Ragil yang sedang menyamar menjadi seorang duda dan laki-laki yang buta harus dipertemukan dengan seorang gadis yang menyebalkan baginya dan hampir saja membuat gagal rencananya.
"Sekali lagi kamu mengganggu saya. Saya akan m3m6unuhmu!" Ragil.
"Ayo kita menikah, Om duda!" Adele.
Ragil merasa geram karena Adele seperti tidak takut dengan dirinya.
Apakah Ragil akan berhasil dengan semua rencananya atau justru berakhir takhluk dengan gadis lugu seperti Adele yang sifatnya seperti anak kecil.
Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria_azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TERPIKAT
Clara lalu meninggalkan Ragil dan menunggunya di jalan depan supaya mereka tidak terpisah karena Clara belum sempat meminta nomor teleponnya.
Sedangkan Ragil yang bersembunyi dari Adele, masih terus diam memperhatikan dari tempat persembunyiannya.
"Kenapa Adele tidak kunjung pergi sih!"
"Bisa berantakan rencanaku," gerutu Ragil.
"Lho-lho. Kenapa Adele malah duduk di situ sambil makan permen."
"Argh. Adele!" gemas Ragil.
"Baru sekarang aku dipersulit sama seorang gadis SMA."
"Padahal para pebisnis hebat pada segan kepadaku, tapi aku malah kebingungan sendiri mencari cara terhindar dari Adele." Ucapnya berbicara sendiri.
Ragil lalu mulai berpikir dan akhirnya dia menghubungi Arfan yang kebetulan belum pergi.
"Iya, Tuan Ragil."
"Ambilkan tongkat saya yang ada di dalam mobil," perintah Ragil.
"Kamu ke sini dulu ambil kuncinya dan hati-hati jangan sampai ketahuan Adele. Mobilnya diparkir sebelah mobil saya," ucap Ragil.
"Baik, Tuan," jawab Arfan.
Arfan lalu menemui Ragil di tempat persembunyiannya untuk mengambil kunci mobil dan mengambil tongkat yang Ragil butuhkan.
Arfan harus sembunyi-sembunyi dari Adele dan akhirnya berhasil mengambil tongkat tersebut.
"Tuan ini tongkatnya," kata Arfan.
"Ayo bantu saya ke mobil. Clara sudah menunggu saya."
"Saya tidak mau rencana saya berantakan cuma gara-gara Adele yang idiot itu," ucap Ragil.
Arfan menganggukkan kepalanya, lalu dia membantu Ragil berjalan kearah mobilnya.
Seperti dugaannya Ragil, Adele pasti melihatnya dan sekarang sedang menyapanya.
"Om galak!" panggil Adele sangat ceria sekali.
"Jangan mendekat," gumam Ragil sangat pelan sekali tapi masih didengar oleh Arfan.
Sayang sekali doa Ragil tidak dikabulkan oleh Allah. Nyatanya Adele berdiri dari duduknya dan mendekati Ragil.
"Om Galak di sini juga," ucap Adele.
"Jadi Om ke sini bersama Om Galak. Kenapa saya tadi tidak melihat Om Galak?" tanya Adele kepada Arfan.
"Om Galak? Saya punya nama!" ketus Ragil.
"Adele tidak tahu nama Om Galak," jawab lugu dari Adele.
"Sudahlah tidak penting," kata Ragil.
"Minggir. Saya mau pulang dan masih ada urusan." Usir Ragil.
"Ayo, Arfan. Bantu saya masuk ke dalam mobil," ucap Ragil.
Arfan mengangguk, lalu membukakan pintu mobil untuk Ragil dan membantunya masuk ke dalam.
"Oh, jadi ini mobilnya Om Galak," kata Adele.
"Adele ikut pulang ya, Om."
"Rumah kita 'kan sebelahan." Kata Adele langsung masuk ke dalam mobil duduk di sebelah Ragil.
"Eh. Siapa yang menyuruhmu duduk di sini. Cepat pergi!" usir Ragil.
"Adele mau pulang." Ucapnya.
"Kamu pulang saja sendiri!" kata Ragil.
"Mobil Adele ban-nya kempes. Pak Riyan sedang mengambil ban cadangannya yang tertinggal di rumah."
"Jadi Adele ikut sama Om Galak saja ya," jelas Adele.
Arfan tidak bisa berkata apa-apa. Dia sendiri juga pusing dengan Adele. "Nggak!"
"Saya tidak mau memberi tumpangan kepada orang yang tidak saya kenal!" tolak Ragil.
Mata Adele sudah berkaca-kaca karena ditolak dan diusir oleh Ragil. Lalu dia ke luar dari dalam mobil dan menangis sesenggukan di pinggir mobilnya.
"Tuan Ragil." Panggil Arfan.
"Adele menangis," ucapnya.
"Argh. Adele membuat kepalaku pusing!" gerutu Ragil.
"Suruh dia masuk dan cepetan antar saya pulang," perintah Ragil.
"Lalu soal nona Clara bagaimana, Tuan?"
"Kita pikirkan nanti saja. Sekarang saya mau mengurus Adele dulu." Jawab Ragil yang merasa kasihan dengan Adele.
Arfan mengangguk, lalu mendekati Adele. "Ayo masuk, Adele."
"Tuan Ragil mau memberi tumpangan untukmu," ucap Arfan membuat Adele langsung tersenyum sambil menghapus air matanya.
"Beneran, Om?" tanyanya.
Arfan tersenyum sambil mengangguk kepadanya, lalu Adele masuk kembali ke dalam mobil dan duduk di sebelah Ragil di kursi belakang.
Sedangkan Arfan langsung masuk dan duduk di kursi sopir. "Jalan, Arfan," perintah Ragil.
"Iya, Tuan," jawab Arfan lalu dia tancap gas pulang ke rumah.
"Gara-gara Adele. Rencanaku berantakan!" gerutu Ragil di dalam hatinya.
"Baru kali ini aku melihat tuan Ragil peduli dengan seseorang, apalagi orang itu seorang perempuan," batin Arfan.
Bersambung ....
😁🤭🤭
ngk salah kamu dika
kurang sadis dek🤣🤣