Afnaya Danuarta mengalami suatu musibah kecelakaan hebat, hingga membuat salah satu pada kakinya harus mendapati sakit yang cukup serius. Disaat hari pernikahannya tinggal beberapa waktu lagi, dan calon suaminya membatalkan pernikahannya. Mau tidak mau, sang adik dari calon suami Afnaya harus menggantikan sang kakak.
Zayen Arganta, adalah lelaki yang akan menggantikan sang kakak yang bernama Seynan. Karena ketidak sempurnaan calon istrinya akibat kecelakaan, membuat Seyn untuk membatalkan pernikahannya.
Seynan dan juga sang ayahnya pun mengancam Zayen dan akan memenjarakannya jika tidak mau memenuhi permintaannya, yang tidak lain harus menikah dengan calon istrinya.
Akankah Zayen mau menerima permintaan sang Ayah dan kakaknya?
penasaran? ikutin kelanjutan ceritanya yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekesalan Zayen
Neyla yang mendengar penuturan dari saudara perempuannya ikut merasa sedih dengan apa yang tengah Afna ceritakan kepadanya.
"Kamu yang sabar ya, Afna. Percayalah padaku, kamu pasti akan segera sembuh. Dan aku yakin, akan ada seseorang yang akan menerima kamu apa adanya. Aku doakan, semoga kamu segera sembuh dan mendapatkan penggantinya yang jauh lebih baik." Ucapnya menyemangati.
"Aku akan terus bersabar, Ney. Kamu kenapa pulang ke Tanah Air, bukannya kamu mau meneruskan pendidikanmu di Amerika?" jawabnya kemudian bertanya.
"Aku tidak betah di Amerika, aku mau terjun ke perusahaan Papa. Tapi aku akan melakukan penyamaran ku sebagai karyawan, aku ingin lebih banyak teman." Jawabnya tersenyum.
"Dari dulu kamu tidak pernah berubah, apakah sampai sekarang pun identitas kamu dan kedua saudara laki laki kamu belum diketahui?" tanyanya penuh rasa penasaran.
"Tentu saja, aku akan memainkan peranku masih seperti yang dulu. Hanya kamu yang tahu, jangan dibocorkan. Kamu mengerti?" jawabnya sambil bersenda gurau.
"Tenang saja, aku tidak akan membocorkannya." Ucapnya yang juga ikut tersenyum.
"Aku percaya sama kamu. Kalau begitu, kita masuk kedalam yuk... tadi aku melihat tante Nessa sedang membuat kueh dan masak masakan kesukaan kamu. Sepertinya sangat menggoda, kita ke dapur yuk.." Ajaknya berusaha menghibur saudara perempuannya."
Neyla segera mendorong kursi rodanya untuk pergi ke dapur menemui nyonya Nessa yang sedang sibuk di dapur.
"Maaf Nona, biar saya saja yang mendorong kursi rodanya."
"Tidak perlu, lebih baik kamu pergi dan tinggalkan kami. Jangan khawatir, aku yang akan menjadi pengganti kami untuk sementara."
"Tapi Nona, jika ketahuan tuan Kazza saya bisa mendapatkan hukuman."
"Jangan takut, saya yang akan bertanggung jawab. Saya tidak merasa di repotkan, Afna adalah saudara perempuanku."
"Baiklah kalau begitu, Nona."
'Saya tahu, kalau Nona adalah saudaranya. Hanya saja, saya tidak enak hati.' Gumamnya dalam hati.
Setelah sampai di dapur, Neyla dan Afna menghirup aroma masakan yang begitu menggugah selera makan. Dan dilihatnya kueh yang sudah tertata rapi di atas meja yang sudah menggoda selera untuk mengemil.
"Tante, aroma masakan tante benar benar menggoda lidahku tante."
"Benarkah? pujian kamu membuat tante melayang jauh."
"Beneran tante, masakan tante sepertinya tidak kalah dengan Restoran kakek Ferdi. Neyla ingin sekali belajar memasak seperti masakan di Restoran, tetapi Ney tidak mempunyai waktu."
"Kamu kan ada Omma Qinan, kenapa kamu tidak meminta untuk diajari masak. Omma kamu dulu sempat terjun di Restoran bersama Omma Tiara."
"Iya, sih... tapi Ney selalu sibuk belajar." Jawabnya sedikit lesu dan menyesali tidak pernah belajar di dunia dapur.
"Kamu masih banyak waktu kok, Ney. Kamu masih bisa belajar memasak, sekarang kamu sudah tidak lagi sibuk. Jadi, kamu bisa membagi waktu kamu untuk belajar." Ucap Afna yang juga ikut menimpali.
"Iya Ney, kamu benar. Aku akan terjun ke Restoran, aku akan menjadi karyawan di Restoran kakek Ferdi."
"Kok karyawan? apa tante tidak salah dengar."
"Tidak tante, biar lebih mudah mencari teman dan mudah untuk belajar."
"Kamu itu ya, dari dulu tidak pernah menunjukkan identitas kamu. Tante benar benar bangga sama kamu."
"Tante berlebihan, ngomong ngomong Ney sudah laper tante... makan malamnya kapan, tante?"
"Sebentar lagi, kita tunggu Kazza dan paman Tirta. Sedangkan tante mau menyelesaikan masaknya, kamu dan Afna tunggu sebentar di ruang keluarga sambil duduk santai dan ngemil kueh." Jawabnya sambil menyelesaikan tugas memasaknya.
"Baik tante, maafkan Ney yang tidak bisa membantu tante memasak ya, tante.." ucapnya merasa tidak enak hati.
"Tidak apa apa, sebentar lagi selesai." jawabnya dan melanjutkan memasaknya, sedang Ney dan Afna menuju ke ruang keluarga sambil menonton televisi.
Tidak lama kemudian, Ney dikagetkan dengan kedatangan seseorang yang sudah lama tidak bertemu.
"Kak Kazza..." seru Ney langsung mendekati Kazza.
"Kamu Ney, aku kira kamu akan menjadi warga Amerika. Rupanya sudah berada di sini, pasti ada maunya."
"Ye.... ngapain kesini kalau tidak ada maunya. Weeeeek..." jawab Ney kemudian meledek.
Sedangkan Kazza langsung pergi begitu saja ke ruang makan tanpa merespon ucapan dari Ney. Namun, tiba tiba terdengar ada seseorang yang datang. Tapi tidak di respon oleh Ney maupun Afna, keduanya sibuk dengan televisi.
"Ney..... kapan kamu datang?" seru tuan Tirta mengagetkan yang tiba tiba langsung duduk di dekat keponakannya.
"Paman Tirta?" ucapnya kaget.
"Dengan siapa kamu datang, sendirian?" tanya tuan Tirta sambil mengambil sepotong kueh di atas meja, dan menikmatinya.
"Iya, Paman. Ney datang sendirian, kak Rey sama kak Zakka sedang sibuk dengan dunianya. Bahkan sekarang aku di cuekin terus, keduanya berubah menjadi lebih dingin dari es balok."
Tuan Tirta hanya tersenyum melihat ekspresi keponakannya yang terlihat lucu saat mengeluh.
"Mungkin saja kakak kamu memang benar benar lagi sibuk, lagian kamu sudah besar. Kamu pun akan disibukkan dengan aktivitas kamu." Ucapnya meyakinkan keponakannya.
"Benar juga apa kata paman. Terimakasih sudah mengingatkan Neyla ya, paman." Jawabnya tersenyum.
"Sudah pada pulang rupanya, ayo kita makan malam. Nanti keburu dingin tidak enak loh.." Ucapnya mengajak.
Tuan Tirta segera bangkit dari duduknya dan mendorong kursi roda putrinya dan diikuti yang Ney dari belakang menuju ruang makan.
Sedang Kazza sudah sedari tadi menunggu di ruang makan. Setelah semuanya sudah duduk rapi, nyonya Nessa memulai mengambil porsi makanan untuk suaminya. Begitu juga dengan yang lainnya mengambil porsi makanan masing masing dan menikmatinya.
Tidak ada satupun yang bersuara saat menikmati makan malamnya, hanya terdengar suara sendok yang saling beradu menyapu piring hingga bersih.
Setelah selesai menikmati makan malamnya, nyonya Nessa dan Afna maupun Ney duduk santai di ruang keluarga sambil menonton televisi. Sedangkan Kazza dan tuan Tirta sibuk di ruangan kerjanya masing masing.
Di tempat lain, tuan Arganta sedang duduk santai sambil menunggu kedua putranya pulang.
Tidak berselang lama, tidak disengaja kedua putranya pulang. Namun, Zayen segera masuk ke kamarnya. Tuan Arga segera menghentikan langkah kaki kedua putranya.
"Seyn, Zayen, duduklah."
"Ada apa, pa." Jawab Seyn yang kemudian segera duduk dihadapan sang ayah, begitu juga dengan Zayen yang juga ikut duduk disamping Seyn. Sedangkan Zayen hanya diam dan duduk santai.
"Kamu yakin, Seyn. Bahwa kamu benar benar membatalkan pernikahan kamu."
"Benar, pa. Aku tidak mencintai Afna, dan sebentar lagi aku akan menikahi Reina. Wanita yang aku kabawa kesini." Jawabnya, sedangkan Zayen tersenyum sinis mendengar jawaban dari sang kakak.
"Apa...!! wanita itu, apa kamu sudah gila. Afna jauh lebih baik dari wanita itu, kenapa kamu mendadak jadi bodoh. Seyn!" ucap sang ayah yang semakin geram mendapatkan jawaban dari putranya.
"Itu sudah menjadi keputusanku, pa. Untuk apa aku menikahi Afna yang ternyata cacat, tidak ada lagi gunanya. Apa kata teman temanku, pa. Aku mempunyai istri yang cacat, memalukan."
Plak!! Zayen tanpa pikir panjang menampar pipi Seyn.
Kedua mata Seyn mendadak melotot saat sang adik menamparnya.
semoga tidak ada pembullyan lagi di berbagai sekolah yg berefek tidak baik