Imelda : "Aku wanita kotor, aku tidak tau apa itu bahagia. sejak kecil aku sudah kehilangan ayahku dan ibuku menikah lagi. Di umurku yang baru menginjak remaja 13 tahun aku di perkosa oleh ayah tiriku tetapi bahkan ibuku tidak membelaku, dia malah lebih percaya pada suaminya yang menuduhku menggodanya"
Stefano Aelisius Hastanta : Anak ke 3 dari keluarga Hastanta yang kaya raya tetapi dia rela menjadi seorang menajer cafe demi dekat dengan wanita yang dia cintai, Imelda. Dia tidak peduli masalalu gadis itu karena dia mencintainya, dengan berbekal motor biasa dan tinggal di rumah kontrakan kecil dia berusaha mendekati Imelda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CibulXie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
"ennggghhh.... duh, nyenyak banget tidur dah lama ga sepules ini. Eh..." Sehabis menggeliat Imel baru sadar kemarin dia ada di mobil orang yang menolongnya.
"Huh... tidak terjadi apa-apa, untunglah.." Ujar Imel setelah mengecek tubuhnya, pakaiannya masih utuh dan dia tidak merasakan sakit ataupun hal aneh lainnya, hanya perasaan nyaman dan tenang.
"Wah.. kamu tumbuh cepat ya bunga... daunmu tumbuh dua dan sepertinya tinggimu juga bertambah 5 senti!" Imel menghampiri pot tanamannya dan menyirami dengan air yang dia ambil dari kamar mandi mewah ini.
Dia mendapati secarik kertas dengan tulisan, "Nona, anda boleh menginap disini selama yang anda mau. Aku sudah menyewa kamar ini sebulan dan seminggu ini aku akan keluar kota, S.A.H"
"S A H, siapa Tuan baik hati ini. Kamar mewah yang pasti harganya mahal dan gilaaa...."
Tiba-tiba ada suara bel dan Imel mengintip dari lubang pintu sebelum membukanya, ternyata ada 2 pelayan wanita, dia membukakan pintu dan pelayan wanita itu meminta izin masuk untuk menyiapkan sarapan. Imel hanya mengangguk dan menyinggkir di pinggir pintu agar kedua pelayan itu masuk.
"Nona, silakan nikmati sarapan anda dan ini adalah menu restoran, jika anda ingin makan siang dan malam tinggal menekan angka 15 dan akan terhubung dengan restoran di lantai 8, anda dapat memesan dan menyebutkan nomor kamar dan kami akan menyiapkan makanan anda." Pelayan itu menjelaskan, tetapi Imel malah heran mendengarnya.
"Ini adalah fasilitas dan layanan kamar khusus Tuan muda. Jadi anda tidak perlu khawatir." Lanjut pelayan itu dan Imel mengangguk.
"Silakan nikmati sarapan anda dan kami akan kembali 1 jam lagi untuk membereskan kamar, jika nona ingin keluar tidak perlu cemas dengan barang anda nona. Ini adalah kamar khusus Tuan muda jadi akan aman. Permisi." Kedua pelayan itu keluar dan Imel melihat menu sarapan yang dibawakan untuknya.
"Wow... ada roti bakar, telur mata sapi kuningnya 2, sosis... kacang polong, tomat ceri, ini apa? Daging kah... tipis banget." Ucap Imel melihat semua makanan yang di jadikan 1 dalam piring lebar, dia meminum teh nya dulu lalu mencicipi satu persatu yang ada di piringnya.
Pelan-pelan dia makan sambil membuka Hp nya mencari kost terdekat dengan UHS tapi masih belum menemukan harga yang cocok dengannya. Setelah makan Imel menenggak jus yang juga ada dalam menu sarapannya itu sampai habis.
"Duh kenyang banget... perutku..." Imel mengelus perutnya yang kekenyangan lalu berjalan ke arah balkon menikmati angin sejuk dari lantai atas dan dia tidak tau itu dilantai berapa.
.
.
"Tuan Fano.. jangan lupa matikan lagi cctvnya nanti." Ujar Bian membuat Fano kesal saja, padahal dia sedang menikmati tontonannya melihat Imel makan dengan tenang dan tidak ada wajah sendu yang terlihat.
"Kamu mengganggu saja sih Bian, cepat carikan kost dekat kampus dan bayar mereka untuk memberikan kamar nyaman tapi murah untuk Imel, caranya pikirkan sendiri." Titah Fano membuat Bian bingung bagaimana caranya?
"Tapi biarkan dulu dia beberapa hari disini, aku ingin lihat dia tenang.. kamu urus saja."
"Iya Tuan Fanoo....." Jawab Bian panjang karena sebal, Bos dan temannya ini sangat tidak pengertian.
Hanya 2 hari Imel menempati kamar hotel mewah ini dan dia sudah bersiap pergi karena telah menemukan kost baru yang cocok untuk dia tempati. Imel telah bersiap pergi dan dia telah ada di lobi untuk menunggu taxi yang akan mengantarnya, sementara Bian juga baru saja kena omelan Fano karena telat mendapatkan tempat tinggal yang bagus untuk Imel.
Setelah memastikan Imel sampai dengan selamat dan baik di tempat barunya, Fano memutuskan untuk kembali ke Singapura untuk melanjutkan pekerjaannya yang masih ada 1 setengah tahun lagi. Tapi dia berencana menyelesaikan dengan cepat dan akan mendekati Imel.
"Suruh anak buahmu jaga Imel di kampus, karena disana lebih bahaya dari pada di tempat kost-nya." Ucap Fano begitu mereka sampai di bandara. "Siap Tuan."
"Mamiiiii.. papiiiii... Bang Fano udah gila." Teriak Morgan membuat Lusia yang sedang santai dan ngemil bareng Elara menjadi kaget.
"Kenapa Morgan?" Tanya Lusia yang mulai panik.
"Dia bikin bangkrut perusahaan keluarganya Erlangga mi." Lapor Morgan yang kini sudah menghampiri 2 wanita paruh baya yang tetap cantik itu.
"Siapa Erlangga?" Tanya Elara dan Lusia mengangguk menunggu jawaban Morgan yang malah minum dulu jusnya Lusia di meja.
"Itu loh mi, yang mau lecehin si bidadari. Mampus dah.. keluarganya sekarang lagi nyari Bang Archi buat minta tolong, kan keluarga mereka deket sama Om Aries, nanti berantem ga itu mi?" Tanya Morgan.
Lusia dan Elara saling tatap takut nanti Archer dan Fano berantem karena mereka mirip, kejam dan dingin, cuma bedanya Archer lebih terbuka soal wanita.
"Duh.. kenapa bisa gini sih.. Lagian kenapa ga Erlangga nya aja yang dikasih pelajaran? Kenapa harus perusahaan keluarganya juga yang kena?" Tanya Lusia dan Morgan tidak tau menau soal itu karena memang Fano tidak mengatakan apapun padanya.
"El tanya Aries gih.. jangan ampe anak kita beramtem gara-gara ini." Pinta Lusia karena pawangnya Aries adalah Elara dan pawangnya Archer adalah Aries kalau soal bisnis, sementara Ken tidak mau tau soal bisnis sedikitpun dan mereka semua belajar dari Daniel dan Aries.
Elara sedang menelepon Aries yang memang kebetulan sedang bersama Archer di kantornya, "Tenang cinta, aku sudah bilang ke Fano dan dia sedang kemari jangan panik ya.. " Ucap Aries di serberang telepon.
"Loh Fano kan lagi berangkat mau ke Singapure, kok bisa kesana?" Tanya Elara dan Aries menjawab, "Iya, tadi aku suruh dia balik dulu karena keluarga Parama ingin ketemu."
"Kita kesana juga sekarang..." Ujar Lusia dan Elara mengangguk, "Kita kesana ya suamiku, babay..." Elara langsung menutup Hpnya dan Morgan yang mengantarkan mereka ke perusahaan Arche.
"Loh, ngapain mami dan tante ikutan pa..?" Tanya Archer dan diruangan itu juga ada Jem karena mereka sekaligus ingin membicarakan penerus H&S di Singapura dan menunggu Fano datang.
"Gak tau, papi kan tidak bisa nolak kalau mami ingin sesuatu." Ujar Aries dan langsung ditertawakan oleh Jem dan Archer, sejak dulu Aries sudah sangat nurut pada Elara seorang.
"Tapi si Fano memang hebat yah.. gak sampai sebulan perusahaan Parama bisa jatuh." Ujar Jem dan dibalas anggukan oleh Aries, dia memang tidak menyangka Fano akan membuat Parama jatuh hanya dalam waktu kurang dari sebulan.
"Iya tapi.." Archer baru mau berkomentar, Tuan Parama dan Erlangga sudah masuk dibawa oleh asisten Archer.
"Selamat siang tuan-tuan." Sapa Indra Parama dan Erlangga. Mereka berbincang sejenak dan tak lama Fano sudah hadir disana, dia masuk dan menyapa Aries dan Jem lalu menatap kesal pada Archer, kemudian duduk di sofa kosong di samping Jem.
"Fano.. langsung saja, kenapa perusahaan Parama kau jatuhkan begitu saja?" Tanya Aries dan Fano menatap marah pada mereka, Indra dan Erlangga.
"Untung hanya jatuh bukan hancur." Jawab Fano singkat.
"Kau gila! Parama baru saja bergabung ke Arche Group dan kau jatuhkan mereka, kau hitung sendiri berapa kerugianku Fano!" Bentar Archer marah karena kerugiannya sudah mencapai 32 milyar.
"Segitu tidak akan membuatmu miskin Archer, itu hanya uang jajan pacarmu beberapa bulan, putuskan dia dan uangmu akan kembali." Sindir Fano karena Archer selalu menghamburkan uang untuk pacarnya yang selebgram dan sosialita.
"Jangan bawa-bawa kekasihku, ini masalah bisnis." Tegas Archer dan Aries hanya saling menatap pada Jem, kedua sepupu ini mempunyai watak yang sama kerasnya.
"Tuan Fano, tolong beritahu kami apa salah kami sehingga anda berbuat demikian." Tanya Indra dengan nada merendah namun tidak berani menatap lama pada Fano yang terlihat mengerikan baginya.
"Masuk Bian.." Bian masuk tetapi sudah dengan Morgan dan kedua ibu-ibu cantik yang membuat Fano heran, kenapa mami dan tantenya ada disini?
"Maaf Tuan, nyonya ingin ikut mendengarkan karena takut anda dan tuan Acher berkelahi." Bisik Bian yang telah mendekat padanya.
"Haaahh..." Fano mendesah panjang dan melanjutkan ucapannya, sedangkan Morgan dan kedua ibu itu memilih menjauh dan duduk di kursi panjang dekat jendela untuk memperhatikan.
"Anda ingat dia?" Tanya Fano dan Erlangga sejak tadi pucat dan tidak bisa berkata apapun.
"Kita bertemu di kantor polisi Pak Indra." Ujar Bian dan Indra baru ingat.
"Anda menjamin Erlangga keluar dari penjara dengan uang yang sangat banyak Tuan Indra." Lanjut Bian dan membuat Aries, Archer dan Jem heran.
"Kasus apa?" Tanya Jem.
"Dia berusaha memperkosa anak didik yayasan dan malah menuduh gadis itu yang menggoda dan membawanya masuk ke asrama." Jelas Bian dan Aries mulai tidak suka dengan pembicaraan ini, meskipun dia tidak pernah bergaul dengan wanita tapi dia tau, pasti gadis itu saat ini sangat menderita.
"Benar begitu Tuan Indra?" Tanya Aries dengan nada suara rendah dan tegas.
"i iya Tuan tapi gadis itu juga bukan gadis baik-baik, dia sudah pernah dan sering dijamah oleh pria dan.."
"Jaga ucapanmu Indra Parama!" Hardik Fano dengan amarahnya yang telah memuncak, Archer heran kenapa Fano yang terkenal dingin sangat peduli dengan anak didik yayasan.
"Biar saya jelaskan.." Ujar Bian dan memberikan data yang telah dia kumpulkan untuk Aries.
"Nona Imelda adalah anak didik terbaik yayasan saat ini dan telah melewati test saat dia 13 tahun dan masih di peringkat pertama dari seluruh penerima beasiswa. Imelda juga merupakan kandidat utama sebagai calon direktur setelah dia lulus dan melewati masa pelatihan." Jelas Bian dan itu saja sudah membuat Erlangga makin tidak tenang, Indra sejak tadi kesal hanya mendengar nama Imelda.
"Tapi apa gadis tersebut pantas Tuan? Dia itu sejak kecil suka menggoda pria dewasa bahkan di umurnya yang baru 13 tahun sudah berani tidur dengan ayah tirinya."
BUGGHHH
Sebuah tinju sudah mendarat di wajah Indra, Fano yang emosi langsung ditarik oleh Bian dan Aries serta Jem sudah mencegah Fano berbuat lebih.
"Fano! Tahan emosimu." Teriak Lusia menghampiri putranya. Perlahan Fano menarik napasnya dan mulai tenang.
Erlangga dan Indra sangat terkejut karena Fano terkenal dengan pengendalian dirinya yang luar biasa, begitu juga Archer dan Aries, tidak pernah melihat Fano begitu murka sampai main tangan.
"Kalau kau tak jaga mulut busukmu, keluarga Parama akan hilang dalam 24jam. Kau mengerti!" Ancam Fano dan mereka mengangguk pelan, setelah duduk kembali Bian mulai menjelaskan lagi.
"Anda dapat mengatakan itu karena perkataan dari adik dan keponakan anda bukan?" Tanya Bian membuat Indra kaget lagi dan Erlangga juga terkejut.
"Kalian ayah dan anak sama saja, 13 tahun lalu dia di lecehkan oleh ayah tirinya dan pindah ke rumah alm. Christian dan selama 4 tahun hidup menderita karena adik anda sehingga om nya sendiri tidak bisa melindunginya, 2 hari setelah Christian meninggal anda datang ke rumah mereka dan mencoba memperkosa Imelda dan sekarang anak anda juga melakukan hal yang sama." Jelas Bian dan belum selesai.
"Anda jugalah yang menyebarluaskan di portal berita kampus tentang kisah Imelda agar mempermalukan dia untuk balas dendam dibantu oleh Cintya, begitu kan Erlangga?"
Indra dan Erlangga terdiam dan menunduk, mereka tak berani bertaka apapun bahkan hanya menunduk. Aries dan Archer tidak percaya bahwa keluarga Parama begitu bejatnya.
"Tuan Fano masih berbaik hati pada adik anda sebab perusahaan teh mereka adalah milik paman Imelda yang begitu sayang padanya dan masih membiarkan adik anda hidup enak. Jadi jangan berulah dan hidup tenang serta menjauh dari Imelda." Sambung Bian lagi, sementara Fano tetap diam bahkan malas menatap pada ayah dan anak bejat itu.
"Kalau sudah selesai aku akan pergi, kalian sudah membuang waktuku dengan sia-sia." Fano berdiri dan beranjak dari tepat duduknya, tak ada yang berani menghalanginya karena melihat gelagat tidak bisa dari Fano hari ini, bahkan Aries juga membiarkan saja keponakannya itu.
"Sepertinya sampai disini saja Tuan Indra, silakan kembali ke tempat anda." Ujar Aries dingin dan Archer juga tidak ingin membantu lagi, Indra dan Erlangga pasrah dan keluar dari ruangan itu.
"Tapi.. kenapa Fano sampai begitu ya? Aneh sekali. Siapa Imelda ini." Archer mengambil data yang tadi dan melihat foto Imel disana. "Ehmm pantas saja, cantik, sangat cantik.." Ujar Archer yang sudah tersenyum melihat kecantikan Imel bahkan hanya lewat foto.
"Jangan macam-macam Archer, Imelda itu calon mantu tante." Ujar Lusia menghampiri keponakannya lalu mengambil foto Imel darinya.
"Hahahah pantas saja, Stefano yang terkenal hebat itu, dingin, sombong, pintar, cuek pada wanita dan terpelajar sampai bar-bar pakai otot." Cibir Archer dan Morgan setuju padanya.
"Bahkan aku diberi uang jajan 1M buat jauhin bidadari itu dan menjaganya." Timpal Morgan bangga, Archer menggeleng dan terkekeh mengingat bagaimana Fano sangat malas berhubungan dengan wanita.
"Tapi si bidadari gak mudah untuk didapatkan bang, dia kayanya takut sama cowo, si Erlangga itu udah berbulan-bulan deketin dia tapi dianya menghindar terus, bahkan si bidadari belum tau kalau dia sudah ketemu sama bang Fano."
"Wah.. cinta bertepuk sebelah tangan, kita tunggu aja gimana usaha Fano dapetin tuh cewe." Ujar Archer dan dia sangat ingin menggoda Fano saat ini.
"Loh mana Elara?" Tanya Aries pada Lusia, dan Lusia meunjuk ke kursi kebesaran Archer yang biasa dia gunakan untuk bekerja.
"Ya ampun mama, bisa-bisanya tidur disaat lagi ribut begini."
Aries terkekeh dan menghampiri istrinya yang sedang tertidur lelap sambil duduk, "My Sleeping Beauty..." Panggil Aries dan dia tau itu percuma jadi Aries membiarkan saja istrinya yang tukang tidur dan makan itu menikmati tidur siangnya.
"Untung ga ada anaknya yang menuruni si tukang tidur itu ya Archi.." Bisik Lusia dan Morgan tertawa maminya belum tau ternyata kalau Leo juga tukang tidur.
"Ada.. si Leo sama tuh, tukang tidur." Jawab Archer dan Lusia baru tau itu.
END~
THE BEST ON YOU THOR...🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
TU BISMA AYAH GOBLOK INGIN MAIN2 DGN KLUARGA HASTANTA..
DIBANDINGKN HAZEL SI JANDA ANAK 2, SIAPAKH YG PLING CANTIK, IMELDA ATAU HAZEL..
DLM KISAH INI BRRTI MORGAN SDH MULAI BANTU HAZEL LEPAS DARI NICHO...
MANUSIA ANJING LAKNAT TU INDRA.... MMPUSIN AZA...