Perjodohan antara Devendra dan Sabrina yang dilakukan oleh kakek Ardian menimbulkan polemik dalam rumah tangga keduanya.
Setelah melewati tiga tahun pernikahan, keduanya nampak akur dan mulai memperbaiki diri terutama Devendra.
Sejalannya waktu, cinta mereka dipertaruhkan, di mana Sabrina tertukar dengan wanita yang mirip dengannya yang merupakan tunangan tuan Gustaf.
Pertukaran pasangan ini menumbuhkan benih-benih cinta yang dirasakan tuan Gustaf pada Sabrina, apakah Sabrina jatuh cinta pada tunangan saudara kembarnya yaitu Sandrina. Yuk kita ikuti cerita dua pasangan ini!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Masa Lalu
Pak Iwan terlihat sedih mengenang nyonya Rubby yang merupakan keponakannya sendiri. Dialah yang mengenalkan tuan Andika dan nyonya Rubby hingga keduanya jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
"Pak Iwan, apakah boleh saya tahu bagaimana sosok ibu kandungnya mas Devendra?" Apa pekerjaan beliau sebelum mengenal ayah mertua?"
"Ruby adalah keponakanku sendiri. Ibunya dan aku adalah adik kakak kandung."
"Jadi, pak Iwan merupakan paman mas Devendra?" Astagfirullah, kenapa mereka memperkenalkan paman sebagai kepala pelayan di rumah ini pada ku?" Tanya Sabrina tidak mengerti.
"Itu karena, mereka tidak ingin nona Sabrina menanyakan hubungan aku dengan tuan muda." Ucap pak Iwan yang tidak ingin mempersalahkan statusnya sebagai paman kandung tuan Devendra.
"Baiklah paman, sekarang saya baru mengerti, banyak hal yang terjadi di dalam rumah ini.
Rumah ini seperti kehilangan nyawanya karena orang-orang yang sangat di cintai pemilik rumah ini satu persatu pergi dengan cara yang sangat keji." Ucap Sabrina merasa sangat miris.
"Dulu, Ruby adalah seorang gadis yang sangat ceria dan memiliki banyak impian dalam hidupnya. Saat itu ia adalah seorang bidan desa yang selalu membantu ibu-ibu yang kesulitan biaya untuk melahirkan di klinik mahal apa lagi di rumah sakit.
Malam itu, aku dan tuan Andika sedang mengunjungi kedua orangtuaku yang sedang sakit keras. Karena tidak ada biaya, Ruby bersedia merawat neneknya yang merupakan ibu kandungku saat itu.
Tuan Andika yang begitu peduli dengan kehidupanku, mau membawa ibuku ke rumah sakit agar di tangani oleh dokter.
Setibanya di rumahku di kampung, aku memperkenalkan tuan Andika pada keluargaku termasuk keponakan aku Ruby.
Ruby menemani ibuku ke rumah sakit dengan menumpang mobil milik tuan Andika yang aku kendarai saat itu.
Dari situlah cinta keduanya tumbuh dan ketika ibuku sembuh, tuan Andika tidak sabar ingin meminang Ruby."
"Berarti, saat menikah, ibu mertua langsung di boyong ke Jakarta?" Tanya Sabrina penasaran.
"Iya nona." Kehidupan rumah tangganya berjalan dengan harmonis, hingga Ruby diijinkan untuk kuliah lagi mengambil kedokteran hingga mengambil spesialisasi bedah kandungan.
Namun sayang, saat karirnya sedang menanjak, banyak lelaki yang saat itu tidak tahu kalau Ruby sudah menikah.
Mereka berusaha mendekati Ruby, hingga ketahuan oleh tuan Andika. Sejak saat itu tuan Andika berubah menjadi suami yang sangat posesif pada istrinya.
Ruby akhirnya merelakan impiannya menjadi dokter spesialis kandungan dan memilih mengabdi pada keluarga kecilnya.
Tujuh tahun pernikahan mereka baru dikaruniai tuan Devendra. Kebahagiaan mereka terasa lengkap karena hadirnya buah hati yang menjadi kebanggaan keluarga tuan Ardian.
Justru saat itu, tuan Ardian masih berstatus asisten pribadi tuan Alvaro, ayah dari nona Sabrina.
Kehidupan mereka yang sebelumnya tidak punya apa-apa terlihat sangat harmonis. Namun sayang tujuh tahun kemudian, malapetaka itu terjadi.
Mobil yang membawa keluarga nona mengalami kecelakaan dan hanya nona Sabrina yang selamat dari kecelakaan itu.
Kedua orangtuanya nona sempat dibawah ke rumah sakit. Malam itu ayah nona Sabrina meminta tuan Ardian memanggil pengacaranya untuk memindahkan kekuasaan perusahaannya di tangan tuan Ardian dan sekaligus meminta beliau untuk merawatmu hingga kamu siap menjalani roda perusahaan milik keluargamu itu dan ada hal yang sangat penting saat terakhir hidupnya, tuan Alvaro meminta kalian berdua menikah setelah sama-sama beranjak dewasa." Pak Iwan mengakhiri ceritanya.
"Astagfirullah!" Jadi semua itu atas rekayasa ibu mertua untuk mendapatkan tempat di hati ayah mertua?" Tanya Sabrina.
"Sejujurnya, nyonya Desy tidak pernah mencintai tuan Andika, satu-satunya yang dia inginkan adalah perusahaan milik nyonya Ardiansyah. Tapi, dia tidak tahu perusahaan itu bukan milik tuan Ardiansyah melainkan milik ayah kandung anda, nona Sabrina."
"Perusahaan milik siapa yang kamu bicarakan pak Iwan?" Tanya Devendra yang sudah berada di balik punggung mereka.
"Eh, tuan muda sudah pulang." Ucap pak Iwan, pura-pura tidak mendengarkan pertanyaan Devendra.
"Mas Dev, kenapa tidak mengabari aku dulu, kalau mau pulang cepat hari ini?."
Sabrina langsung mengalihkan perhatian suaminya untuk tidak membahas tentang perusahaan.
"Sebentar sayang!" Kalian berdua tadi, sedang membicarakan perusahaan milik siapa?" Tanya Devendra penasaran.
"Oh itu! kami sedang membicarakan perusahaan milik kakek, aku hanya ingin tahu perusahaan apa saja milik kakek yang sedang kamu kelola." Ujar Sabrina bohong.
"Kenapa harus menanyakan kepada pak Iwan?" Kenapa tidak kamu tanyakan saja pada saya secara langsung?"
Devendra balik bertanya kepada istrinya yang terlihat sangat kepo dengan harta kekayaan keluarganya.
"Maafkan saya mas, saya lupa kalau saat ini, kamu yang telah dipercayakan oleh kakek Ardian untuk mengelola perusahaannya."
"Kakek tua itu, belum sepenuhnya menyerahkan semua perusahaannya kepadaku karena dia ingin kamu melahirkan cucu untuknya." Ucap tuan Devendra gusar.
"Persyaratan kakek begitu banyak, ya, sayang?" Kenapa kita tidak melakukannya lagi, supaya keinginan kakek cepat tercapai." Ucap Sabrina dengan setengah menggoda suaminya.
Devendra tersenyum merekah karena ia sangat suka gaya Sabrina yang bisa berperan apa saja untuk menyenangkan hatinya.
"Benarkah, sayang?" Sambut Devendra tidak kalah merangsang istrinya untuk melakukan pertemuan jiwa raga mereka siang itu.
Setelah keduanya sudah menjalankan ritual ibadah suami istri siang itu, Devendra menceritakan bagaimana kehidupan masalalu orangtuanya yang harus saling membenci karena permainan kotor nyonya Desy yang sekarang menjadi ibu sambungnya.
Sabrina yang sudah banyak tahu masalalu keluarga suaminya, pura-pura menyimak lagi cerita suaminya.
"Apakah ibu mertua pernah berbuat kasar kepadamu?" Tanya Sabrina.
"Wanita munafik itu memfitnah ibuku dan setelah itu, ia menjebak ayahku hingga ia hamil Indri. Awalnya kakek tidak percaya kalau Indri adalah keturunannya, tapi setelah dilakukan tes DNA, ternyata Indri adalah adik kandungku.
Sayangnya, ketika Indri berusia lima tahun, ayah meninggal karena serangan jantung di karenakan ia baru mengetahui cerita sesungguhnya dari mulut nyonya Desy saat keduanya bertengkar.
Nyonya Desy sakit hati karena tidak pernah mendapatkan sesuatu yang dia inginkan, ia mulai berceloteh bahwa dirinyalah yang menyuruh lelaki bayarannya untuk memperkosa ibuku setelah disuntik obat perangsang." Ucap tuan Devendra dengan wajah sendu.
"Bagaimana mas Dev, bisa mengetahui cerita itu?" Kalau mami di jebak oleh ibu Desy?"
"Karena saat itu, aku juga ikut mendengarkan pertengkaran mereka, hingga melihat ayahku jatuh terkapar dengan menahan dadanya yang sesak.
Sejak ayah meninggal, ingin rasanya aku mengusir nyonya Desy dan putrinya Inca, tapi aku sangat tidak tega melihat Indri yang masih kecil harus hidup terlantar jika dibawa oleh nyonya Desy.
Aku juga tidak berani, menceritakan itu pada kakek karena imbasnya, Indri yang akan menanggung beban mental bila tahu ibunya seorang pelakor bahkan seorang pembunuh.
Gara-gara fitnah itu, hidup ibuku mulai hancur hingga ia menemukan jalan pintas untuk mengakhiri ujian hidupnya dengan bunuh diri." Ucap tuan Devendra lalu menangis sesenggukan mengenang penderitaan ibunya yang tidak mendapatkan kepercayaan ayahnya.
Sabrina baru memahami luka hati suaminya yang harus melarikan diri dari kenyataan pahit yang dihadapinya saat usia remaja.
"Sayang! apakah kamu percaya akan sebuah takdir?" Jika takdir itu hadir untuk menguji hambaNya dengan tiga perkara, yaitu untuk diangkat derajatnya, diampuni segala dosanya dan di masukkan ia ke dalam surgaNya Allah, asalkan hambaNya selalu sabar dengan setiap ketetapan takdir yang diberikanNya." Ucap Sabrina.
"Sabrina, Allah memberikanmu ujian tapi kamu bisa menangkalnya dengan ilmu, sedangkan aku minim ilmu, jadi sulit berpikir secerdas seperti dirimu." Imbuh Devendra.
"Tugas kita adalah mencari dan mempelajari ilmu Allah bukan menanti datangnya Ilham. Setiap hamba diberikan kesempatan untuk mengenal Tuhan penciptanya, jika kamu siap dengan takdir Allah, maka Allah akan melimpahkan nikmat yang banyak untuk dirimu, entah itu kehidupan yang lebih baik atau kematian yang membebaskan penderitaan kita.
Semua itu juga membutuhkan proses panjang, kadang ada yang sangat kuat, tapi ada yang tidak peduli dan rela menenggelamkan dirinya ke lembah dosa hingga Allah mengunci pintu hatinya untuk tidak melihat lagi antara haram dan dosa sebagai pengingat dirinya.
Ketakutannya seakan dicabut oleh Allah, hingga ia terlena dalam permainan setan yang akan menjadi sahabatnya di neraka nanti." Ucap Sabrina membuat Devendra bergidik.
"Apakah Allah masih mau memaafkan aku dan mengampuni semua dosa-dosaku, sayang?" Tanya Devendra cemas.
"Hhmm!" Selama nafasmu masih di kandung badan, berserah dirilah kepada Allah dengan banyak bertobat melalui amal shaleh.
Dirikan sholat lima waktu dengan tepat waktu, berbuat baik pada sesama dengan bersedekah serta berinfak, perbanyak zikir dalam keadaan lapang dan dalam keadaan sempit." Ucap Sabrina memberikan kultum untuk suaminya.
"Pantas hidupmu sangat tenang Sabrina, karena kamu mengembalikan semuanya kepada Allah, pencipta kita."
"Karena kebahagiaan sesungguhnya adalah ketika kita lebih dekat dengan Allah saat kita mendirikan sholat fardhu, di tambah sholat sunnah lainnya.
Membaca Alquran, salah satunya obat mujarab untuk hati kita yang setiap saat di landa kemarahan, kecewa, benci dan sedih. Tapi, itu semua bisa gugur hanya dengan mengingat Allah, karena apa pun yang kita rasakan dihati kita itu karena dosa kita sendiri, hanya Allah yang mampu menggantikan perasaan kesedihan itu dengan ketenangan." Ucap Sabrina.
"Ya Allah, aku sangat bersyukur karena Engkau mengirimkan bidadari ini ke dalam rumahku, hingga kamar di hatiku." Gumam Devendra membatin.
"Mas, ini sudah memasuki waktu ashar, maukah kamu menjadi imam sholatku?"
Duaaarrr....
"Sayang, mohon jangan sekarang karena aku tidak mengusai bacaan sholat apa lagi melafazkan ayat suci Alquran, alfatihah saja masih belepotan." Ucap tuan Devendra yang menolak permintaan istrinya untuk menjadi imam sholat.
"Astaghfirullah!" Sayang, ini sholat ashar jadi bacaannya sirr(Tidak dengan menggunakan suara) Beda dengan sholat subuh, magrib dan isya baru dilafalkan dengan lantang." Ucap Sabrina.
Devendra sangat malu mendengar penjelasan istrinya antara perbedaan waktu sholat dengan bacaan yang dikeraskan dan tidak didengarkan kepada jamaah.
"Astaga!" Kenapa aku bodoh sekali sayang. Sudah salah, nolak lagi." Ucap Devendra malu-malu.
Keduanya cekikikan lalu masuk ke kamar mandi untuk mandi junub dan bersuci karena azan sudah terdengar oleh mereka.
masih tanda tanya
belum dijelaskn😴😴
Syarat dan ketentuan:
Sudah tamat dan Penulis belum di kontrak/sedang tidak terikat kontrak dengan penerbit manapun.
Jenis naskah yang dicari:
1. Novel;
2. Kumpulan Puisi;
3. Kumpulan Cerpen;
4. Naskah non Fiksi, dll.
Jika bersedia harap segera menghubungi saya via DM instagram (@dwafril) atau laman chat yang tersedia pada platform ini.
AE Publishing Cab. Gresik
*paling lambat 15 Agustus 2023