NovelToon NovelToon
Garis Batas Keyakinan

Garis Batas Keyakinan

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Percintaan Konglomerat / Cintapertama / Idola sekolah
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: blcak areng

Indira mengagumi Revan bukan hanya karena cinta, tetapi karena kehormatannya. Revan, yang kini memeluk Kristen setelah melewati krisis identitas agama, memperlakukan Indira dengan kehangatan yang tak pernah melampaui batas—ia tahu persis di mana laki-laki tidak boleh menyentuh wanita.

​Namun, kelembutan itu justru menusuk hati Indira.

​"Untukku, 'agamamu adalah agamamu.' Aku tidak akan mengambilmu dari Tuhan-mu," ujar Revan suatu malam, yang di mata Indira adalah kasih yang dewasa dan ironis. Lalu ia berbisik, seolah mengukir takdir mereka: "Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."

​Kalimat itu, yang diambil dari Kitab Suci milik Indira sendiri, adalah janji suci sekaligus belati. Cinta mereka berdiri tegak di atas dua pilar keyakinan yang berbeda. Revan telah menemukan kedamaiannya, tetapi Indira justru terombang-ambing, dihadapkan pada i

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blcak areng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kode Rahasia dan Batasan Baru Ayah

​Pagi hari setelah "sidang" di ruang sholat semalam aura terasa sangat berbeda. Meskipun Ayah bersikap biasa saja saat sarapan membicarakan berita di koran dan menanyakan jadwalku aku tahu itu hanyalah ketenangan di permukaan.

​Aku duduk di meja makan, ditemani Ayah, sementara Bunda menyiapkan sarapan. Ayahku, menyeruput kopi hitamnya perlahan.

​"Setelah ini kamu ada kuliah?" tanya Ayah.

​"Tidak, Yah. Jadwal kuliah baru ada Senin. Hari ini aku rencananya mau ke toko buku sebentar, mencari referensi tugas filsafat." Aku berusaha berbicara seringan mungkin, menghindari kontak mata langsung.

​Bunda meletakkan sepiring nasi goreng di depanku. "Makan yang banyak, Nak. Kamu pucat sekali."

​"Terima kasih, Bun."

​Ayah menaruh koran. Ia menatapku dengan sorot mata yang sulit kubaca—perpaduan antara kekhawatiran dan ketegasan.

​"Indira," panggilnya.

​Aku menahan napas. "Iya, Yah?"

​"Mengenai pembicaraan kita semalam," Ayah berdeham. "Ayah sudah memikirkannya lagi. Ayah tahu kamu sedang galau. Tapi Ayah tidak ingin keraguanmu itu membawa Ayah dan Bunda pada kekecewaan."

​Ayah menekankan sendoknya ke piring. "Ayah tidak akan mengunci atau melarangmu berteman dengan siapa pun, termasuk dengan Revan. Tapi, ada batasan baru yang Ayah tegaskan."

​"Apa itu, Yah?" tanyaku, takut-takut.

​"Selama kamu masih tinggal di rumah ini, selama kamu masih menyandang nama keluarga ini, Ayah tidak mengizinkan kamu mengunjungi rumah keluarga Revan lagi," tegas Ayah, suaranya pelan namun menusuk. "Tidak ada lagi alasan 'masak rendang', tidak ada lagi alasan menjenguk Mami-nya. Ini untuk kebaikanmu, Nak. Agar kamu tidak semakin larut dalam lingkaran yang tidak ada ujungnya."

​Duniaku serasa runtuh. Kunjungan yang baru saja kusetujui semalam kini menjadi mustahil. Ayah tahu betul, memutuskan hubungan dengan Mami Revan adalah cara paling efektif untuk memutus harapan kami.

​"Aku mengerti, Yah," jawabku pelan, menunduk, tidak berani membantah.

​Setelah Ayah berangkat kerja dan Bunda sibuk di halaman belakang, aku segera meraih ponsel. Jantungku berdebar kencang saat mengirim pesan pada Revan. Ini adalah kali pertama aku harus menyembunyikan sesuatu sepenting ini dari Ayah dan Bunda.

​Kepada Revan Elias N.:

​Aku: Van, bisa ketemu sebentar? Ada yang harus aku bicarakan. Penting.

​Revan: Kenapa? Tumben. Aku ada kelas pagi. Di mana?

​Aku: Jangan di kampusku. Di taman dekat jembatan penyeberangan saja. Sekarang.

​Lima belas menit kemudian, aku sudah duduk di bangku taman, mencoba terlihat santai dengan buku di pangkuanku. Saat Revan tiba, ia langsung tahu ada yang tidak beres dari caraku duduk yang tegang.

​"Ada apa? Kamu kena marah Om Bimo, ya?" Revan langsung duduk di sampingku.

​Aku mengangguk cepat. "Lebih parah dari marah. Ayah tahu kamu menjemputku. Dan setelah Maghrib, Ayah membuat batasan baru."

​Aku menceritakan semua perkataan Ayah, terutama larangan keras untuk mengunjungi rumah Revan dan bertemu Mami.

​Wajah Revan berubah gelap. "Ayah melarangmu bertemu Mami?" Ia menghela napas panjang. "Aku mengerti Ayahmu. Dia hanya melindungi. Tapi ini tidak adil untuk Mami."

​"Aku tahu. Dan aku sudah berjanji pada Mami, Van. Aku harus tetap datang. Hanya sebentar. Aku harus menemukan cara." Aku menatapnya. "Aku berencana bilang pada Ayah dan Bunda kalau aku pergi ke toko buku dan akan mampir ke rumah Neli, padahal..."

​Revan memotongku. "Tidak, Indira. Jangan berbohong pada orang tuamu. Itu akan membuat Garis Batas yang kita pegang jadi kotor. Aku tidak mau itu."

​"Lalu aku harus bagaimana, Van? Mami merindukanku! Dan ini adalah janji. Jika aku mengingkari janjiku padanya, bagaimana aku bisa menepati janji untuk tetap kuat dengan agamaku?"

​Revan menatapku lama, kemudian matanya berbinar. Ia meraih tanganku—dan kali ini, sentuhannya tidak ditarik. Ia memegang ujung lengan bajuku, tidak menyentuh kulitku secara langsung, tetapi kontak kain itu saja sudah cukup mengirimkan sengatan.

​"Baik. Kita lakukan secara diam-diam. Tapi kita akan melakukannya dengan kode dan perencanaan matang. Kita akan bertemu Mami dengan cara yang paling aman, dan kamu tidak perlu berbohong tentang keberadaan kamu."

​"Maksudmu?"

​"Kita akan katakan pada Mami kalau kunjungan itu harus rahasia. Kamu akan tetap pergi ke toko buku dan rumah Neli, tapi kita akan mengambil waktu di sela-sela itu. Ini adalah tindakan menentang Ayah, Ra. Kamu yakin?" tanya Revan, sorot matanya kini penuh tantangan.

​Aku mengangguk tegas. "Aku harus menemui Mami. Demi dia. Demi batasan yang Ayah tidak mengerti."

​Inilah babak baru dalam hubungan kami: bersembunyi. Dan untuk pertama kalinya, aku dan Revan memutuskan untuk melangkah sedikit melewati Garis Batas Keyakinan yang memisahkan kami, bukan karena cinta, tetapi karena janji pada seorang ibu.

1
Suyati
cakep bunda nasehatnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!