SANTRI MBELING SEASON 2

"kamu beli saja," ujar Panji.

"Tetapi... Harganya 8 triliun Tuan. Kita juga menanggung hutang di bank Asia 2 triliun," jawab Altar Mila.

"Masalah hutang di bank Asia, biar aku yang bicara sama direktur nya. Yang penting kamu akuisisi PT Holding Group. Kamu gunakan uang pribadi ku 4 trilyun, sisanya kamu pinjam Leni sekretaris Jialing Group dan minta uang sama Desi selaku sekretaris Hening Group."

"Baiklah Tuan. Dalam minggu ini, PT Holding Group akan beralih atas nama Tuan."

"Tolong, kamu atas nama kan Maya Asmarani istri ku. Aku buat apa memiliki banyak perusahaan. Angkat istri ku menjadi presiden Direktur Holding Group."

"Baiklah Tuan."

"Mas... Aku untuk apa perusahaan," sahut Maya.

"Biar kalau aku mati PT Holding Group menjadi milik mu pribadi. Anggap saja PT Holding buat hiburan."

"Jangan mati dulu Kak..!!

Bisa jadi janda kembang diri ku, dan buat rebutan. Kalau sudah tua saja mati gak apa - apa," sahut Maya.

Mobil Baleno warna Hitam memasuki halaman Yayasan Kasih Ibu.

"Assalamualaikum," sapa Anton si Naga Barat.

"Waalaikumsalam. Naga Barat, kamu temani Asisten Altar Mila selama di Surabaya ya..?

Khawatir hilang saja.

Sekarang kamu antar dia."

"Baiklah Godfather. Mari Nona Altar," ujar Naga Barat.

"Baiklah, saya permisi dulu, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Maya.... Mari aku antar ke rumah sakit untuk periksa."

Di tempat lain... Di kabupaten Tanggerang, Youri ketua organisasi The Bluss telah membeli tanah seluas satu hektar. Youri juga telah membentuk satuan anggota khusus yang akan di tugaskan untuk melindungi keluarga orang - orang kaya di di beberapa kota, juga team penagih hutang.

100 anggota khusus ini di bekali dengan beberapa ilmu beladiri khusus dan cara mengunakan senjata api juga teknologi.

Team ini di bagi menjadi 10 grup, dan 10 orang ini terdiri dari tim pemburu, tim informasi dan tim pembersih. 100 anggota khusus ini diambil dari anggota inti yang sudah terlatih dan setia di organisasi.

***

Waktu terus berlalu, tak terasa 40 hari telah terlewati. Setelah jasad Gus Hanan memutari dasar laut pulau jawa, kyai Wasik mengumandangkan adzan di telinga kanan Gus Hanan, dan iqomat di telinga kiri Gus Hanan.

"Gus Hanan... Sudah cukup kamu ngaji dengan ku. Sekarang, pulanglah," kata kyai Wasik.

"Baiklah kyai," jawab Gus Hanan setelah membuka kedua matanya,

"Kyai... Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan?"

"Gus Hanan, semua pertanyaan yang kamu simpan di hati mu, jawabannya ada di Kakak mu Panji.

Temuilah dia."

"Baiklah kyai, kalau begitu saya permisi dulu," setelah sungkem, Gus Hanan uluk salam,

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah berada di atas air laut kabupaten Blambangan Banyuwangi, Gus Hanan berjalan menuju arah kota Surabaya.

Di lain tempat, di musholla Yayasan Kasih Ibu, selepas solat Magrib, Panji sedang duduk di teras bersama Maya istrinya.

"Assalamualaikum," sapa Gus Hanan.

"Waalaikumsalam," jawab Panji, "Duduklah sini."

"Baiklah Kak," ujar Gus Hanan kemudian salim dan mencium tangan Panji Kakaknya.

"Maya, suruh bibi buatkan kopi dan makam malam," ujar Panji.

"Tidak usah, kita ke rumah sakit saja, sahut Gus Hanan,

"Kakak hubungi Papa dan Mama."

"Siapa yang sakit," tanya Panji.

"Kak Maya mau melahirkan, ambilkan kontak mobil ku," ujar Gus Hanan.

"Melahirkan..?" sahut Panji.

"Cepetan Kak, ambilkan kontak mobil ku, ayo Kak Maya, masuk mobil, biar aku yang nyetir," ujar Gus Hanan kemudian menyalahkan mesin mobil.

Dalam perjalanan, Maya berkata,

"Gus Hanan, perut Kakak tidak sakit, kok di bawah ke rumah sakit..?"

"Kak Maya diam saja, ikuti kata - kata ku," sahut Gus Hanan sambil mengemudikan mobilnya.

Sesampainya di rumah sakit, Maya langsung di periksa oleh tim dokter khusus persalinan.

Tak lama kemudian, Maya di bawah ke ruang persalinan.

"Dokter, bagaimana kondisi istri saya," tanya Panji.

"Istri Tuan, sebentar lagi akan melahirkan. Kira - kira 30 menit lagi. Saya harap Tuan menunggu dengan tenang," jawab Dokter.

"Baiklah Dok," jawab Panji kemudian menelpon Mama nya,

"Assalamualaikum Ma..."

"Iya Panji, ada apa..?"

"Maya mau melahirkan, sekarang berada di rumah sakit Kusuma."

"Baiklah, sekarang juga Mama dan Papa juga Diska adik mu pergi ke rumah sakit."

"Selamat Tuan, anak Tuan berjenis kelamin laki - laki," ujar seorang dokter sambil mengendong bayi mungil.

"Dok, kok cepat sekali melahirkan nya, katanya setengah jam lagi," tanya Panji heran.

"Istri anda melahirkan secara aneh," jawab dokter heran.

"Aneh bagaimana..?"

"Istri Tuan melahirkan secara normal, tanpa kesulitan, tanpa ada air ketuban, tanpa ada darah sepercik pun, dan tidak ada ari - arinya."

Melihat maya yang keluar dari ruang persalinan, dalam keadaan normal dan sehat seperti orang yang tidak melahirkan, Panji keheranan.

Melihat kejadian aneh, Panji keluar ruangan menjumpai Hanan adiknya yang lagi asik menikmati sebatang rokok di samping taman.

"Hanan... Kejadian aneh pada Maya barusan, apa itu perbuatan mu..?"

"Iya. Kakak buruan bayar administrasi rumah sakit, dan langsung bawah pulang bayinya."

"Kenapa buru - buru...?

Mama belum datang.x

"Sudah bayar saja administrasi rumah sakit, Mama sudah datang. Lagian di yayasan sudah banyak tamu yang menunggu Kakak."

"Subhanallah...

Iya ya, sekarang malam minggu, waktunya istiqosah dan dzikiran," kata Panji dalam hati dan mengerti maksud tujuan Gus Hanan membantu Panji. Supaya tidak telat memimpin acara rutinan istigosah.

"Assalamualaikum," sapa Mama Rita.

"Waalaikumsalam Ma," sahut Gus Hanan kemudian salim dan mencium tangan Mama dan Papanya.

"Hanan..! Kok ada di sini..?"

"Iya Ma, di telpon Kak Panji tadi siang," jawab Gus HanaHanan asal.

"Mana Kakak mu Panji dan Maya..?"

"Itu ada di kamar persalinan. Sudah melahirkan, anaknya laki - laki."

"Alhamdulillah," ujar Mama Rita kemudian masuk ke ruang persalinan,

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam," jawab Maya.

"Loh kok sudah berdiri dan gendong bayi..?"

"Sudah sehat Ma, Kak Panji sedang bayar administrasi. Sebentar lagi kita pulang Ma."

"Pulang bagaimana..?

Apa gak nunggu sembuh dulu baru pulang..?"

"Mama," sapa Panji kemudian salim,

"Mari Ma, kita pulang ke yayasan.x

"Baiklah," ujar Mama Rita yang masih kebingungan dengan kelakuan anak - anaknya.🙄😂😇

***

Sesampainya di Yayasan Kasih Ibu, sudah banyak jamaah yang duduk di mushollah dan teras rumah.

"Assalamualaikum," sapa Panji.

"Waalaikumsalam Gus," sahut para jamaah.

Setelah ganti baju, Panji mengimami istiqosah.

Selesai istiqosah, Panji istirahat di teras sambil menemui jamaah dzikir yang akan di laksanakan pada jam 11 malam.

Beberapa petinggi organisasi The Bluss dan pengusaha mulai berdatangan. Jam 11 pun Panji memimpin acara dzikiran.

Setelah Gus Hanan menutup acara dengan doa, Panji dan para jamaah menikmati sajian makan malam di samping mushollah.

Selesai menikmati makan, Panji dan para teman dan sahabat nya berbincang - bincang santai sambil menikmati secangkir kopi.

"Gus Panji, ini surat undangan untuk mu," ujar Anita.

"Undangan apa..?"

"Minggu depan, aku dan Mas Reno akan melangsungkan pernikahan di hotel Hening milik mu."

"Alhamdulillah, jadi suami istri beneran."

"Mas, sewa hotelnya kasih diskon ya..? Hehehehe."

"Itu ada Non Candra, manajer Hotel Hening," ujar Panji,

"Manajer Candra, tolong sewa gedung Nona Anita di kasih diskon 50% ya?

Anita ini juga anggota jamaah Dzikir Syarifah.

"Baiklah Gus."

"Direktur Lim, tumben kamu hadir disini. Bukannya, maaf kamu kan Nasrani..?"

"Saya hanya ingin tau saja kegiatan rutinan di Yayasan Bos. Saya juga ada perlu dengan Bos Panji 4 mata."

"Hemmm baiklah, nanti siang saja kita ngobrol di cafe Dodo di hotel Hening. Sekarang kamu istirahat saja di hotel."

"Baiklah, Tuan, saya permisi dulu."

Satu persatu para jamaah membubarkan diri. Di teras hanya ada Panji dan Gus Hanan yang duduk sambil menikmati secangkir kopi.

"Gus Hanan... Apa kamu tidak istirahat tidur..?"

"Belum ngantuk. Ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan kepada kakak."

"Mengapa kamu tidak tanya kyai Wasik guru mu..?"

"Kyai Wasik menyuruh bertanya kepada kakak."

"Kalau begitu, bertanya lah."

"Kakak, aku ingin tau penjabaran sifat 20 Allah."

Mendengar pertanyaan Gus Hanan adiknya, Panji agak terkejut. Sambil menikmati kepulan asap rokok, Panji menjawab,

"1. Wujud

Badan insan SIFATKU mula jadi menanggung di dunia.

2.Qidam:

RUH JASMANI kulit ku mula jadi meliputi sekian alam.

3.Baqi':

RUHANI dagingku jadi menanggung rasa di dalam diri."

Setelah menjawab hingga sifat ke 20, Gus Hanan bertanya lagi.

"Kak, apa hakekat pernikahan agung..?"