NovelToon NovelToon
Selingkuhan Om Tiri

Selingkuhan Om Tiri

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Tamat / Romansa-Tata susila
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Davina memergoki pacarnya bercinta dengan sahabatnya. Untuk membalas dendam, Davina sengaja berpakaian seksi dan pergi ke bar. Di sana dia bertemu dengan seorang Om tampan dan memintanya berpura-pura menjadi pacar barunya.

Awalnya Davina mengira tidak akan bertemu lagi dengan Om tersebut, tidak sangka dia malah menjadi pamannya!

Saat Davina menyadari hal ini, keduanya ternyata sudah saling jatuh cinta.Namun, Dave tidak pernah mau mengakui Davina sebagai pacarnya.

Hingga suatu hari Davina melihat seorang wanita cantik turun dari mobil Dave, dan fakta mengejutkan terkuak ternyata Dave sudah memiliki tunangan!

Jadi, selama ini Dave sengaja membohongi Davina atau ada hal lain yang disembunyikannya?

Davina dan Dave akhirnya membangun rumah tangga, tetapi beberapa hari setelah menikah, ayahnya menyuruh Davina untuk bercerai. Dia lebih memilih putrinya menjadi janda dari pada harus menjadi istri Dave?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Dave menyetujui ajakan Davina untuk makan malam bersama sebagai ucapan terimakasih atas bantuannya. Namun Dave mengajukan syarat agar makan malam di apartemennya.

Tak ada kendala apapun untuk mengajak Davina pergi ke apartemen. Awalnya memang terlihat keberatan dan menanyakan alasan kenapa harus makan malam di apartemen, tapi setelah itu Davina menurut begitu saja.

Davina tak keberatan pergi ke apartemen laki-laki yang baru saja ia kenal. Jika orang lain akan curiga dan menolak untuk di ajak pergi dengan orang asing ke rumahnya, Davina justru menurut begitu saja. Entah terlalu polos atau terlalu berlebihan menilai Dave sebagai laki-laki yang baik, sampai Davina tak berfikir buruk sedikitpun padanya.

Seandainya gadis itu bukan Davina, sudah dipastikan Dave akan butuh usaha yang keras untuk membujuk seorang gadis pergi ke apartemennya. Tak akan semudah ketika mengajak Davina.

"Kamu bawa mobil.?" Tanya Dave. Devina mengangguk, lalu menunjuk mobilnya yang terparkir lumayan jauh dari tempatnya berdiri.

"Kalau begitu pakai mobilmu saja." Ujar Dave sembari berlalu ke arah mobil milik Davina.

"Pakai mobilku tapi kenapa dia jalan duluan." Gerutu Davina lirih, namun ia mengikuti langkah Dave.

Davina menyodorkan kunci mobilnya pada Dave, setelah itu keduanya masuk ke dalam mobil dan meninggalkan club.

Tubuh seksi Davina sudah di balut dengan coat yang ia tinggalkan di dalam mobil saat akan memasuki Club. Dia pergi dari rumah dalam keadaan tertutup, tapi setelah itu membiarkan tubuhnya hanya berbalut dress kekurangan bahan.

Tak banyak percakapan yang terjadi di dalam mobil sepanjang perjalanan. Sikap dingin Dave saat menjawab pertanyaan, membuat Davina malas banyak bicara padanya.

Davina sedikit terkejut saat mobilnya memasuki area apartemen mewah. Sejujurnya bukan terkejut karna Dave memiliki apartemen mewah di sana, dari penampilan dan baju yang dipakai Dave saja sudah menunjukkan siapa Dave sebenarnya. Jadi wajar kalau Dave tinggal di gedung apartemen mewah itu.

Yang membuat Davina terkejut adalah, gedung apartemen itu juga di huni oleh kakak sepupunya yang baru datang dari LA 1 bulan lalu.

"Apartemen Om di lantai berapa.?" Tanya Davina cemas. Bahaya kalau apartemen kakak sepupunya dan Dave berada di lantai yang sama. Bisa-bisa kakak sepupunya itu akan menangkap basah dirinya yang masuk kedalam apartemen pria dewasa.

"Paling atas." Jawab Dave singkat.

Davina mengangguk lega. Itu artinya kecil kemungkinan untuk bertemu dengan kakak sepupunya.

Dari yang Davina ketahui, gedung paling atas hanya terdiri dari 4 unit apartemen. Lengkap dengan taman dan kolam renang. Privasi di sana juga sangat terjaga dan aman, bahkan memiliki lift khusus yang hanya bisa diakses oleh pemilik apartemen dan orang tertentu.

Hal itu memperkuat keyakinan Davina kalau Dave bukan orang sembarangan. Sudah dipastikan dia memiliki kekuasaan yang tinggi. Namun karna Davina juga berasal dari keluarga yang memiliki kekuasaan, jadi tidak bereaksi berlebihan meski mengetahui Dave bukan orang sembarangan.

...*****...

Dave membuka pintu apartemennya dan masuk begitu saja. Sedangkan Davina tampak ragu untuk masuk. Sekarang dia baru merasakan takut. Takut jika Dave berbuat macam-macam padanya di dalam. Kondisi gedung apartemen yang sepi, akan menyulitkan Davina mendapatkan pertolongan jika Dave berbuat sesuatu. Rasanya tak akan mungkin ada orang datang menolong sekalipun dia berteriak.

"Kenapa masih di luar.?!" Tegur Dave.

"Aku takut, Om." Davina berkata jujur dengan kepolosan di wajahnya.

"Om nggak akan macem-macem kan.?" Tanyanya.

"Macem-macem seperti apa contohnya.?" Dave balik bertanya sembari berjalan ke arah Davina.

Gadis itu tentu saja reflek mundur karna semakin ketakutan melihat tatapan dan ekspresi wajah Dave.

"A,,aaku mau pulang aja Om,," Seru Davina. Belum sempat melarikan diri, tangannya sudah di tarik oleh Dave dan di paksa masuk.

"Jangan Om,!! lepasin.!! Aku masih pera -wan.!!" Davina berteriak sembari memberontak. Sementara itu Dave menutup pintu dan menguncinya.

"Saya nggak nanya.!" Ketua Dave. Lagipula siapa juga yang mau meniduri bocah bodoh kelewat polos itu. Bisa-bisa akan panjang urusannya dan semua penghuni bumi akan tau. Begitu pikir Dave.

"Malam ini kamu sudah banyak merepotkan saya, sekarang bersihkan apartemen ini sebelum makan malam.!" Titah Dave. Dia menarik tangan Davina ke ruang keluarga. Ruangan itu benar-benar berantakan, tak cocok dengan kondisi dan isi apartemennya yang mewah.

Beberapa majalah berserakan. Bantal sofa tidak pada tempatnya. Gelas dan 3 botol minuman yang sudah kosong dibiarkan begitu saja di atas meja.

Davina melongo. Rupanya ini tujuan Dave mengajaknya ke apartemen. Laki-laki itu sengaja ingin membuatnya lelah dengan memberikan tugas ini.

"Apa.?? Aku harus membersihkan apartemen ini.?" Davina benar-benar tal percaya dibuatnya.

"Bukan hanya membersihkan, kamu juga harus mencuci piring kotor setelah ini.!"

"Tugasmu banyak, jadi kerjakan dari sekarang." Perintahnya.

Davina menolak dengan gelengan kepala, mana mungkin dia mau mengerjakan pekerjaan yang seumur hidupnya belum pernah ia kerjakan.

"Enggak, aku nggak mau Om."

"Papa ku saja nggak pernah nyuruh aku bersih-bersih rumah." Tutur Davina. Dia sangat di memanjakan sebagai anak perempuan sekaligus anak tunggal. Di usainya yang sudah menginjak 20 tahun, dia belum menyentuh pekerjaan rumah sedikitpun.

"Saya bukan Papa kamu, jadi cepat bersihkan dan jangan banyak protes.!"

"Jangan harap bisa pulang kalau belum beres." Tegas Dave sembari berlalu meninggalkan ruang keluarga.

"Om,, aku nggak mau Om,,,!!" Teriak Davina kesal. Namun Dave tak bergeming. Teriakan Davina bagaikan angin lalu untuknya.

"Om Daveee.!!"

Langkahnya langsung berhenti setelah mendengar Davina menyebut namanya. Hanya menoleh dan menatap Davina lewat sudut matanya.

"Jangan sok kenal.!" Ketusnya dingin.

Davina berdecak kesal mendengarnya.

"Dasar Om-Om nyebelin, dingin banget kaya gunung es.!" Cibir Davina yang di tanggapi acuh oleh Dave.

Setelah Dave menghilang dari pandangan, Davina mulai membereskan dan membersihkan ruang keluarga. Pekerjaan ringan itu sudah membuat nafas Davina tak teratur karna kelelahan. Bahkan dahinya sudah dipenuhi buliran keringat.

Dia membereskan barang-barang yang berserakan dan menyapu ruangan luas itu.

Meski sempat menolak, tapi pekerjaan itu di selesaikan oleh Davin. Namun dengan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Dia langsung berbaring di sofa panjang begitu selesai. Coat yang dia kenakan sudah ia lepaskan sejak tadi karna kepanasan walaupun dalam ruangan ber-AC.

"Bisa-bisanya Om Dave mengerjaiku seperti ini." Gerutu Davina. Dia berbaring terlentang dan mulai memejamkan mata, memanjakan otot-otot punggung dan tubuhnya yang terasa pegal.

Dave keluar dari kamarnya, dia baru saja mendapatkan pesan dari security apartemen yang akan mengantarkan makan miliknya.

Langkah terhenti kala melihat Davina yang tengah tertidur pulas di sofa. Gaya tidurnya membuat Dave menggelengkan kepala. Dress mini yang di kenakan Davina membuat paha dan kaki mulusnya terekspos. Di tambah posisi paha Davina yang sedikit terbuka.

Jika posisi Dave berada di depan Davina, bisa di pastikan dia akan melihat sesuatu dalam celah itu.

"Kau bodoh sekali Dave.!" Cibir Dave pada dirinya sendiri.

"Bagaimana bisa membawa gadis menyusahkan itu kesini." Dave berdecak kesal. Niat hati ingin memberikan pelajaran pada Davina karna sudah berani menyeretnya dalam urusan percintaan konyol, Davina malah semakin menyusahkannya.

Kalau sudah tidur pulas seperti itu, mana mungkin Dave berani mengusir dan menyuruh Davina pulang sendiri dengan menyetir mobil.

Akan panjang urusannya kalau terjadi sesuatu di jalan.

1
Visencia Alingga
Lumayan
Ratniatin Ginoga
thor itu cerita si Aditya dan aurelia kapan di upnya
Sopiah Azzahra
Lumayan
Arma Dwi
suka bgt dg karakter dave😍
pejuang rupiah😶‍🌫️
Luar biasa
Sri Noviawati
Biasa
Hesti Pramuni
diiih..yg polooss...😣😣
Mei Prw
luar biasa
Thiva ShiRegarr II
Luar biasa
mama fia
quote yg bagus Devina..
mama fia
udah baca berulang ulang..
mama fia
Kecewa
sashi kirana
Luar biasa
Christy Ling
sangat bagus
Diedie
Luar biasa
aryuu
bener gitu orang orang di club malam sebangsat itu??
aryuu
suka sama ceritanya ya cuman agak sedikit kecewa sama karakter utamanya ... polos polos murahan gitu
aryuu
ni cewe polos tapi kok ga kapok ya diselingkuhi
Nieno Pay
Luar biasa
3sna
farel gk tau gimn rsny diposisi daviana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!