NovelToon NovelToon
Menyembunyikan Anakku Dari Mantan Suamiku

Menyembunyikan Anakku Dari Mantan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Cerai / Janda / Duda / Cintapertama
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ara Nandini

Alina harus menerima kenyataan kalau dirinya kini sudah bercerai dengan suaminya di usia yang masih sama-sama muda, Revan. Selama menikah pria itu tidak pernah bersikap hangat ataupun mencintai Alina, karena di hatinya hanya ada Devi, sang kekasih.

Revan sangat muak dengan perjodohan yang dijalaninya sampai akhirnya memutuskan untuk menceraikan Alina.

Ternyata tak lama setelah bercerai. Alina hamil, saat dia dan ibunya ingin memberitahu Revan, Alina melihat pemandangan yang menyakitkan yang akhirnya memutuskan dia untuk pergi sejauh-jauhnya dari hidup pria itu.

Dan mereka akan bertemu nanti di perusahaan tempat Alina bekerja yang ternyata adalah direktur barunya itu mantan suaminya.

Alina bertemu dengan mantan suaminya dengan mereka yang sudah menjalin hubungan dengan pasangan mereka.

Tapi apakah Alina akan kembali dengan Revan demi putra tercinta? atau mereka tetap akan berpisah sampai akhir cerita?

Ikuti Kisahnya!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ara Nandini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7 Dilabrak calon mertua

Alina termenung di ruang tengah. Meski matanya tertuju pada layar televisi, pikirannya melayang jauh, terjebak dalam labirin masa lalu yang rumit.

“Mama!”

“Astaghfirullah! Kamu bikin Mama kaget aja!”

Aeris menyeringai nakal. “Kenapa malah melamun? Nanti Mama kesambet, lho.”

“Dari mana kamu belajar kata ‘kesambet’?” tanya Alina heran.

“Dari TikTok yang aku tonton,” jawabnya santai sambil mengambil posisi duduk di samping Alina.

“Ma... boleh tanya sesuatu?”

“Tanya apa?”

“Mana suami Mama? Nggak mungkin kan Aeris ada di dunia ini tanpa benih dari suami Mama,” celetuknya polos namun menohok.

“Heh! Jaga bicara kamu,” tegur Alina.

“Mama, Aeris serius,” wajah bocah itu mendadak berubah serius.

Alina menghela napas panjang, mencoba menenangkan debar jantungnya. “Mama nggak punya suami. Mama janda.”

“Kenapa jadi janda? Apa suami Mama pergi karena Mama galak?”

“Ck! Itu bukan urusan yang harus kamu tahu sekarang.”

“Setiap Aeris tanya, jawabannya selalu begitu,” gumam bocah itu sambil mengerucutkan bibir.

Alina hanya bisa terdiam. Ia belum sanggup menceritakan tentang pria yang pernah sangat ia cintai—pria yang mungkin masih memiliki ruang di hatinya hingga detik ini.

“Jawab dulu, Ma. Apa jangan-jangan pria yang ada di foto lama itu—yang katanya cuma teman Mama—sebenarnya suami Mama?” tanya Aeris dengan mata menyipit penuh selidik.

“Bukan, itu cuma teman lama. Mama buang fotonya karena sudah rusak. Lagi pula, itu kenangan bertahun-tahun yang lalu,” bantah Alina cepat, meski ada nada gugup dalam suaranya.

Aeris terdiam, menatap wajah ibunya seolah mencari celah kebohongan. “Oh iya, Ma, tadi pas di mall, Aeris ketemu sama—”

Kalimatnya terhenti seketika. Aeris buru-buru membekap mulutnya sendiri, teringat pesan Leon agar tidak membocorkan pertemuan mereka dengan pria asing itu.

“Ketemu siapa?” tanya Alina curiga.

“Nggak ada... cuma ketemu orang yang wajahnya mirip artis TikTok,” jawabnya cepat sambil pamer cengir lebar.

“Jangan terlalu sering main ponsel. Kalau kamu terus-terusan buka TikTok, Mama sita ponselnya.”

“Janji nggak lagi, Ma...”

“Udah, sekarang masuk kamar dan tidur,” titah Alina.

Setelah Aeris menghilang di balik pintu kamar, Alina menyandarkan punggungnya dengan lemas.

Maafkan Mama, sayang... batinnya lirih. Bukan saatnya kamu tahu siapa Papamu. Kalau dia menolakmu, hatiku hancur. Tapi kalau dia mengakuimu, aku takut dia akan merebutmu dariku. Biarlah Mama menjadi satu-satunya duniamu.

“Dari mana saja kamu, Leon?”

Langkah Leon tertahan di ambang pintu saat suara berat ibunya, Leni, menyambar dari kegelapan ruang tamu.

“Dari luar,” jawab Leon pendek tanpa niat menoleh.

“Luar mana!?” Suara Leni naik satu oktaf. “Apa kamu baru saja menemui janda itu lagi!?”

Leon memejamkan mata, berusaha menahan emosi.

“Sudah Mama peringatkan, jangan pernah berhubungan dengannya lagi! Apa kamu ingin Mama benar-benar memutus hubungan keluarga denganmu!?”

Leon menghela napas kasar. Ia berbalik, menatap ibunya dengan tatapan yang sedingin es.

“Cukup, Ma. Aku lelah dan nggak ingin berdebat.”

“Leon! Dengar dulu!” teriak Leni, namun Leon terus berjalan mengacuhkannya.

Leni mengepalkan tinju dengan napas memburu. Seorang informan baru saja memberitahunya bahwa Leon terlihat mesra bersama Alina dan seorang anak kecil di mall tadi siang. “Nggak akan kubiarkan wanita itu menghancurkan nama baik keluarga ini!” desisnya penuh dendam.

Keesokan paginya, suasana meja makan Alina terasa hangat oleh celotehan Aeris.

“Mama jadi chef saja, atau ikut kompetisi memasak di TV! Tapi kayaknya Mama nggak akan kuat, pesertanya sering kena mental,” canda Aeris sambil tertawa.

“Mama lebih suka nulis daripada beradu argumen di TV,” jawab Alina sambil menyodorkan segelas susu. “Habiskan susumu.”

“Ma, apa kita akan kembali ke kota A? Aeris rindu Nenek. Kenapa Nenek nggak tinggal di sini aja?”

“Nanti kalau Mama libur. Nenek harus menjaga toko kue kita di sana. Kalau Nenek ke sini, siapa yang akan membagikan kue gratis setiap hari Jumat?”

Aeris tersenyum lebar mengingat rutinitas mulia mereka. Namun, kehangatan itu seketika sirna saat pintu depan digedor dengan kasar.

Tok! Tok! Tok!

“Siapa yang datang pagi-pagi begini, Ma?”

“Mama cek dulu,” Alina berjalan menuju pintu.

Begitu dibuka, jantungnya nyaris copot. Di hadapannya berdiri Leni, ibu Leon, dengan tatapan yang seolah ingin menguliti Alina hidup-hidup.

“Tante Leni!”

“Mari masuk dulu, Tante,” sapa Alina, berusaha tetap sopan meski gemetar.

“Saya nggak sudi menginjakkan kaki di rumah janda murahan seperti kamu!” bentak Leni kasar.

Alina menarik napas dalam, mencoba menjaga harga dirinya.

“Saya hanya ingin bicara baik-baik...”

“Tinggalkan Leon! Berhenti menggoda anak saya!” jerit Leni sambil menunjuk wajah Alina.

“Kamu sengaja pindah ke sini agar bisa menjerat Leon kembali, kan? Dasar wanita nggak tahu diri!”

“Itu nggak benar!” balas Alina tegas. “Justru Leon yang selalu mendatangi saya. Saya sudah berusaha menjauh, tapi dia terus muncul. Saya nggak bisa begitu aja mengusir orang yang sudah banyak membantu saya!”

Mata Leni berkilat marah. Tanpa aba-aba, ia merangsek maju dan menjambak rambut Alina dengan brutal. “Anak saya jadi pembangkang karena kamu!”

Alina meringis kesakitan, kepalanya ditarik paksa ke bawah. Melihat ibunya disiksa, Aeris yang tadinya hanya mengintip langsung berlari ke dapur. Ia mengambil segelas air dingin dan kembali dengan kemarahan yang meluap.

BYUR!

“Aaah!” Leni berteriak kaget saat sekujur tubuhnya basah kuyup. Cengkeramannya pada rambut Alina terlepas.

“Kurang ajar!” Leni melotot tajam pada Aeris.

Alina segera menarik Aeris ke belakang punggungnya.

“Nenek peot jahat! Nenek yang duluan menyakiti Mamaku!” teriak Aeris tidak takut.

“Untung tidak aku siram pakai air selokan!”

Leni yang sudah kehilangan akal sehat segera mencengkeram tangan kecil Aeris dengan kasar. “Anak kecil harus diberi pelajaran! Berani sekali kamu!”

“Lepas! Nenek tidak punya sopan santun! Sudah bau tanah bukannya sabar malah marah-marah!” sahut Aeris tajam.

Leni benar-benar murka. Ia menyambar sapu di teras dan memukulkannya ke arah mereka.

Dugh! Dugh!

“Cukup, Tante! Jangan pukul anak saya!” teriak Alina sambil melindungi tubuh Aeris dengan punggungnya sendiri.

“Pantas saja kelakuannya seperti binatang, ternyata dia memang anak nggak punya bapak! Dasar anak haram!” maki Leni penuh kebencian.

Mendengar kata "anak haram", sesuatu dalam diri Alina meledak. Ia bisa menerima hinaan untuk dirinya, tapi tidak untuk Aeris.

BRAK!

Dengan sekali dorongan kuat, Alina membuat Leni jatuh tersungkur ke lantai. Wajah Alina yang tadinya lembut kini berubah menjadi sangat mengerikan.

“Saya diam saat Tante menghina saya. Tapi sekali Tante menyentuh putra saya, saya nggak akan tinggal diam!” ucapnya dengan suara rendah namun mengancam. “Saya bisa menuntut Tante ke jalur hukum. Tante belum tahu sisi jahat saya jika anak saya tersakiti!”

Leni terdiam membeku melihat tatapan mematikan Alina. Ia bangkit dengan gemetar dan segera pergi sambil menggerutu penuh dendam.

Setelah suasana tenang, Alina jatuh berlutut dan memeluk Aeris dengan erat. “Sayang... kamu nggak apa-apa?”

“Ma... kenapa Nenek itu bilang Aeris anak haram?” tanya Aeris dengan wajah sedih.

Alina mencium kening putranya. “Jangan dengarkan dia. Kamu adalah anugerah terbesar dalam hidup Mama. Kamu punya Papa, sayang... hanya saja kita belum bisa bersamanya sekarang.”

Aeris terdiam, namun dalam hatinya, kemarahan terhadap sosok sang Papa mulai tumbuh. Awas aja. Papa jahat... gara-gara kau pergi, aku disebut anak haram! Aku akan memukulmu jika kita bertemu nanti!

1
rian Away
REVAN HARUS MATI .. REVAN HARUS DIBUNUH
rian Away
aeris anak haram 🤭
Sunaryati
Ada waktunya kamu bahagia Alina, dan gantian Revan yang hancur
shenina
huhhh sempat2 nya fitri bisa punya ide seperti itu untuk anak nya.. udah keliatan kalau matre, ya jelas lah siapa yg g mau bisa dapatkan menantu kaya raya
shenina
hihh najis 🤮🤮🤮 g rela kalian bahagia.. g sudi sampai al balikan dgn revan..
shenina
sabar alina.. kamu wanita mahal.. ikhlaskan ajaa
shenina
berjuang demi mendapatkan restu sampai titik darah penghabisan
shenina
anj kau revan..😏 dua manusia yg g punya hati
shenina
gak rela alina balikan dgn revan
shenina
hadeuh drama si devi
shenina
emang gak ada nama di dalam kartu undangan birthday ya..ibu kamelia dan mama ny revan k mantan besan.. masa g kenal lagi
shenina
alina yg malang 🤧
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
shenina
kasihan Aries 🥺
shenina
udah bagus mereka g usah ketemu lagi 😮‍💨
Sunaryati
Baik Alina atau kamu yang jadi istri Revan tidak akan bahagia, karena mama Revan suka sama Alina tapi Revan yang tidak suka, sedangkan Devi tidak disukai dan tak dapat restu mamanya Revan itu sangat baik karena restu ibu yang baik sama dengan ridza Tuhan. Jika kalian tetap nikah tanpa restu tidak akan bahagia. Kamu pede banget mau merawat anak Alina dan Revan, memangnya Alina mengizinkan dan Aries mau?
Sunaryati
Thoor buat Aries jangan seperti itu kasihan Alina, jadikan Aries anak yang sayang mamanya, nurut dan santun, jangan suka mengacak barang dan mik up Alina. Jangan kata- kata Aries yang seperti orang dewasa saja. Jika Aries seperti penilaian Mantan mertua dan suami laknatnya Alina tidak bisa mendidik anak.
Sunaryati
Tidak akan dapat restu jika ternyata Aries anak Revan , di bab lalu emak menyarankan di restui namun tanpa anak. Tapi karena sejak Devi sudah jika mereka pasangan suami istri dan tetap menyambut cinta Revan, emak cabut dukungannya, Revan tak menikahi Devi, dan Alina juga tidak mau kembali pada Revan.
rian Away: ngetik apaan
total 1 replies
Sunaryati
Semangat Alina, penghinaan yang dilakukan Revan sejak pasti ada balasan, ikhlas saja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!