"Assalamualaikum..."
Seorang wanita menyapaku di pagi ini seraya membawa segelas susu sapi segar untukku.
"Selamat pagi, bagaimana tidur anda hari ini ?"
"Waalaikumsalam warahmatullahhiwbarakatuh... Alhamdulillah baik." sahutku.
Ini awal aku tinggal diluar negeri untuk belajar. Baba mengirimku untuk belajar keluar negeri agar aku lebih mandiri. Di negara ini aku menemukan petualangan yang seru ketika aku menemukan sebuah jam antik yang ternyata ajaib, aku dapat melintasi negara dan waktu dan ajaibnya aku bisa pulang kerumah bahkan jam ini mampu membantuku mewujudkan harapan dan keinginanku. Jam ini aku dapatkan saat aku bermimpi dan aku menemukannya disebuah gurun pasir yang luas, jam ini terletak didalam sebuah kotak antik saat aku menemukannya. Sejak itu aku melewati hari-hariku penuh keajaiban dan aku harus mengucapkan terimakasih pada Baba yang telah mengirimku keluar negeri untuk belajar karena aku mendapatkan petualangan seru ini serta ajaib dinegeri asing ini.
Selamat berpetualang denganku, Aisyah !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berpergian....
Aisyah, Elham dan Ishtar berjalan-jalan sepanjang toko-toko yang ada di kota, ternyata dinegara ini ada juga toko yang menjual roti burger. Aisyah berpikir masyarakatnya hanya menyukai makanan kebab saja. Aisyah berjalan beriringan bersama Elham dan Ishtar, mereka bertiga berjalan sambil bercengkrama lalu mereka berhenti didepan etalase toko pakaian dan memandangi etalase toko itu sangat lama.
"Pakaian-Pakaian itu sangat indah sekali, lihatlah renda-renda putih yang sangat cantik itu !", kata Elham kagum.
"Pakaian-Pakaian itu hanya cocok dipakai untuk acara pesta saja, tidak cocok untuk dipakai sehari-hari, Elham !", kata Ishtar menoleh kearah etalase toko.
"Tapi pakaian-pakaian itu sangat indah sekali, Ishtar ! Apakah aku tidak boleh melihatnya ?", kata Elham.
"Harganya pastilah sangat mahal dan kita tidak akan mampu membelinya !", kata Ishtar sambil memandangi pakaian-pakaian yang indah itu.
"Lihatlah kilau permata qaisumahnya yang menghiasi pakaian-pakaian itu, berkilau sangat indah sekali, Ishtar !", kata Elham dengan mata berbinar.
"Permata Qaisumah yang membuat pakaian-pakaian itu sangat indah dan gemerlap berkilauan, cantik !", kata Ishtar.
"Aku tahu harga pakaian-pakaian ini sangatlah mahal dan meski aku menabung bertahun-bertahun, aku tidak akan mampu membelinya, Ishtar !", kata Elham.
"Aku tahu itu, teman !", kata Ishtar.
"Jangan sampai kilaunya menggelapkan mata kita, Elham !", Ishtar terpana.
"Aku tahu....! Kamu tidak perlu mengingatkannya...!", sahut Elham.
"Apa menariknya pakaian-pakaian itu teman-teman ?", katanya sambil memandangi kedua temannya itu.
"Tuhan... !!!", seru Elham. "Tidakkah kamu lihat betapa indahnya pakaian-pakaian itu, Aisyah ?"
"Hmmmm....", gumamnya menoleh kearah etalase toko, aku melihat pakaian-pakaian itu hanya berupa pakaian biasa saja. "Indah ?", batin Aisyah.
"Lihatlah kilauan permatanya yang berkilauan indah jika terkena cahaya !", kata Elham sambil menunjuk kearah etalase toko.
"Permata ?", katanya keheranan.
Aisyah tidak melihat permata-permata yang dimaksud oleh kedua temannya itu, ia hanya melihat pakaian-pakaian polos yang berwarna terang tanpa hiasan permata didalam etalase itu. Aisyah kembali menoleh kearah Elham dan Ishtar, mereka berdua memandangi pakaian-pakaian itu begitu kagumnya dengan mata berbinar-binar.
"Lihatlah renda-renda yang menghiasinya sangat menggemaskan, Aisyah !!", kata Elham lagi.
"Renda ?", gumamnya.
Betapa herannya Aisyah karena hanya melihat pakaian-pakaian polos yang berwarna terang saja dan tidak ada renda-renda yang menghiasinya, apa ada yang salah dengan penglihatannya ini, batinnya atau memang daya imajinasi mereka yang hebat dibandingkan dirinya tapi yang ia lihat memang hanya pakaian-pakaian polos didalam etalase itu.
"Cantiknya !", kata Elham takjub.
"Indah sekali...!", kata Ishtar.
Cantik..., indah.... ?, Aisyah memandangi kedua temannya itu keheranan, lalu muncul sebuah ide dikepalanya. Sebentar..., Aisyah akan memeriksanya diinternet dan membaca ulasan mengenai toko pakaian ini, ia memulai menuliskan nama toko pakaian dibagian pencarian diinternet didalam ponselnya.
"Bagaimana kalau kita melanjutkan jalan-jalan kita untuk melihat hijab-hijab saja, teman-teman ?", kata Aisyah sambil menggandeng kedua tangan mereka dan menariknya untuk berjalan serta menjauh dari toko pakaian itu.
"Aku masih ingin melihat pakaian-pakaian indah itu, Aisyah !", seru Elham kaget ketika aku menarik tangannya.
"Aihhh...!!", kata Aisyah.
"Aku belum puas melihat permata-permata yang sangat cantik itu, Aisyah !!", kata Elham lagi.
"Kita harus cepat-cepat menyelesaikan acara jalan-jalannya karena hari mulai panas, Elham !", ia berseru sembari menarik tangannya untuk berjalan dan menjauh dari etalase toko pakaian.
"Aku tidak merasa kepanasan, Aisyah !!", kata Elham dengan melangkahkan kedua kakinya malas.
"Aku merasakan dingin sekali seperti tersiram air es, hari ini !!", Elham menggigil.
"Dingin ???", tanya Aisyah heran.
Aisyah menghentikan langkah kakinya dan melepaskan tangan mereka berdua. Ia merasakan sengatan sinar matahari yang sangat panas hari ini sedangkan Elham merasakan kedinginan, mengapa apa yang ia rasakan dan yang ia lihat berbeda dari yang mereka berdua lihat dan mereka rasakan hari ini.
"Aku juga merasakan kedinginan, Aisyah ?! Udara disekitarku seperti es, sangat dingin, aku sampai menggigil !", kata Elham lagi lalu mendekap tubuhnya dengan kedua tangannya.
Ketika Aisyah melihat Ishtar yang hanya diam tidak bersuara sedikitpun, dia hanya menolehkan kepalanya kesamping kanan dan kesamping kiri tapi dia hanya memandangi dirinya dengan tatapan kosong, tidak bereaksi dengan ucapan Elham dan dirinya.
"Kedinginan ?", tanyanya lagi pada Elham bingung. "Hari ini sangat panas, Elham. Kamu tidak keliru mengatakannya?", tanya Aisyah.
"Tidak ! Aku tidak merasakan panas sama sekali, Aisyah ! Aku merasakan kedinginan !", kata Elham lagi lalu mendekap tubuhnya.
"Astaga... !!!", batin Aisyah, ia perlahan melepaskan pelukan Elham dan melangkah mundur menjauh dari Elham dan Ishtar.
Keanehan terjadi lagi dan kali ini tidak hanya terjadi diasrama tapi diluar asrama dan sekarang kedua temannya yang mengalami keanehan tersebut. Berarti tidak ada yang salah dengan penglihatannya dan lorong panjang yang ia lihat dilantai atas asrama itu memang ada dan permata itu juga ada hanya saja ia tidak melihatnya tapi kedua temannya yang melihatnya sekarang ini. "Ya, Allah....!!!" gumam Aisyah pelan. "Ada apa ini...?"
Aisyah hanya memegangi dahinya, dan ia merasakan pening sekali, apa yang sedang terjadi padanya. Kenapa banyak kejadian-kejadian aneh yang ia alami semenjak aku bermimpi dipadang pasir itu. Aisyah berjalan meninggalkan kedua temannya dan ia tidak memperdulikan mereka lagi. Aisyah hanya melihat mereka dari kejauhan, mereka berdua masih berdiri mematung didepan toko pakaian dan memandangi pakaian-pakaian itu.
Dia melihat kearah etalase toko yang berubah menjadi deretan pakaian-pakaian mewah yang indah, aku terkejut melihatnya.
"Toko pakaian itu berubah menjadi toko pakaian mewah ?", katanya seorang diri. "Sepertinya aku harus segera pergi meninggalkan tempat ini !!!", Aisyah berjalan melewati deretan toko-toko tanpa menoleh sedikitpun, ia terus berjalan tanpa tujuan. Hatinya gelisah dan pikirannya kacau, ia tidak tahu harus berkata apa lagi.
Ini semua bukan sekedar ilusi tapi kenyataan dan ia mulai berpikir tentang mimpi itu, suara yang tiba-tiba menggema diseluruh padang pasir yang sangat luas yang ada dan ia alami didalam mimpinya itu. Aisyah terus berjalan melewati jalan-jalan dikota ini tanpa memperdulikan apapun lagi, ia berjalan dan terus berjalan tanpa henti, ia tidak sedikitpun menghentikan langkah kakinya.
Aisyah juga tidak merasakan teriknya panas sinar matahari yang menyengat hari ini, ia juga tidak memperdulikan cucuran keringatnya lagi, ia hanya terus berjalan tanpa henti dan didalam keinginanku hanya cepat kembali sampai kekamar tidurnya, dan tujuannya untuk segera sampai keasrama sangat kuat tanpa memperdulikan lagi rasa lelah yang mendera tubuhnya. Berjalan...., dan terus berjalan....
Akhirnya Aisyah sampai, ia berdiri didepan pintu gerbang asrama seorang diri dengan peluh bercucuran membasahi seluruh pakaiannya. Aisyah berdiri mematung memandangi bangunan asrama itu tanpa bergeming. Aisyah hanya menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan. Ia bermimpi aneh ketika ia tinggal diasrama ini dan ia mengalami kejadian-kejadian yang aneh juga karena ia tinggal disini.
"Apa hubungan asrama dengan itu semua ?", batinnya. "Apa yang hendak disampaikan padanya lewat mimpi itu ?"
Aisyah berjalan masuk melewati halaman asrama dan berhenti lagi didepan pintu asrama, ia kembali menarik nafasnya dalam-dalam lalu memegang pegangan pintu untuk membukanya dan ia masuk kedalam asrama.
"Assalamualaikum...!", Aisyah mengucapkan salam pada petugas loket asrama.
"Waalaikumsalam...!!", jawab petugas loket asrama padanya.
"Aku melihat tadi kamu berangkat bersama kedua temanmu, kenapa sekarang kamu pulang sendirian ? Kemana mereka berdua ?", tanya petugas loket.
"Mereka berdua ada urusan yang sangat penting disebuah toko pakaian, jadi aku pulang lebih dulu keasrama !", katanya datar kepada petugas loket asrama itu lalu berjalan masuk kedalam asrama menuju kearah kamar tidur.
"Kalau begitu selamat beristirahat !", kata petugas loket asrama dari kejauhan, Aisyah hanya diam tanpa menyahut ucapan petugas loket asrama padanya.