Bercerita tentang seorang mahasiswa yang diidolakan oleh semua mahasiswi diuniversitas terkenal dikota J. namun tidak dengan Ayzaila Reina Pradja karena menurutnya Albian Sanjaya sama aja seperti pria pada umumnya.
Tapi tidak dengan Albian Sanjaya yang diam-diam memperhatikan Ayzaila. menurutnya Ayzaila merupakan wanita yang sangat cantik dan menarik. namun ntah mengapa sikapnya sangat acuh terhadap Bian.
Hallo semuanya...
Selamat membaca karya kedua author yah. jangan lupa juga berikan dukungan kalian dengan cara Like dan Komennya agar author bisa lebih semangat lagi dalam membuat cerita 🙏😁
semoga kalian suka... 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PHJH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 6. Nenek lampir
"Hai Albian" suara itu suara yang mampu membuyarkan fikiran Albian sejenak
"Lo?" Arvin dengan keterkejutannya
"Hai sisil" sapa Arvin pada salah satu gadis itu.
"Al, kebetulan sekali ya kita bertemu disini, sepertinga takdir membawa ku kesini" ungkap gadis itu yang tak lain ia adalah Nadya.
Mendengar ada suara yang cukup ia kenal membuat Amel menoleh kebelakangnya dan betapa terkejutnya ia melihat ada Nadya dan juga idola kampus direstoran itu juga.
"What? Omg... ada Albian CS Ay" ucap Amel
"Siapa Albian CS?" tanya Dara
"Itu idola dikampus kami Dar, iya kan Ay?" tanya Amel berharap Ayza akan membenarkan perkataannya itu namun justru Ayza hanya mengangkat bahunya yang menandakan ketidaktahuannya.
"haha kak Amel lucu" Dara tertawa yang terlihat lebih kearah senyum mengejek pada Amel.
"Iiss... menyebalkan. beneran lo ga tau Ay?" tanya Amel lagi untuk meyakinkan.
"Nggak lah penting banget tau begituan" jawab Ayza datar.
"Hadduh yasudahlah lelah hayati menghadapi kalian" ucapnya lemas.
"Tapi ngapain sih itu nenek lampir disini, ngerusak pemandangan aja deh" gerutu amel melihat Nadya yang sedang merayu Albian.
"Siapa lagi nenek lampir kak?" tanya Dara
"Itu loh Dar cewek yang disana. tau gak masa yah dia itu gadis tercantik nomor 1 dikampus tapi lebih gilanya itu hasil gak tau dapet dari mana. tiba-tiba dekan mengumumkan itu dimading kampus katanya itu hasil pemilihan mahasiswa, kan gila yah" cerita Amel dengan semangat.
"Oh" Ayza dan Dara hanya ber'oh' ria membuat Amel merasa kesal dengan kedua adik kakak itu.
"Kalian ini gue udah cerita dengan semangat eh jawabannya cuma oh doang" kesalnya
"Kami berdua hanya malas saja mengurusi orang lain mel" ucap Ayza
"Yasudahlah kita lanjutkan lagi, biar gue bayar dulu" Ayza pun berdiri ingin menuju kasir direstoran itu.
Albian pun melihat ayza berjalan dengan wajah dinginnya dan tak lupa tangannya yang selalu ia silangkan kedepan.
Setelah membayar tagihan mereka, Ayza pun mengajak sahabat beserta adiknya itu untuk keluar dari resto.
"Mau kemana yah mereka?" tanya Albian dalam hatinya sambil terus melihat Ayza berjalan semakin menjauh dari resto itu.
"Al kamu liatin apa sih?" tanya Nadya kembali memecahkan lamunan albian
Tanpa menjawab Albian memberikan kode kepada teman-temannya untuk segera pergi dari resto itu. karena Albian sudah sangat jengah melihat Nadya yang selalu menempel padanya.
Hingga mereka keluar dari resto itu pun Nadya seolah tak menyerah ia terus saja mengikuti Albian CS hingga keparkiran.
"Eh Nad, lo mau ngapain sih ngikutin kita sampai kemari?" tanya Dimas yang sama risihnya dengan Albian
"Yah gue mau ikut pangeran gue lah, yah kan Al" jawabnya dan langsung menggandeng lengan Albian namun dengan cepat Albian langsung menepisnya dan masuk kedalam mobil.
"Dasar gila" ucap Robby sinis.
"Lo ngomong apa tadi ha?" tanya Nadya kesal, namun Robby hanya menatapnya dengan tatapan dingin yang membuat Nadya dan kedua temannya agak merinding.
Tanpa melihat kearah Nadya and the geng lagi, mereka pun langsung pergi meninggalkan area mall tersebut dan kembali kekantornya.
***********************/*****************
Dilain sisi, Azya, Amel dan juga Dara masih sibuk berkeliling mencari apa saja yang dibutuhkan untuk butiknya itu.
"Kak aku mau lihat toko aksesoris itu dulu ya" ucap Dara.
"Oke"
Dara pun pergi memisahkan diri dari kakaknya dan mulai masuk ketoko aksesoris. tanpa diduga disana ada Syasya yang sedang melihat-lihat gelang.
"Eh lo temannya sih cupu, ngapain disini? kayak mampu aja" ejek Syasya namun Dara tak bergeming sedikit pun ia hanya sibuk melihat-lihat sekelilingnya tanpa mau memperdulikan keberadaan syasya.
"Woi lo tuli? butuh gue kasih sumbangan gak buat operasi kuping lo" ucap Syasya lagi yang mulai kesal karena Dara tak meresponnya sedikit pun.
Tiba-tiba Dara melihat kearah atas, terlihat lampu yang tergantung diatas toko itu akan jatuh tepat diatas kepala syasya dengan segera Dara menarik syasya hingga mereka terjatuh.
"Awasssss"
braaaaakkkkkk
Mendengar itu semua orang mulai mengerumuni tempat itu. Ayza dan Amel yang melihat toko itu dikerumuni orang pun langsung panik takut jika Dara kenapa-napa, lalu dengan sedikit berlari Ayza dan Amel pun menerobos keramaian.
"Dara kamu gapapa" tanya Ayza tampak cemas
"Gak papa kak" sambil berdiri dan mengulurkan tangannya untuk membantu syasya namun syasya sendiri masih tampak syok dan masih terlihat jelas bahwa ia kini gemetaran.
Ntah mengapa melihat syasya seperti itu membuat Ayza merasa kasihan dan berinisiatif untuk membantunya.
"Ayo" ucap ayza lembut sambil mengulurkan tangannya. melihat mata Syasya terlihat seolah ia mengharapkan sesuatu tapi tak pernah didapatnya ntah mengapa Ayza pun heran mengapa ia bisa berfikir seperti itu.
"Tumben Ayza begitu Dar?" bisik Amel pada Dara.
"Iya kak mana tuh orang musuh aku lagi" bisiknya pada Amel.
"Lah kalo musuh kenapa kamu tolongin dar? biarin aja dia ketiban lampu gantung itu" tanya amel
"Yah bagaimana pun juga dia teman satu sekolahku kak dan sebenarnya aku juga kasihan sama dia kak. seperti ada alasannya dia resek begitu. aku merasa itu bukan karena dia memang jahat tapi ada sesuatu yang mendasarinya" ungkap Dara
"Ohh begitu" ucap amel yang mulai mengerti.
"Berarti Ayza bersikap seperti itu ia pasti juga melihat hal yang sama seperti yang Dara katakan tadi. Hemm gue heran sama mereka berdua ini, julukannya cewek berhati dingin tapi justru malah baik banget. beda banget tampilan luar yang mereka selalu tunjukin keorang-orang. itu lah yang selalu gue syukuri dalam hidup gue yaitu mengenal lo dan keluarga lo ay" ungkapnya dalam hati sembari tersenyum
Kini mereka berada di sebuah cafe di depan mall yang mereka datangi tadi.
"Ini minum dulu" ucap Dara sambil memberikan air mineral kepada syasya.
"Makasih lo tadi sudah nolongin gue dan makasih juga minumannya" jawab Syasya masih dengan nada songongnya ia pun berdiri dan pergi meninggalkan mereka dicafe itu.
"Dih udah ditolongin malah begitu" kesal Amel.
"Sudahlah mel, yuk kita pulang hari sudah sore nanti ayah cemas" ajak Ayza
"Tapi kakak mau biarin itu bodyguard ngadu ke ayah kalo kita abis nyari gedung dan kejadian tadi di mall?" tanya Dara
"Oh iya kakak hampir lupa" dengan segera mereka menghampiri para bodyguard yang berada agak jauh dari mereka.
"Bang Jo tolong rahasiakan yang tadi kalian lihat, cukup bilang ke ayah kalau kami tadi jalan-jalan di mall saja, jangan lupa juga jangan katakan masalah insiden di mall tadi" pinta Ayza
"Baik nona akan kami laksanakan sesuai perintah nona" ucap jo sambil setengah menunduk
"Tidak perlu terlalu formal sama kami bang jo, baiklah kalau begitu terimakasih bang Jo. kami percaya kepada kalian" ucap Ayza lagi lalu pergi meninggalkan para bodyguardnya itu.