nenie Chusniyah
luar biasa
Happy Family
sendiri jahat tak ingat... haiihhhh
Happy Family
aku bacanya sekar dgn Hasnan... hahahahahaha
Sandisalbiah
luar biasa
Sandisalbiah
END... gak berasa.. tp keren..
Sandisalbiah
org yg terlalu serakah, menghalalkan segala cara utk tujuan nya dan parahnya selalu lupa utk bersyukur... Alena... hukum tabur tuai itu nyata adanya.. bahkan di RL...
Sandisalbiah
semua yg terjadi dlm hidupmu itu azab dr kelakuan untukmu.. jgn salahkan org lain.. introspeksi diri, Alena...
Sandisalbiah
Lha... yg kena tanggung.. jd emosian.. 🤦‍♀🤦‍♀
Sandisalbiah
dasar rubah licik.. jelas kau menolak Serkhan yg ingin mengingkari.. krn kau sendiri tau kalau kau tdk hamil.. tamu bulanan mu sudah datang tp niat licikmu menjerat Serkhan dgn bayi palsu alias hamil bohongan..
Sandisalbiah
menyimpan kebohongan hanya seperti mengaktifkan bom waktu... dan Alena.... kau harusnya menghitung waktu yg tersisa utk bom itu meledak...
Sandisalbiah
dan setelah mendengar itu kau masih tdk bersikap waspada maka habis lah Hasna..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!